Gelas di meja terguling, isinya tumpah membasahi taplak meja,
Darto begitu terkejut, apalagi disampaikan di depan Mayang, walau sejatinya bisa dimaklumi, ibu kan tidak tahu keberadaan Mayang,
“Aduh Dar…reaksimu nggak usah berlebihan kayak gitu, sampai ibu ikutan kaget,” omel ibu
“Ah, iya bu maaf…” Darto kembali duduk
Darto duduk dengan tidak nyaman, Mayang meremas tangannya sangat kuat,
“Ini fotonya To…” ibu menyodorkan foto, seorang gadis bercadar
‘What…, bercadar,…tidak salah ini,…!’batin Darto, dahinya mengernyit melihat foto itu
“Dia anak sepupu ibu, namanya Ninik Wulandari, putri ketiga bu Hanifah, sepupu jauh ibu, anaknya cantik kog To…kamu nggak akan kecewa,” cerocos ibu
“Iya kak, anaknya cantik banget, sungguhan deh, kakak nggak akan nyesel,” timpal Darmi
Darto mengangguk membenarkan, walau kel
Seperti Janji kemarin Ibunya dan keluarganya datang lagi, menagih jawaban dari DartoMereka kembali duduk melingkar di sofa, rupanya keluarganya tidak main-main kali ini, mereka benar-benar mendesak Darto segera menikah,Darto sangat ngeri saat masuk tadi kakanya membisikkan ancaman, akan memberitahu ibunya kejadian di kamarnya kemarin kalau dia tidak bersedia, kan serem…Dengan menarik nafas Darto membuangnya kasar lalu dengan suara berat darto bilang“Baik bu, aku bersedia” ucap Darto dengan suara mantapKROMPYANG…TRANG…..TRANG… …TRANGMereka berempat terkaget, sontak berhamburan berlari kearah dapurDari arah dapur suara riuh benda berjatuhan, seperti ada yang sengaja membanting wajan dan beberapa panci bersamaanSamapai di dapur semuanya terbengong, wajan dan beberapa panci berserakan di lantai, untung tidak ada barang pecah belah yang jatuh,”“Bagaimana bisa
Guncangan tubuh itu makin keras, kemudian makhluk itu tampak sedang menuliskan sesuaatu di buku yang biasa di buat komukasi dengan Darto di tunjukkan tulisan itu ke wajah Darto <Aku tidak rela kamu menikah> bunyi tulisan itu Darto menghembuskan nafasnya kasar “Maaf, tapi aku harus menikah, aku harus berbakti dan membahagiakan ibuku, kau tenang saja, kita akan tetap berhubungan, bukankah tidak ada yang mengetahui dirimu, dan kamu juga tetap bisa tinggal di sini kan, aku janji aku akan adil” tutur Darto lembut, Diam tidak ada gerakan sejenak, <Beneran kamu akan adil, tidak mengusirku, aku takut kamu jatuh cinta padanya dan melupakanku> tulis mayang lagi “Janji…, aku akan tetap memperlakukanmu seperti biasanya, pernikahanku nantinya tidak akan merubah apapun, percayalah,” Darto mengucapkan dengan sungguh-sungguh ‘serasa poligami saja’ batin Darto tersenyum sendiri mengingat hal itu, jadi ingat lagu yang dipopul
Pagi hari itu Darto siap-siap kerumah ibunya, sesuai janji hari ini dia dan keluarga akan bersilaturrohmi ke keluarga sepupu ibu, kalo kata pak ustad itu namanya Ta’aruf,Di depan cermin dia mematut dirinya, berbalik ke kanan ke kiri memastikan penampilannya sudah makximal apa belum, merapikan rambutnya semaskulin mungkin dia tersenyum-senyum sendiri ketika melihat pantulannya di cermin‘kog aku deg-degan ya, kayak ABG ajah, padahal kan sudah menikah’‘Ups kapan aku menikah?’ kawin sih… sudah sama Mayang, tapi kalau nikah kan mau akan’ monolog Darto dalam hati sambil senyum-senyum sendiri‘Walaupun belum mengenal gadis yang akan dijodohkan aku juga harus menampilkan preforma yang terbaik kan, agar tidak malu-maluin keluarga.’ Batin Darto*kalau kawin itu tidak perlu akad, langsung tubruk saja seperti binatang, berbeda dengan Nikah, adalah janji suci dihadapan Tuhan.Kakiny
“tapi bapak ibu sekalian,… kami sekeluarga juga mempersembahkan sesuatu yang amat berharga…” kak Darman sedikit menjeda ucapannya, sedangkan orang-orang sudah konsen mendengar kelanjutan ucapannya“Waduh mas… ndak usah repot-repot bawa apapun, kedatangan mas dan keluarga sudah hal yang paling membahagiakan bagi kami sekeluarga, sebentar lagi juga kita akan satu keluarga, memang sih selama ini kita keluarga, tapi dengan adanya perjodohan ini maka ikatan persaudaraan lebih dekat dan kental, gitu lho…” cerocos bude sepupu ibu itu menjawab dengan gaya khasnya yang kemayu“Waduh bude, kami sudah kadung membawa Mas yang kira-kira beratnya enam puluhan kilo” kak Darman melanjutkan ucapannya“Ha….” hampir semua yang mendengarkan melongoTiba-tiba Kak Darman menarikku ikut bersendeku yaitu bertumpu dengan lutut, dengan senyum lucunya“Nah ini bapak ibu sekalian MAS yang
POV DARTOAku bener-bener kaget diluar dugaan, wajah itu sangat-sangat memukau, aku tidak percaya ini anak sepupu ibu, bukankah sepupu ibu yang ku panggil bude itu tidak begitu cantik, juga ayahnya tadi kuamati tidak begitu tampan, ya walaupun mereka sudah tua, setidaknya sisa kecantikan dan ketampanan harusnya masih ada bukan?Makanya aku tadi tidak banyak berharap wajah calon istriku itu cantik, paling juga tidak jauh-jauh dari ayah bundanya, siapa yang sangka di balik cadarnya itu tersimpan wajah rupawan, yang sungguh sangat mempesonaku, barangkali juga setiap pria yang normal pastinya akan mengakui kecantikannya, aku masih terbengong beberapa saat,“Sudah mas melihatnya?” kata Ninik lirih dan tersipu melihatku terus menatapnya tanpa kedip itu, membuatnya malu“aah_oh_sudah cukup,” sahutku gelagapan, aku sendiri menjadi kikukSuasana jadi hening kembali, keduanya dalam mode ada dalam pikirannya masing-masingNinik
“maksud mas?” dia mengernyitkan dahinya, tampak dia sedikit terkejut dengan pertanyaanku“Ya… kalau saja terjadi perceraian atau yang lainnya gitu deh,”“Memang mas ada niatan bercerai? Tanyanya spontan sambil memicingkan mata sepertinya dia agak tersinggung dan marah,“Oh, bukan begitu dek, itu semisal aja, kita kan tidak tahu jalan hidup kita kedepan seperti apa,” jelasku gelagapan dengan pembalikan kata tanya darinya“Kalau bagi mas sendiri menikah cukup satu kali, tapi kita semua kan tidak tahu kedepan seperti apa, siapa tahu dek Ninik tidak nyaman sama mas”“Oh itu… kita pasrahkan saja semua sama Allah, kita hanya menjalani semua takdir dengan ikhlas, ikhlas dengan yang sudah terjadi, ikhlas dengan yang sedang terjadi, dan ikhlas dengan apa yang akan terjadi, hidup nggak usah dibuat rumit, hidup akan berat kalau kita selalu khawatir dengan segala hal, kita ja
POV DARTOGROBYAK PRANG TANG TANG TANG….Aku terkaget, wah gawat, aku kembali ke kesadaranku, aku tau itu adalah Mayang yang sedang memberitahu kehadirannya, tidak biasanya dia berperilaku seperti itu, membanting sesuatu sepertinya pertanda dia sedang marah, seperti saat ibu kemari, dia menyampaikan rasa marahnya seperti itu, kebiasanya dia langsung memelukku dan langsung memagutku, dan biasanya dilanjutkan dengan bercinta, ya dalam setahun ini aku selalu bercinta dengannya hampir setiap hari,entah mengapa sesaat aku melupakannya sejak pulang dari acara ta’aruf tadi, mungkin dia bisa membaca gelagatku yang tidak seperti biasanya,“Mayang,…!,” seruku terkagetGegas aku berlari kesumber suara, ternyata di dapur,“Mayang…! Panggilku lembut,berharap dia menghampiriku seperti biasanya, dia selalu menmpel padaku setiap aku di rumah, kecuali dia sedang mengerjakan tugas rumah.“Mayang&helli
CKCKCKCKCKCicak-cicak di dinding menjadi saksi perbuatan laknat mereka***Hari persiapan pranikah, Darto lebih sering berada di rumah ibunya, dia harus stand Bay, apabila dibutuhkan biar cepat, sedangkan surat-surat untuk KUA juga diurusnya sendiri, dari RT, RW, Lurah, sampai KUA.Sedangkan yang menyangkut acara di handel oleh adiknya, dari Dekor, Perias Manten, sedangkan ibu kebagaian ngurus segala hal yang menyangkut hidangan atau permakanan, tidak ketinggalan, Kakaknya Darman dapat tugas menghubungi sanak keluarga, membuat undangan, kata orang jawa saat mantu itu ibarat, NGUMPULKE BALUNG KECECER alias moment mengumpulkan sanak saudara.“Darto, bagaimana baju-bajunya?, apa sudah kamu tanyakan sama mbak Monic, sudah apa belum jahitnya?” tanya ibu sedikit ada rasa khawatir kalau-kalau meleset jadwal jadinya.“Iya bu, aku hubungi Ninik dulu, kami akan lihat bersamaan kesana, rencananya nanti siang” jawab Darto