Mari merasa sebentar jadi Sandra. POV SANDRA. Auden.Nama paling indah yang pernah kutahu. Sejak pertama kali melihatnya, tahu namanya aku jatuh cinta. Perasaan mendalam itu terus mengakar hingga berkerak.Bersamanya aku merasa apa itu jatuh cinta setiap detiknya, selalu menganggap dirinya malaikat yang Tuhan kirimkan.Dia selalu membuatku bahagia, alasan aku tersenyum setiap saat, satu-satunya laki-laki yang punya semua love language membuatku merasa wanita paling beruntung di belahan di dunia manapun.Hidup sempurna yang kujalani dan selalu diratukan membuatku tak lagi mengejar apa pun, aku telah punya segalanya, memiliki Auden dalam hidupku adalah kesempurnaan.Bagian terburuknya aku tidak pernah mengantisipasi akan mengalami patah hati terhebat seperti ini.Hanya satu laki-laki yang menempati ruang hatiku, saling jatuh cinta bersama, tumbuh bersama, mirisnya tidak menua bersama.Seumur hidup aku tidak pernah mengalami patah hati, atau terpuruk karena laki-laki hidupku selalu dir
Ayla sedikit risih dan tak nyaman dengan perhatian aneh yang tiba-tiba pria ini padanya. Auden benar-benar memperhatikan semua kebutuhannya.Terbiasa diabaikan dan tak pernah dianggap membuat Ayla serba shock. Sekarang dia mengerti kenapa Sandra begitu cinta pada suaminya karena laki-laki ini diajarkan untuk perhatian pada hal sekecil apa pun."Ibu hamil harus makan daging yang matang." Ayla hanya mendongak terdiam mengangguk kaku saat Auden sedang membuat steak untuk mereka berdua.Pria itu bolak-balik di dapur tanpa mengenakan atasan membuat matanya ternodai setiap saat. Sebenarnya dia begitu mengantuk dan tubuh terasa lelah karena digempur terus-terusan. Ayla yakin setelah makan ini tubuhnya akan digempur lagi."Ayo, Emme coba. Ini udah dimasak well done." Kepala Ayla masih mendogak sembari membuka sedikit mulutnya ketika Auden menyuapkan potongan steak yang dimasak manual."Nanti kita beli makanan frozen atau yang sudah jadi tinggal dimicrowace atau di-oven.""Kenapa?" tanya Ayla
Moer: Laki-laki punya naluri binatang untuk punya pasangan lebih dari satu. Look! Betapa lucunya mertua kesayangan membela anaknya. Sandra menggeleng dengan tangan terkepal membaca pesan dari ibunya."Naluri binatang karena dia memang binatang," maki Sandra menahan rasa mual. Benar-benar tak habis pikir, dan merasa seluruh dunia berubah."Dia memang tak punya akal. Apa tadi katanya? Punya pasangan lebih dari dua? Cih! Memangnya siapa yang sudi berpasangan dengan pembantu itu? Sudah miskin harta, miskin harga diri pulak! Benar-benar menjijikkan!"Wanita itu terus memegang tangannya merasakan seluruh tubuh yang merinding. Dua manusia paling menjijikkan yang pernah dia tahu.Dua manusia menjijikkan yang sama-sama tak punya harga diri.Sandra langsung menelpon ibunya dan Moer menceritakan pertemuan mereka. ____Delisha akan melakukan perjanjian temu dengan besan kesayangan soal permasalahan rumah tangga anak mereka.Sebuah blouse dengan aksen mawar yang halus dan indah yang membuat Del
"You've ruined my life you stupid bitch, I'm going to make sure you regret the day you met me, and I'm going to destroy you and your baby!""Jalang kecil munafik! Sok-sok pasang muka polos padahal merusak kebahagiaan orang lain."Ayla menggeleng, rasanya dia ingin berteriak tapi tidak bisa.Merasa keadaan di sekitarnya begitu gelap, Ayla sedang berlutut dengan kaki diikat, tangan diikat dan mulut disumpal. Hanya air mata yang keluar."Rasakan bagaiamana neraka dan yang kamu inginkan sekarang hanyalah kematian!" kata Sandra bengis dan dingin.Ayla menggeleng keras dan terus bergerak.Sak!Saat sebuah pisau panjang dikeluarkan membuat Ayla kian bergerak gelisah dengan tubuh gemetaran."Tolong! Tolong! Tolong!" Berkali-kali gadis itu meminta tolong berteriak dalam hati, tapi tak ada yang bisa menolongnya.Ayla menahan napas saat pisau dingin ditempelkan di pipinya."Kamu hanya tinggal nama jalang kecil dan bayimu yang tidak berguna itu!" Bisikan itu kian membuat Ayla berontak dengan air
"Oh shit!"Auden langsung melemparkan kertas berisi ice cream dan jajanan ringan yang barusan dia beli setelah melihat Ayla meringkuk tak berdaya di atas rerumputan."Arghhh! Sial!" Auden menjadi panik. Harusnya dia lebih peka pada gadis ini, karena dia tidak akan bicara apa pun, bahkan bahaya mengancam nyawanya, dia akan tetap diam."Hey!" tegur Auden saat memegang tangan Ayla yang begitu dingin seperti terkena air es, dan wajahnya begitu pucat."Kita harus ke rumah sakit."Ayla bisa mendengar, tapi samar-samar karena dia sudah tidak kuat dengan rasa sakitnya.Auden langsung menelpon ibunya, bahkan alarm mobilnya terus berbunyi karena dia lupa memasangkan seatbelt untuk Ayla."Mami ambil semua pakaian dan semua surat dokumen untuk persalinan, sepertinya Ayla hendak melahirkan." Auden melapor padanya."ALAMAK! OKAY, MAMI KE SANA SEKARANG. PASTIKAN DIA TIDAK KEKURANGAN CAIRAN!" pekik Delisha di ujung telepon.Tubuh Auden ikut keringatan karena panik dan juga tidak tahu cairan apa yang
Kini dia memandang dunia yang berbeda. Dulu, Auden hanya melihat Ayla sebelah mata.Gadis bodoh penyusah membawa sial dalam hidupnya dan merusak kebahagiaan sempurna yang dia rasakan bersama istri tercinta.Auden tidak pernah sebahagia ini, senyumannya terus melebar. Dia bahagia! Dia merasa hidupnya lengkap dan sempurna.Rasa bahagia dan sukacita yang tak tertandingi dan tak terbayangkan.Rasa takjub dan terkejut yang membuat Auden tidak bisa percaya bahwa akhirnya dia bisa menjadi ayah.Perasaan bangga yang tidak dapat diartikan dengan kata-kata.Dia begitu menyayangi bayinya dan juga Ayla. Apalagi pemandangan Ayla menyusui Eden adalah pemandangan paling indah yang pernah dia lihat.Rasanya Auden tak ingin bekerja dan melakukan pekerjaan lain, tapi hanya memperhatikan ibu dan bayi baru lahir itu. Begitu menggemaskan.Ayla menahan wajahnya yang memerah karena tatapan intens yang Auden beri padanya, dia belum terbiasa dengan tatapan itu.Gadis itu juga berusaha untuk menutupi payudaran
"Edde jangan diganggu!" tegur Ayla pada Auden yang mencolek-colek pipi bayi Eden karena gemas."Lagian dia tidur terus, tak mau bangun biar main bersama Edde!" Ayla menggeleng dengan jawaban tak masuk akal tersebut. Mana ada bayi satu minggu tahu main? Kerjaan dia memang tidur."Bayi memang kerjanya tidur."Auden terkekeh gemas. Menarik tubuh mungil Ayla, dan mengukung di pelukannya. Memeluk dari belakang sembari mencium kepalanya berkali-kali. Entah bagaimana dia berterima kasih pada gadis ini telah memberi sebuah keajaiban padanya."Edde tak sabar Eden besar, Edde mau ajak main bola, ajak balapan, diajarkan menyetir, dan kegiatan cowok lainnya."Ayla tersenyum menatap bayinya, awalnya dia menganggap kehamilannya hanya kesialan baginya, tapi lihatlah kini! Kehadiran Eden membuat kebahagiaannya meningkat lima ribu derajat. Ayla tidak akan pernah menyesal pernah hamil dan sekarang punya anak menggemaskan."Nanti kita cetak anak cewek biar Emme punya teman juga. Kalian bisa shopping bar
"Auden, berhenti bertingkah seperti anak kecil! Kamu bukannya yang melahirkan jadi harus kerja!" omel Delisha."Mami pulang sana! Menganggu acara main ayah dan anak," balas Auden tak mau kalah.Ayla yang melihat pemandangan itu hanya menggeleng melihat interaksi ibu dan anak dan juga generasi selanjutnya. Entah mau mereka apakan anaknya, Delisha dan Auden terus berebut siapa yang mau menggendong Eden.Akhirnya Auden mengalah, membiarkan ibunya menggendong Eden dan dia terus menganggu bayinya. Menowel-nowel pipi merah bayi itu, menggerakkan kaki mungilnya, memberi jari telunjuknya agar digenggam jari-jari mungil itu."Andai saja ini kartun, udah Edde makan kamu trus kamu jadi bayi lagi menggemaskan," gemas Auden dengan gigi gemelutuk menahan rasa gemasnya dan gigi yang hampir copot pada bayinya."Sudah jangan diganggu! Biarkan dia tidur dan tak rewel.""Sabar, Mami. Eden lagi main bola. Lihat ini." Auden menggerakkan kaki mungil Eden seolah sedang menendang bola, Delisha menarik napas