Ayo pembaca yang suka cerita pernikahan kontrak, romantis, lucu, juga penuh misteri menegangkan. Talisa yang pemberani dan agak konyol, bertemu Calvin yang dingin dan kaku. *** Karena sebuah kejadian tidak terduga, Talisa terpaksa menandatangani kontrak pernikahan dengan Calvin Alexander, seorang billionaire bersifat dingin dan sangat misterius. Talisa yang berasal dari lingkungan miskin tiba-tiba dibawa pulang ke rumah megah kelurga Alexander yang ternyata juga penuh drama manusia-manusia licik. Bisakah Talisa bertahan di tengah keluarga Calvin yang super kaya raya dan terus ingin menyingkirkan Talisa? Beruntung Talisa juga berasal dari lingkungan yang tahan banting, pandai berkelahi dan tidak mau kalah. Walaupun cuma pernikahan kontrak, Calvin Alexander benar-benar mendapatkan istri yang tidak mudah disingkirkan oleh keluarganya yang serakah.
Lihat lebih banyakCalvin Alexander yang baru dua bulan bercerai tiba-tiba datang ke acara ulang tahun neneknya dengan membawa istri baru yang kabarnya dia pungut dari tempat hiburan malam. Seketika keluarga besar Calvin heboh dan neneknya sempat jatuh pingsan.
"Apa kau tidak bisa memilih wanita baik-baik?" "Memangnya apa yang tidak baik dari istriku?" Calvin berdiri tenang menghadapi neneknya yang sedang naik pitam. "Lisa cantik, muda, dan masih perawan saat aku mendapatkannya!" "Carilah wanita yang sederajat denganmu!" Nyonya Maria melempar tatapan tajam pada cucu kesayangannya. "Untuk apa? Aku tidak butuh harta dari istriku!" Sebagai pewaris tungal dari kekayaan keluarga Alexander, Calvin sudah terlampau kaya raya. "Paling tidak carilah wanita yang pendidikannya dapat mengimbangimu!" "Aku tidak butuh wanita cerdas tapi pandai berkhianat!" Calvin mengingatkan sifat mantan istrinya. "Bayangkan jika kau membawa wanita itu di dalam pergaulan kita!" Nyonya Maria melotot lebar. "Wanita miskin tetap tidak sepadan denganmu!" "Aku bisa membelikan barang mewah apa saja untuk istriku agar dia terlihat setara dengan kalian semua!" Calvin sama sekali tidak mau kalah argumen dengan neneknya. "Wanita seperti itu hanya akan menginginkan hartamu!" Nyonya Maria sampai menunjuk tegas ke wajah Calvin. "Aku punya banyak harta, Lisa bisa minta apa saja dariku!" Calvin Alexander sama sekali tidak bodoh, dia hanya keras kepala karena sakit hati. Pernikahannya kali ini adalah bagian dari sebuah rencana berbahaya untuk membalas semua orang yang telah berkhianat di belakangnya! ****** SATU BULAN SEBELUMNYA BAB 1 TALISA Sudah empat tahun Talisa ikut merantau ke Jakarta bersama abangnya. Dengan ijazah setara SMU, Talisa cuma mendapat pekerjaan sebagai kasir minimarket yang gajinya hanya cukup untuk bertahan hidup sampai akhir bulan. Talisa tidak pernah bisa menabung, apa lagi berharap bisa memiliki tempat tinggal sendiri. Bisa punya rumah sendiri cuma seperti mimpi yang semakin mustahil untuk digapai. Apa lagi dijaman yang serba sulit dan mahal. Hidup di kota metropolitan memang benar-benar harus bermetal tahan banting, buat yang lembek silahkan pulang kampung. Selama ini Talisa tinggal bersama abangnya di sebuah rumah kontrakan kecil yang terletak di gang kawasan padat penduduk super bising. Talisa tidak mau selamnya hidup susah. Sejak anak-anak Talisa tergolong gadis yang pemberani dan cerdas dalam nilai akademik. Talisa bertekad melanjutkan kuliah demi masa depan yang lebih layak, untuk itu dia rela bekerja malam di sebuah tempat karaoke. "Apa Abang ambil uangku yang di amplop coklat?" Talisa menghadang abangnya di depan pintu. "Mana aku tahu dimana kau menyimpan uang!" Kakak laki-laki Talisa langsung melotot, karena baru saja pulang sudah dituduh mencuri uang. "Itu uang untuk bayar semester kuliahku, Bang!" Talisa tetap mengejar abangnya yang berjalan sempoyongan menuju kamar. "Sudah aku bilang tidak tahu!" Talisa malah mendapat teriakan lantang. "Apa telingamu tuli!" Agung juga membanting pintu kamar tepat di depan wajah adik perempuannya yang dia anggap super cerewet. Pagi itu Talisa sudah berpakaian rapi, siap untuk berangkat ke kampus, tapi uang semester yang sudah dia siapkan di dalam tas sejak tadi malam tiba-tiba hilang. Talisa kembali membongkar isi tasnya untuk mencari lagi amplop coklat tersebut, dia juga kembali memeriksa semua laci meja di kamarnya karena khawatir lupa sudah dia pindahkan, tapi ternyata tetap tidak ada. Talisa sudah nyaris pasrah putus asa ketika tidak sengaja melihat ujung sampul coklat terselip di celah penutup tempat sampah dapur. Talisa segera merunduk ke bawah meja kompor untuk memastikan. "Oh Tuhan ...!" Sambil menahan napas geram Talisa segera menggedor pintu kamar abangnya. Sebenarnya pintu kamar Agung tidak terkunci, Talisa sengaja ingin membuat suara ledakan agar pemalas itu bangun. "Bangun, Bang!" Talisa menggedor lebih kencang sampai Agung menggeliat bangkit dari posisi tertelungkup. "Lihat ini apa, Bang!" Talisa berteriak menunjukkan amplop coklat yang sudah disobek ujungnya dan isinya kosong. "Dimana uangku, Bang?" "Ah cuma uang segitu kau ributkan sampai teriak-teriak." Agung tidak minta maaf setelah terbukti mengambil uang adiknya, dia malah sudah mau kembali tidur tertelungkup tanpa merasa bersalah. "Ayo kembalikan uangku, Bang!" "Sudah habis!" Agung menjawab dengan enteng. "Uang sebnyak itu habis dalam satu malam!" Talisa melotot. "Kau saja yang terlalu pelit! Ingat, aku juga yang sudah membiayai hidupmu selama belasan tahun di kampung!" Setiap kali Agung akan kembali mengungkit-ungkit hal itu. Ibu mereka seorang janda, dulu memang cuma Agung yang bekerja untuk membiayai hidup Talisa serta ibunya di kampung. "Aku sudah tidak mempunyai sisa uang lagi, Bang. Hari ini aku harus membayar uang semester." "Bukankah baru Senin kemarin kamu gajian!" Agung tidak percaya dengan suara nelangsa adik perempuannya. "Ya, tapi kemarin aku juga sudah membayar kontrakan ruma ini untuk enam bulan ke depan dan Bang Agung tidak pernah mau membantu sama sekali!" "Kau lihat aku belum bekerja, uang dari mana yang harus aku berikan padamu. Sekarang gantian kau dulu yang bayar kenapa? Jangan pelit-pelit!" Sudah tidak pernah membantu, Agung juga sering bicara kasar dan menuduh Talisa pelit. "Kalau Abang tidak bisa bantu bayar seharusnya jangan pakai uangku untuk judi!" Talisa sudah terlampau geram dengan ulah abangnya sejak jadi pengangguran. Agung tidak pernah terlihat berusaha mencari pekerjaan, sampai tahun kemarin istrinya minta cerai. Sekarang dia cuma menumpang hidup pada Talisa dan suka mencuri uang adiknya untuk berjudi. "Sekarang aku sudah benar-benar tidak punya uang lagi untuk membayar kuliah." "Aku tahu kau masih menyimpan uang tabungan, mustahil kau tidak dapat uang tips dari pengunjung karaoke!" "Abang pikir aku wanita macam apa!" "Jangan terlalu sok suci, Talisa. Goda sedikit para pengunjung supaya memberimu uang lebih. Masak kau tidak tahu caranya agar tidak hamil!" "Abang mau aku menjual diri seperti pela*cur!" Talisa makin melotot. "Percuma aku memasukkan kau bekerja di tempat itu tapi tetap saja miskin!" Agung juga melotot. "Lihat itu teman-temanmu, mereka bisa membeli ponsel keluaran terbaru bahkan sudah punya mobil!" "Abang keterlaluan!" Kali ini Talisa yang balas membanting daun pintu karena merasa percuma berdebat dengan kakaknya yang makin tidak waras. Talisa pilih bergegas pergi ke kampus, dia tidak mau terlambat meskipun masih belum tahu harus berhutang pada siapa untuk membayar uang semester. Talisa tidak punya keluarga lagi selain abangnya yang baru menjadi duda, pengangguran, suka berjudi dan mabuk-mabuk kan. Talisa juga tidak punya sahabat berduit untuk memberinya pinjaman uang. Dulu Agung bekerja sebagai sekuriti di sebuah klub malam, tapi ikut terkena PHK masal pada saat pandemi COVID 19 melanda negeri ini dan tempat hiburan sepi. Sampai sekarang Agung tidak bekerja lagi. Sudah hampir satu tahun Talisa bekerja di tempat karaoke, tapi gajinya cuma pas-pasan, tidak beda jauh dengan pekerjaan lamanya sebagai kasir minimarket. Talisa tidak bisa hidup mudah seperti teman-temannya yang suka menerima pekerjaan plus-plus. Sebenarnya Talisa juga sering mendapat tawaran mengiurkan dari para laki-laki hidung belang. Tapi Talisa tidak mau bekerja kotor meski image bekerja di tempat karaoke dewasa tetap akan dipandang miring. Talisa yang cerdas tetap bertekad menuntaskan kuliah agar nanti bisa mendapat pekerjaan di tempat yang lebih dihargai. ********************BAB 93 KETENANGANEva yakin Calvin tahu keberadaan ibunya, pria itu memiiki kuasa, tidak sulit bagi seorang Calvin Alexander untuk mendapatkan informasi apapun."Di mana ibuku?" Meski permintaan Eva masih mengejutkan, tapi Calvin tetap berusaha menjawab dengan sikap tenang."Dia sudah tidak ada." Calvin bicara jujur. "Aku sangat menyesal karena datang terlambat untuknya."Calvin hanya tidak bercerita jika dia juga terlambat percaya pada Lorna. Seandainya Calvin percaya dan mau menolong Lorna, mungkin sekarang ibu mereka masih hidup. Pastinya Eva masih syok mendengar Lorna sudah meninggal tapi sepertinya Eva juga wanita muda yang cukup tangguh. "Bagaimana ibuku meninggal?" Eva balas mentap Calvin dengan jantung berdebar. "Dia sempat bercerita jika memiliki hutang yang cukup besar."Eva terlihat memejamkan mata sejenak, seperti sedang berusaha menenangkan diri."Sepertinya aku tahu pelakunya!" Eva sudah kemabali menatap Calvin. "Aku tahu mereka bekerja untuk siapa!"Sebelum Lorna hi
BAB 92 KEBEBASAN TALISASetelah sekian lama hidup dalam ketakutan, akhirnya Talisa bisa mendapatkan kebebasan untuk bernapas lega tanpa rasa cemas. Talisa dapat bermain bebas dengan putranya tanpa harus takut dengan ancaman dari musuh-musuh Calvin. Kebahagian terbesar Talisa dan Calvin adalah melihat Evan bisa bermain dengan anak-anak seusianya. Putra mereka harus tumbuh dengan sehat di lingkungan yang normal. Calvin tidak mau Evan memiliki masa kecil suran seperti dirinya. "Kalian mau pergi kemana?" Talisa terkejut melihat Calvin dan Evan sudah siap dengan baju sewarna, kaos biru dengan celana pendek hitam dan sepatu senada."Oah!" jawab Evan dengan lidah cadel karena belum bisa menyebut nama 'Noah' dengan benar."Aku akan membawa anak-anak bermain." Kali ini Calvin yang menjelaskan. "Kami akan menjemput Noah dulu.""Kalian tidak mengajakku?" Talisa bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri."Ingat saran dokter, kau masih harus istirahat." Calvin mengecup kening Talisa kemudian me
BAB 91 PENGEJARAN CALVINBegitu melihat Talisa sudah tidak ada di tempat tidurnya Calvin langsung berteriak pada Robin untuk memeriksa kamera CCTV. Dari rekaman kamera di sepanjang lorong rumah sakit, Talisa terlihat berlari panik kemudian masuk ke salah satu ruangan dokter untuk mencuri jas putih guna membungkus pakaian pasien yang saat itu dia pakai dengan compang camping."Istri Anda kabur melalui UGD langsung kejalan raya." Robin menemukan rekaman terakhir saat Talisa menghilang di halaman gelap.Setelah ikut menyimak semua tangkapan kamera, Calvin yakin jika Talisa pilih kabur seorang diri karena mendapat tekanan."Periksa kamar istriku!"Calvin kembali memberi perintah pada Tomas. Setelah menggeledah semua laci meja dan membongkar ranjang. Tomas menemukan lipatan amplop kertas yang terselip di bawah kasur."Ini foto putra Anda, Tuan." Tomas menunjukkan foto Evan bersama Daren."Iblis terkutuk!" Calvin juga membaca pesan yang ditulis oleh Daren di balik foto.Calvin segera menga
BAB 90 KETAKUTAN TALISATalisa benar-benar pergi tanpa sepengetahuan Calvin, dia hanya memiliki waktu dua kali dua puluh empat jam untuk menyelamatkan nyawa putra mereka. Sampai Talisa duduk di dalam kursi pesawat, dia masih belum tahu akan pergi ke mana. Talisa sudah pasrah dia hanya terus mengikuti semua instruksi dari Daren.Talisa mendarat beberapa kali di ibukota negara Eropa. Talisa selalu disambut seorang pria di pintu kedatangan dengan papan namanya. Talisa akan diberi tiket penerbangan selanjutnya, beserta pasport baru dan seperti itu seterusnya untuk menghilangkan jejak. Daren benar-benar sudah sangat hati-hati, cerdik dan penuh perhitungan agar perjalanan Talisa tidak terlacak oleh Calvin.Terakhir Talisa mendarat di sebuah bandara kecil di Iceland, dia sudah di tunggu oleh supir yang akan mengantarnya. Saat itu Talisa mulai berpikir mungkin dirinya memang tidak akan pernah bisa kembali pada Calvin. Harapan Talisa hanya untuk memeluk Evan dan Talisa rela mati menukar nyawa
BAB 89 HARUS BURU-BURUSebenarnya Calvin nyaris berpapasan dengan Daren ketika dia baru keluar dari kamar Talisa. Daren buru-buru bersembunyi dan terus mengamati sampai benar-benar yakin Calvin telah pergi. Sudah dua Hari Daren mencari tahu di mana Talisa sedang dirawat setelah dia jatuh histeris di toilet.Ternyata pintu kamar Talisa terus di jaga oleh Tomas sepanjang waktu. Mustahil Daren bisa masuk menyelinap mengelabui Tomas, pasti Tomas akan langsung mengenali Daren.Tapi ternyata Daren tidak kehabisan akal karena dia juga telah mengawasi setiap dokter serta perawat yang bertugas di kamar Talisa. Setelah yakin Calvin sudah pergi, Daren buru-buru menghampiri perawat yang bertugas untuk mengantar sarapan ke kamar Talisa."Mr. Alexander!" Perawat wanita itu mengira Daren sebagai Calvin."Berikan ini pada istriku." Daren mengulurkan lipatan amplop kertas berisi foto beserta dua kalimat dengan tulisan tangan di baliknya.[Apa kau ingin bertemu putramu?][Ikuti semua instruksi ku dan
BAB 88 TALISA INGIN BETEMU EVANCalvin langsung pergi mendatangi Eva. Setelah sekian minggu tidak berkunjung, pastinya Eva tersenyum bahagia melihat kedatangan Calvin Alexander ke tempat tinggalnya di akhir pekan."I miss You." Eva menghampiri Calvin yang baru masuk dari ambang pintu untuk dia peluk mesra."Duduk!"Perintah tegas dari bibir Calvin membuat Eva terkejut karena biasanya Daren memang tidak pernah menolak sambutan Eva."Aku memberimu perintah untuk duduk!" Calvin mengulang perintahnya dengan lebih tegas karena melihat Eva masih berdiri kaku belum bergerak.Dengan dada terus berdebar Eva melangkah mundur pelan-pelan untuk duduk di sofa. Eva benar-benar duduk dengan patuh tanpa berani bergerak karena tatapan Calvin membuatnya takut. Untuk sekedar menarik napas pun sepertinya Eva memang harus hati-hati karena Calvin sedang dalam mode siap meledak, Daren sudah sangat lancang berani menyentuh putranya.Calvin melempar foto pasport Daren ke atas meja di hadapan Eva."Perhatika
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen