Wajah Darto semakin mendekat, Ninik semakin gemetar, semakin dekat...semakin dekat... Nafas Darto sudah terasa menyapu wajah Ninik, Ninik terpaku diam, matanya terpejam, dia pasrah menunggu apa yang akan dilakukan Suaminya
Nafas Darto sudah memburu, dia terus merangsek mendekat pada Ninik, saat bibirnya sudah menempel di bibir Ninik
“Tunggu Dulu!!” teriak Ninik
Darto yang Gai***nya sudah diubun-ubun kaget oleh teriakan Ninik, mata yang tadi sayu terbuka lebar, dia bengong dengan aksi Ninik, tapi Ninik tersenyum manis, ekspresi apa itu, Darto mengernyit,
“Mas...Mas belum berdoa...”
DEGG
Meski suara Ninik yang lembut, membuat Darto kaget juga,
“Oh_eh_ya, memang pakai Doa apa Dek?” tanaya Darto,
Tentu saja dia bingung, dia kan tidak pernah mondok seperti Ninik, dan ngajipun Cuma ngaji di tetangga kampung ibunya tinggal, jadi tidak sampai mendalami syariat yang mendalam
Ninik Terseny
Semua keluarga berkeliling lesehan di Ruang keluarga, ada aneka hidangan untuk sarapan, Ayah, Ibu dan juga kakak-kaka Ninik bersama pasangannya, juga keponakan-keponakan sudah berkumpul untuk sarapan, suaranya sangat riuh, bersenda gurau, mumpung lagi kumpul, mereka semua menikmati makan bersama keluarga besar, Ayah Ibu Ninik terlihat bahagia, melihat tingkah polah cucu-cucunyaSementara di dapur masih banyak orang yang bantu-bantu membersihkan sisa-sisa pesta kemarin, juga mengepak-ngepak barang-barang yang hendak dikemabalikan ke gudang milik kampung, karena barang-barang itu milik Kas Kampung, di pergunakan untuk keperluan warga termasuk hajatan seperti saat ini.Sura gaduh besi ditumpuk-tumpuk datang dari luar halaman, di mana beberapa orang sedang membongkar tenda,“Buk, Ninik dan suaminya kog belum keluar yah?” Kak Ayu nyeletuk ditengah mengunyah makanan,“Huss!” kamu kan juga begitu waktu kemantin baru,” sahut ib
POV DARTO Aku sedikit kaget dengan kata-kata Kang Mansur, aku jadi tertarik juga mengamati Kucing itu, benar juga, kucing itu memandangku tajam, seperti ada sinyal atau gelombang yang tidak bisa dilihat tapi aku merasaka sesuatu itu, sejenak aku terpana dengan tingkah Kucing itu, Kucing Hitam, dengan matanya berkilau terkena cahaya lampu, ekornya naik tinggi, Kulihat Kang Mansur masih setia mengamati kucing itu, “Mas Darto, aku kog merinding ya, melihat Tingkah Kucing itu, memang ada apa dengan diri Mas, kog segitunya melihat sampean, lihat dia tidak bergeming” Kang Mansur berbisik padaku Aku memandang Kang Mansur, ekspresinya sedikit merasa seram “Iya kang aku, aku tidak tahu mengapa, aku juga jadi merinding Kang” Jaka yang sedari tadi fokus dengan Hand Phonnya, tapi juga mendengar kasak-kusuk dua pria di depannya ini, jadi ikutan penasaran, dia mengamati Kucing Hitam itu, benar juga, Kucing itu memandang tajam satu arah, tidak berked
POV DARTO“Humairah aku hanya pergi sebentar, memeriksa Bengkel, kalau saja kamu boleh ikut, maka ikut saja” Ninik menggeleng manja dalam dekapanku“Cepat pulang yang Bi... kalau perkerjaanya sudah selesai,” tutur Ninik manja, tak disangka sisi lain dari seorang Ninik, manja sekali, tapi aku suka,Kalau sudah berdua begini serasa Dunia milik berdua yang lain Kontrak, hihihihiAku juga sangat candu dengan bau tubuh Ninik, rasanya ingin selalu menempel begini, apa memang yang pernah diceritakan anak-anak (Karyawan) benar adanya, masih kemantin baru mah gitu, tak mau pisah barang secentipun, entar kalau sudah punya anak, ceritanya akan beda... itu kan cerita anak-anak, kalau bagiku sendiri sih akan menyayangi Ninik dan ingin romantisan begini sampai maut memisahkan. Kueratkan dekapanku, terasa nyaman“Ayo Mas, sarapan dulu, ditunggu yang lain” Ninik tersadar, Ninik masih juga kadang memanggil Mas, dia masuk kamar ta
POV DARTOAku terdiam dengan usulan Mayang, bagaimanapun rasa sayang juga kepada Mayang, dia telah membersamaiku selam satu tahun, masak aku setega itu mengusirnya, tapi kalau dibiarkan di rumah ini bagaimana dengan Istriku yang kini benar-benar menguasai seluruh cintaku, sedang dengan Mayang itu hanya sebatas hubungan simbiosis mutualisme, yaitu hubungan saling menguntungkan, walau ada sedikit rasa sayang, itu tak lebih karena seringnya bersama-sama, tapi sungguh aku hanya ingin menghabiskan hidupku dengan damai sampai ajal menjemput hanya dengan Ninik, tapi sungguh ada setitik juga di hati tempat untuk Mayang, makanya aku jadi bimbang,<Bang, aku kan nggak terlihat, aku rasa tidak mengapa istrimu tidak akan tahu keberadaanku, aku mohon Bang,>“Baiklah Mayang, aku setuju, tapi ku peringatkan dirimu, jangan sekali-kali buat ulah dan mengganggunya, aku akan tegas padamu atau siapapun yang mengganggunya akan berhadapan denganku, bagaimanapun dia Istrik
“Mas,” Seru Mbok Nah, pemilik warung sebelah, memang di sekitaran Bengkel banyak warung berjejer, daerah sini disamping dekat dengan Masjid, juga dekat dengan pabrik Garmen, sehingga sangat ramai, kalau pada saat makan Siang, “Ya Mbok” jawabku kepada mbok Nah yang kini berdiri dihadapanku, nampak nafasnya masih ngos-ngosan, “Aduh Mas, Nikah gak undang-undang, Mbok kan juga pingin lihat Mas Dasrto Menikah toh...” tutur Mbok Nak masih dengan suara tersengal “Ah Mbok, maaf, mbok, bukannya tidak ingin menjak Mbok, tapi kan resepsinya di rumah Mertua, nggak enak kalau ngakakin orang terlalu banyak, maaf Mbok ya?” “Oh gitu, nggak apa-apa Mas, Oh ya...mana istrinya,?” tanya mbok Nah “Tidak ikut Mbok, dia belum boleh keluar rumah kata mertua” “eh, itu benar Mas, Kemantin baru itu dilarang keluyuran nanti di makan grandong” Aku hanya tersenyum, tidak menanggapi ocehan mbok Nah lagi, keburu sore nanti, “Maf Mbok, saya pamit, mau
POV AuthorDarto terkaget, dia segera berlari ke arah suara, suaranya di bawah jendela kamar sepertinya, dia mendekat, dililhatnya dua Kucing gelut, dia jengkel sekali, mengagetkan saja, Kucing kalau mau kawin memang bikin bising, yang Betina sok-sokkan nggak mau, yang Jantan maksa, Kalau yang Jantan putus asa meninggalkan Betinanya, eeeh Betinanya yang gantaian ngejar si Jantan, aaaah dasar Kucing... Darto menggerutu sendirianHUS_HUSDarto menggesah kedua Kucing itu, dia tidak ingin tidur istrinya terganggu, nampaknya kedua Kucing itu tidak bergeming, bahkan kini saling berhadap-hadapan, dengan suara khas Kucing Honry, ““waduh rayuan si Jantan sudah mengena nih, wah jangan sampai kawin disini deh... emang Hotel... “ Darto memercikkan air, dan efektif, kedua Kucing itu lari,“Berdosa nggak yah, memutus tali silaturohmi begitu” terlintas dipikiran Darto begitu, hihihi dia terkekeh sendiri dengan pemikirann
Darto semakin jengah dengan tingkah gadis tak tahu malu ini“Mas Jangan malu-malu, kita melakukannya diam-diam” ucap gadis itu dengan suara yang mendayu niat sekali menggoda DartoDarto tersenyum miring “Maaf mbak, anda bukan selera saya” tandas Darto sangat tegas dan berlalu dari situ“What...!” gadis itu menggeram sendiriDarto berlari masuk ke kamar, dia bergidik dengan gadis genit itu, “amit-amit kog ya ada gadis nggak tahu malu kayak gitu”Dilihatnya Ninik masih tidur, didekatinya Ninik dan ikut berbaring dissampingnya, tiba2 Ninik menggeliat, dirasakan disampingnya ada tubuh seseorang membuatnya membuka mata“Eh Mas... ikutan tidur” suaranya serak khas bangun tidur,“Iya” boleh khan,Tanpa berkata-kata Ninik memeluk Darto, mereka terlelap***Mobil sudah berhenti sempurna di garasi mobil rumah Darto, sudah saatnya Darto memboyong Ninik, setelah
Sepeninggal Ayah Ibu dan Kak Jaka, kini tinggal berdua, Ninik terlihat matanya masih sembab, Darto merangkul sambil mengelus-elus pundaknya,“yuk kita masuk...” ucap Darto lembut“Setiap minggu kita akan mengujungi Ayah Ibu, kan dekat saja,” hibur Darto,“Iya Bi... “ Ninik segera beranjak masuk diikuti oleh Darto,Usai Maghrib dan menjalankan kewajiban Muslim, mereka berdua Nonton TV, sambil menunggu Isak,“Mau kemana Humairah...?” seru Darto sambil mencekal tangan Ninik“Mau masak Bi, untuk makan Malam...” sahut Ninik“Tidak usah masak, nanati kita beli di luar aja, sambil jalan-jalan” Darto menarik Tangan Ninik sampai terhuyung jatuh di pangkuan Darto, Ninik yang langsing, dan tingginya hanya sepundak Darto terasa mungil de dekapan Darto“Ih Bi... kita belum sholat Isak...!” seru Ninik“Lha... kita memang mau ngapain...” uja