BAB 17 CERITA CALVIN"Ini milik siapa?" Talisa menenteng plastik bening berisi peralatan makeup wanita ke hadapan Calvin."Milik ibuku!"Talis terkejut, tentu Talisa masih ingat dengan cerita nyonya Maria mengenai ibu Calvin yang telah kabur meninggalkan suaminya, sampai akhirnya ayah Calvin bunuh diri."Aku memerlukan sampel DNA-nya."Talisa masih heran. "Dimana ibumu?"******Beberapa bulan yang lalu ketika Calvin baru pindak ke Indonesia, tiba-tiba seorang wanita menghadang Calvin di depan pintu loby dan mengaku sebagai ibunya."Aku tidak memiliki ibu!" Jawab Calvin dengan nada dingin.Wanita berbadan kurus pucat itu langsung mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya."Mungkin kau tidak mengenaliku, tapi pasti kau mengenali cincin ini!"Tentu Calvin mengenali cincin pernikahan dalam foto kedua orang tuanya."Aku hanya ingin bertemu denganmu!"Calvin memperhatikan lebih teliti dan entah kemiskinan atau penyakit yang telah membuat wanita di hadapannya itu jadi sangat berbeda dengan yan
BAB 18 KEMARAHAN CALVINJadi sebenarnya Calvin sudah tahu ayahnya tidak mati bunuh diri, tapi Calvin pilih bersikap tenang untuk diam-diam menyelidiki persekongkolan orang-orang di sekelilingnya. Selama ini Calvin hanya terus memantau dan harus menahan kemurkaannya agar tidak meledak."Aku akan segera membereskan semua ini!"Sekarang Calvin membutuhkan sampel DNA dari ibu kandungnya. Karena setelah kemarin Calvin gali lagi kuburnya, tubuh Lorna telah Calvin tenggelamkan ke laut untuk dia lenyapkan."Aku mencemaskanmu!"Talisa semakin cemas begitu tahu sekeji apa musuh-musuh Calvin, mereka tega membunuh keluarga sendiri hanya demi saling menguasai harta."Aku tida mau kehilanganmu!" Talisa sangat takut kehilangan Calvin, dia menahan Calvin yang hendak pergi."Kau tidak perlu cemas, aku akan segera menyelesaikan mereka semua!"Calvin terlihat sangat yakin dengan segala rencananya, tapi apapun bisa tiba-tiba terjadi diluar dugaan. Karena itu Talisa tetap menggeleng."Tolong jangan pergi!
BAB 19 SIFAT KERAS CALVINBegitu mendengar suara mobil Calvin kembali, Talisa langsung berlari menuruni anak tangga untuk menyambutnya di garasi. Talisa SUDAH benar-benar tidak sabar karena terus dibuat cemas sejak Calvin pergi."Calvin!" Talisa luar biasa terkejut melihat kemeja Calvin yang sangat kotor, bukan cuma kotor oleh percikan air dan tanah kecoklatan, tapi suga percikan darah yang membuat Talisa semakin takut."Apa yang terjadi?" Talisa berlari memeluk lelakinya. "Apa kau terluka?"Talisa juga langsung sibuk meraba ke sekujur lengan Cavin dan dadanya yang berdebar hangat."Aku sudah berjanji untuk pulang untukmu!" Calvin cuma merunduk untuk mengecup dahi Talisa.Talisa lanjut menelusuri tubuh lelakinya yang sangat kotor untuk terus dia periksa. Sepertinya memang tidak ada luka berarti, tapi percikan darah di kemeja Calvin masih membuat Talisa takut"Kau harus mandi!"Talisa menarik tubuh kaku Calvin agar ikut bersamanya. Talisa membawa Calvin ke kamar mandi, menguraikan k
BAB 20Pagi selepas Calvin pergi, Talisa turun untuk membuat minuman hangat. Biasanya Talisa membuat teh hijau dengan lemon. Ketika Talisa berjalan melalui depan mesin pembuat kopi, Talisa baru ingat jika pagi ini dia belum membuat kopi untuk Calvin. Biasanya Calvin akan membuat kopi sendiri bila Talisa lupa. Tapi sepertinya pagi ini Calvin sedang tergesa-gesa karena Talisa juga tidak melihat bekas cangkir.Tiba-tiba Talisa malah iseng untuk membuat kopi untuk dirinya sendiri. Talisa juga mengikuti selera Calvin, kopi tanpa krimer dan tanpa gula. Talisa memperhatikan cairan hitam pekat mengucur ke cangkirnya yang langsung mengepulkan uap panas, aromanya saja sudah membuat Talisa rindu.Talisa bukan rindu pada aroma kopi, tapi rindu pada seseorang yang biasa dia buatkan kopi seperti itu. Padahal Calvin juga baru pergi beberapa menit Talisa sudah rindu. Diam-diam Talisa tersenyum karena mengingat perbuatan mereka sepanjang malam. Istri yang berhasil dibuat bahagia, pasti bakal terus mer
BAB 21 SEMUA KACAUTalisa segera menguyur tangannya yang terkena percikan air kopi panas ke bawah kran air mengalir, rasanya jadi panas terbakar di permukaan kulit. Talisa berdesis-desis untuk menahan denyut perih sambil terus berdoa semoga kulitnya tidak melepuh. Air dingin mengurangi sakit untuk sejenak, tapi belum juga mereda saat tiba-tiba ponsel Talisa berbunyi. Benda pipih merah muda itu terus bergetar di atas meja dapur agak jauh dari posisi Talisa berdiri. Talisa coba merentangkan tangannya yang tidak sakit untuk menggapai sambil mempertahankan tangan yang lain agar tetap berada di bawah air.Talisa nampak kerepotan untuk sekedar meraih ponsel, tapi begitu nyaris berhasil dia gapai, panggilannya malah berhenti. Karena panggilan teleponnya telah berhenti, Talisa lanjut menguyur punggung tangannya di bawah kran tanpa memeriksa siapa yang tadi menelpon. Kira-kira baru setengah menit ponsel Talisa berbunyi lagi."Ah ...!" Talisa terkejut dan buru-buru lebih cepat untuk meraih pons
BAB 22 SALING CURIGA"Cepat kemari!"Daren minta Tamara untuk datang ke tempat persembunyiannya. Waktu itu Tamara masih belum tahu dengan apa yang telah menimpa Daren. Tamara terkejut luarbiasa ketika melihat Daren berbaring tidak berdaya di atas ranjang."Apa yang terjadi?"Tamara melihat kedua pangkal kaki Daren masih di bebat perban."Calvin menembak ku!" Daren langsung memberitahu dengan bibir berdesis."Bisa kuperiksa?"Tamara seorang dokter bedah tapi Daren langsung menggeleng."Pelurunya sudah diangkat, tidak mengenai tulang."Tamara ikut lega meskipun dia tidak sepenuhnya menyukai sifat Daren."Lakukan apapun agar aku segera bisa berjalan!"Seharusnya Tamara lebih tahu."Sepertinya kau harus istirahat total jika ingin segera pulih.""Berapa lama penyembuhannya?" Daren sudah tidak sabar."Minimal dua bulan.""Calvin terkutuk!" Daren kembali mengumpat. "Aku bersumpah akan segera membalasnya!"Ketika melihat Daren menggebu-gebu ingin segera membalas dendamnya tiba-tiba Tamara sad
BAB 23 CALVIN MENGHILANG DARI SEMU ORANG.Calvin Alexander tiba-tiba menghilang, membuat semua musuhnya panik."Apa kau sudah mendapat informasi?" Tamara kembali bertanya pada Daren untuk yang ke lima belas kalinya."Calvin masih menghilang!" Daren sama sekali tidak dapat melacak keberadaan Calvin."Aku yakin Calvin sengaja dibuat menghilang untuk menutupi kondisinya." Dugaan Tamara tidak sepenuhnya salah karena sama halnya dengan Daren yang sedang bersembunyi dalam masa pemulihan. "Masalahnya kita juga tidak tahu Calvin selamat atau tidak?" Tamara terus risau karena sekarang dia jadi benar-benar berharap Calvin sudah mati karena racun. Mereka juga sama-sama tidak tahu dan masih terus menduga-duga siapa sebenarnya yang telah memberi racun ke dalam minuman Calvin. Semua informasi yang Daren dapatkan dari para karyawan Cabin masih simpang siur."Jika benar pelakunya Katrina, kita harus lebih waspada!" Daren memperingatkan Tamara. "Kita belum tahu apa rencana mereka selanjutnya.""Ak
BAB 24 MEREPOTKANTubuh Talisa masih gemetaran karena takut dan tidak siap melihat dua garis merah."Bagaimana bila aku benar-benar hamil?"Saat itu juga Calvin langsung menelpon Robin."Robin cepat kirim helikopter ke mari!"Calvin memanggil helikopter untuk membawa Talisa ke rumah sakit terdekat. Calvin benar-benar tidak sabar untuk memastikan kehamilan Talisa."Kita mau ke mana?" Talisa masih bingung."Kita ke rumah sakit!"Talisa benar-benar takut hamil dalam kondisi kurang kondusif seperti ini."Aku benar-benar takut hamil, Calvin!""Kau istriku, apa masalahnya bila kubuat hamil!"Calvin tetap membawa Talisa ke rumah sakit. Setelah yakin Talisa benar-benar hamil Calvin juga langsung membuat keputusan tegas."Kau harus bersembunyi!"Calvin tidak mau kelurganya sampai tahu jika Talisa sedang hamil. Pastinya Calvin sudah sangat waspada mempersiapkan seluruh pengamanan untuk Talisa."Apa kita tidak bisa bersembunyi di sini saja?" Talisa masih ingin berlibur di pulau."Tidak, di si