“Ya, jangan besok lah, Pak!” sanggah Kia cepat, “Mommy Pak Gery juga masih di rumah sakit, seenggaknya kita tunggu sampe Mommy mendingan,” lanjutnya, mengingatkan.Dan Gerry hanya mendecih. Bukan pada perempuan yang baru saja melamarnya, tapi saat membayangkan apa yang sedang Mommynya lakukan saat ini. Pastinya wanita itu biasanya sedang mendengarkan laporan asisten pribadinya mengenai omset dari berbagai tempat usaha yang mommynya miliki.“Terus elu maunya kapan? Nunggu Mommy sembuh?” tanya Gery dengan malas, ya dia kini sudah malas membahas pernikahan yang hanya akan seumur jagung, atau mungkin seumur toge, entahlah.“Yang aku pikirin, gimana bilangin ya ke Mommy kalau kita ngasih tentang hal ini. Dia pasti curiga denger kita tiba-tiba niat nikah.”'Kagak bakal kaget lah Julehaaa, orang ini juga rencana Mommy gue.'“Bilang aja, tiba-tiba kamu jatuh cinta sama saya, jadi pengen ngawinin saya,” jawabnya asal.“Idih, idih. Ogah amat. Dimana harga diri aku sebagai cewek kalau Pak Gery n
Mommy Rossi terlihat terkejut saat mendengar berita yang disampaikan putranya dan Kia yang sore itu datang bersamaan, mengenai kedekatan mereka dan rencana menikah yang keduanya sampaikan. Meski semua itu hanyalah akting yang sedang wanita tua itu lakoni.“Jadi sejak kapan kalian pacaran?” tanya Mommy Rossi dengan wajah masih terlihat tak percaya. Wanita tua itu memang patut mendapat piala citra atas peran yang sedang ia perankan. Tak lupa sang sutradara kawakan, Kimmy yang sangat berperan penting dalam drama ia sutradarai.“Gimana ya ngomongnya?” Kia mulai gugup menjelaskan kebohongannya. “Sebetulnya kita gak bisa dibilang pacaran, cuma emang kita mulai deket sejak aku kerja di kantor,” jawabnya dengan gemuruh dalam dada. Ini adalah kebohongan pertama dalam hidup Kia, dan itu sungguh membuat hatinya tidak nyaman.“Kok kalian gak pernah bilang ke Mommy kalau kalian emang deket selama ini?” Kali ini Mommy Rossi memasang wajah kecewa. “Maaf, Mom. Bukan maksud aku nyembunyiin hal ini da
Malam pun berlalu dengan begitu cepat, Kia dan semua anggota keluarganya langsung sibuk mempersiapkan untuk menyambut hari esok. Apalagi jika bukan hari kedatangan keluarga calon besan yang akan melamar gadis cantik bernama Zaskia Sameera. Dan hal itu membuat para tetangga julid kian penasaran, tentang siapakah gerangan pria yang akan melamar kembang desa di kampung mereka, melihat begitu indahnya dekorasi di kediaman Kia. Karena hanya untuk sekedar untuk acara lamaran Kia dan keluarganya hingga menyewa tenda berukuran besar dengan dekorasi yang tak ubahnya seperti dekorasi pernikahan.(Percakapan dalam bahasa Sunda)“Ini mau nikahan apa lamaran Ceu?” tanya salah seorang tetangga yang ikut bantu-bantu masak.“Lmaran atuh, tapi katanya sambil langsung nentuin tanggal,” jawab Ibu dengan wajah penuh bangga. Setelah semalam ia berbicara cukup lama dengan calon besan perempuannya, yang terdengar sangat bahagia menjadikan putrinya sebagai menantu di keluarga mereka. Ibu jadi tak ragu lagi
Warga kampung dibuat heboh saat melihat iring-iringan mobil mewah memasuki perkampungan tempat tinggal mereka, yang ternyata menuju kediaman Kia.Ya, meski mereka sudah memprediksi bahwa bakal calon suami Kia berasal dari keluarga kaya, melihat betapa indahnya dekorasi yang terpasang.Semua orang tak menyangka jika calon suami Kia begitu kaya raya, melihat deretan mobil mewah yang terparkir di tanah lapang yang dekat rumah Kia, bisa mereka simpulkan jika kekayaan calon suami gadis itu jauh melebihi kekayaan H. Sadeli juragan beras yang ada di kampungnya, ataupun H. juded si juragan ayam potong. Dan puncak keterkejutan mereka adalah saat para tamu yang datang bersama calon besan keluar satu persatu dari dalam mobil, wajah-wajah internasional bertebaran di acara lamaran Kia, si Kembang Desa. Mulai dari wajah bule dengan rambut pirang milik Satria, wajah khas Timur Tengah yang dimiliki Thomas, dan wajah Chinese milik Gerry sang calon suami dan keluarganya. Ditambah lagi bingkisan-bingk
Setelah acara tukar cincin, yang adalah inti dari acara tersebut, para tamu undangan terutama para calon besan dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang tersedia. Sebab acara penentuan tanggal pernikahan, akan mereka bahas secara pribadi setelah acara ini usai.Awalnya Kia sedikit malu saat melihat hidangan yang tersedia di meja prasmanan, meski ada beberapa menu masakan yang ia pesan tersaji di sana seperti iga asam manis, udang galah saus padang, dan menu beef teriyaki, tapi melihat di stand lainnya menu yang dihidangkan saat itu, cukup membuat Kia sedikit malu. Namun rasa rendah dirinya seketika lenyap, melihat para tamu malah antusias dengan menu yang sebetulnya diperuntukan untuk tamu lokal, malah membuatnya sedikit bangga. Karena ternyata para tamu lebih memilih menu masakan Sunda yang tersaji.“Om Mas, makan apa itu?” tanya Sachee melihat makanan yang menurutnya cukup aneh, karena baru pertama kali ia lihat.“Panggil Oncle aja, Omas, Omas,” gerutu Thomas pada keponakannya. “
Meski tak enak hati, tapi ibu Kia tak langsung mengiyakan permintaan calon besannya, walaupun pernikahan putrinya nanti hanya sebatas menikah saja tanpa resepsi besar, tapi kan tetap saja semua itu harus dipersiapkan dengan baik, dari segi apapun. Setelah acara pertunangan yang diselenggarakan siang itu, Kia pun ikut kembali ke Jakarta untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai sekretaris namun rasa pemimpin redaksi yang selama beberapa bulan ini ia alami. Meskipun kini Kia sudah menjabat sebagai calon istri Gerry, tapi pria berkulit putih itu tetap saja memperlakukan Kia seperti biasanya. Tak ada yang spesial, bahkan kini kesibukan Kia semakin bertambah karena dia harus bolak-balik butik untuk mempersiapkan baju pengantin yang akan ia pakai nanti. Dan beberapa kali ia harus mengunjungi toko perhiasan untuk memesan cincin kawinnya, karena Gerry yang menyebalkan begitu sulit sekali mendapatkan kriteria cincin kawin yang cocok.Jam makan siang akan segera tiba sekitar 15 menit lagi, sambil
“Dia pikir dia cowok paling oke apa? Meski cowok idaman gue itu setipe oppa-oppa, tapi gue masih sadar betul elu cuma engkoh-engkoh.” Kia terus bersungut-sungut dari dalam lift. Sepertinya dia tidak sadar bahwa ada beberapa penumpang lain yang mendengar gerutuannya.Ternyata Hans sudah menunggunya di lobby, dengan seutas senyum, pria berlesung pipi itu bangkit dari tempat duduk untuk menyambut Kia.“Sorry, nunggu lama ya?” Kia merasa tak enak hati, padahal tadi ia segera pergi setelah jam makan siang dimulai tapi tetap saja membuat Hans menunggunya.“Gak juga, aku juga baru nyampe sini,” bualnya. Padahal kenyataannya sudah sejak 30 menit yang lalu ia duduk di kursi itu. “Kita jalan?”“Yuk.” Kia menyelaraskan langkahnya meski tetap menyisakan jarak aman.Setibanya mereka di restoran sushi yang Hans maksud tadi, pria itu langsung menyebutkan nomor meja yang sudah ia pesan. Hans memang salah satu tipe orang yang enak sekali diajak ngobrol dan saling bertukar pendapat, wawasan pria itu am
Dengan alasan pekerjaan, Gerry meminta Kia untuk ikut mobilnya. Sepasang calon pengantin itu memilih untuk beranjak dari kursi mereka selepas Hans pergi. Senyum Gerry yang ia tampilkan di depan Hans, seketika luntur bersamaan dengan menjauhnya mobil Hans dari pandangan mereka.“Mommy minta kamu makan malam di rumah.” Seraya menyodorkan kunci mobilnya pada si calon istri, dengan cara yang sangat jauh dari kata romantis.“Maksudnya apa ini?” protes Kia.“Kamu yang bawa mobil, saya capek banget,” keluh Gery sambil memijit-mijit tengkuknya yang sebetulnya tak terasa pegal sedikitpun.“Capek ngapain? Harusnya yang ngeluh cape itu saya, bukan Pak Gerry. Dari kemaren aku lembur sampe malem, berangkat pagi dan langsung nyiapin sarapan plus kopi buat orang yang sebetulnya gak punya kerjaan. Lanjut meeting pagi, terus ngerjain tugas yang harusnya Pak Gerry kerjain. Terus Pak Gerry ngeluh capek, abis ngapain?” Kia tak langsung menyambar kunci mobil sang bos, yang merangkap menjadi calon suami s