BAB 26 MENGUJI KESABARANMalam ini Talisa akan kembali diajak datang ke acara keluarga Calvin. Talisa sengaja berlama-lama mengikir kuku, memoles kutek, dan memilih gaun demi untuk membuat Calvin kesal seperti misinya. Nyaris dua jam Cavin menunggu dan mereka sudah pasti terlambat.Talisa keluar dengan gaun merah versace berpotongan sangat feminim, menampakkan pinggulnya yang berlekuk dengan kaki jenjang berbelahan tinggi."Apa yang kau lakukan?" Calvin syok melihat Talisa memakai gaun milik Tamara."Kebetulan aku suka gaun yang ini."Talisa berlagak tidak bersalah, padahal dia tahu Tamara memakai gaun itu di ulang tahun Calvin tahun lalu. Kemarin foto Tamara banyak terpajang di dinding dengan gaun tersebut."Kau sengaja mencari masalah!" Calvin melotot marah."Tenang aku tidak takut memakai gaun bekas orang yang sudah mati kau kubur!" Talisa menyindir Calvin agar semakin melotot."Aku juga tidak takut dengan bekas suaminya." Talisa sengaja mengucapkannya sambil mengedipkan sebelah
BAB 27 TENGILTalisa memang tidak pernah tahu masalah apa yang sebenarnya terjadi antara Calvin dan Tamara. Talisa hanya tahu jika hubungan mereka telah berakhir dengan sangat buruk. Karena itu Calvin sangat marah ketika Talisa terus menyinggung mantan istrinya. Mantan istri yang masih sangat Calvin cintai.Setelah disiram sampai basah kuyup, Talisa benar-benar cuma ditinggalkan begitu saja untuk menggigil kedinginan. Dengan kondisi mereka berdua seperti tadi, sebenarnya Calvin juga bisa melecehkan Talisa, tapi Calvin memang tidak melakukan apa-apa. Walaupun kadang Calvin sangat jahat, tapi sepertinya Talisa juga mulai bisa melihat sedikit sisi kebaikannya.Begitu selesai berganti pakaian, Talisa langsung menyusul naik ke atas ranjang untuk meringkuk dan mematikan lampu meja nakas."Jangan matikan semua!" Calvin menegur."Aku tidak bisa tidur."Talisa memang tidak bisa tidur bila tidak benar-benar gelap gulita tapi Calvin malah kembali menyalakan lampunya."Aku tidak bisa tidur!" Tal
BAB 28 MENDADAK KAYAMartin melapor kepada istrinya mengenai kekayaan apa saja yang telah Calvin alihan atas nama Talisa."Kau yakin informasi ini bisa dipercaya?" Katrina terkejut tidak percaya mengetahui Calvin telah memberikan dua puluh lima persen sahamnya pada Talisa, wanita yang belum ada satu bulan dia nikahi."Aku sudah membayar mahal untuk informasi ini!" Martin terus meyakinkan istrinya. "Bahkan pada Tamara Calvin tidak seberani ini!""Keponakanmu memang gila! Kita tidak akan mendapatkan apa-apa!""Calvin sangat Cerdas kita tidak boleh meremehkannya!" Katrina tetap fokus untuk segera menemukan akal. "Apa kakakmu sudah tahu tentang ini?" Martin menanyakan Tuan Harlan."Aku akan menemuinya!" Katrina langsung bergegas pergi.*****Saat Calvin sedang penuh nafsu untuk menikmati bibir Talisa, tiba-tiba wanita itu melempar pertanyaan yang sangat mencengangkan."Lebih enak mana, bibirku atau Tamara?" Talisa bertanya sambil menjentikkan jari, kemudian merosot lemas."Hai bangun!" C
BAB 29 DALAM BAHAYATalisa melihat nomor telepon Daren muncul di layar ponselnya. Talisa buru-buru menjawab panggilan tersebut sebelum nada deringnya ikut didengar oleh Calvin. "Apa kita bisa bertemu?" Daren langsung bertanya."Tunggu Calvin pergi!" Talisa berdesis pelan karena Calvin sedang ada di depannya."Apa dia ada di situ?""Ya!""Beri tahu aku jika Calvin sudah pergi!""Ya!" Talisa terus memilih jawaban singkat.Dari tadi Calvin terlihat sibuk dengan layar monitor di hadapannya, tidak terlalu menghiraukan Talisa tapi tidak juga segera pergi. Nampaknya ada sesuatu yang sangat penting sedang dia tangani. Beberapa kali Calvin juga terlihat membalas pesan dan menjawab panggilan telepon dari bawahannya.Setelah menunggu mondar mandir, tidak betah duduk diam, akhirnya Talisa melihat Calvin berganti pakaian rapi dan pergi. Calvin pergi mengunakan mobil dari rumah sendiri, tidak mengunakan sopir seperti biasanya. Calvin benar-benar sedang tidak percaya pada siapapun. Calvin yakin a
BAB 30 DIBUNTUTISambil mengompres bekas lebam di pipinya Daren kembali iseng memperhatikan foto-foto Talisa yang sering diam-diam dia ambil saat gadis itu berangkat bekerja. Daren paling suka memperhatikan foto Talisa ketika bekerja di meja kasir. Cantik menarik tapi juga sekaligus sangat sombong untuk sekedar ditatap. Beberapa hari sebelum mereka bertengkar di depan banyak orang karena Daren yang terlalu mabuk, sebenarnya Talisa sudah beberapa kali berpapasan dengan Daren, tapi Talisa memang tidak pernah mau memperhatikan.Daren mencubit layar ponselnya untuk memperbesar tampilan foto. Daren memperhatikan wajah cantik Talisa baik-baik untuk dia bandingkan dengan tingkahnya yang sering mencengangkan. Diam-diam Daren tersenyum sendiri karena terus teringan dengan lelucon Talisa yang selalu tidak terduga. Daren juga tidak menduga bakal menyukai gaya Talisa yang spontan tanpa repot berpikir bijak.Bahkan Katrina sampai menyerah untuk menangani Talisa. Bisa Daren bayangkan bakal sekesal
BAB 31 RUMAHTalisa sama sekali tidak sadar jika sore itu dia sudah di ikutin oleh kakaknya. Agung terus tersenyum, dia tidak perduli pekerjaan kotor apa yang dilakukan Talisa, yang penting mereka dapat uang. Agung menduga, Talisa sudah menjadi wanita simpanan tetap tua bangka kaya-raya.Begitu melihat Talisa masuk ke dalam rumah mewah tempatnya bekerja, Agung yang masih penasaran coba mengintip dari celah pintu gerbang."Wao!" mulut Agung terus dibuat takjub.Rumah putih tiga lantai itu bukan cuma megah, halamannya juga sangat luas seperti lapangan golf. Mungkin Agung bakal jatuh pingsan jika tahu rumah tersebut sudah menjadi milik Talisa.******Talisa masih tidak tahu jika Calvin telah melimpahkan banyak harta kekayaan atas namanya. Sore itu Talisa kembali datang untuk membersihkan rumah sebagaimana tugasnya. Talisa mulai dengan membuka tirai jendela, menghidupkan penyedot debu, dan terakhir membersihkan kamar Calvin. Agung pasti tidak akan menduga jika Talisa benar-benar melakukan
BAB 32 WANITA BAYARANDaren mendapat informasi alamat rumah Talisa dari tempat karaoke. Tanpa membuang waktu, Daren langsung pergi sendiri untuk mencarinya. Daren juga terkejut mengetahui Talisa masih tinggal di sebuah perkampungan padat penduduk bersama abangnya."Apa ini rumah Talisa?" Daren bertanya pada pria yang sedang duduk di teras."Kau kenal adikku?" Agung langsung balas bertanya karena heran ada pria kaya mencari adiknya."Ya.""Untuk apa kau mencari adikku?" Agung langsung waspada."Aku mencarimu!"Agung semakin terkejut."Aku hanya ingin tahu beberapa hal mengenai Talisa."Agung tetap waspada, karena ada seorang pria kaya yang mencari tahu mengenai adik perempuannya. Pria itu bukan cuma berpakaian rapi dan terlihat mahal, tapi juga sangat tampan, tidak seperti orang pribumi."Aku akan membayar, tidak gratis!" Daren coba memancing kakak laki-laki Talisa."Berapa yang akan aku dapat?" Agung langsung bersemangat begitu mendengar tentang bayaran."Beri aku nomor rekeningmu!"D
BAB 33 KONTRAK TIGA TAHUN"Ingat kita masih memiliki kontrak tiga tahun!" Calvin masih menekan tubuh Talisa. "Selama itu jangan berani-berani kau memikirkan laki-laki lain sebagai suamimu!"Setelah melepaskan Talisa, Calvin langsung pergi ke kamar mandi untuk menyiram kepalanya dengan air dingin agar tidak mendadak gila karena ucapan Talisa.Walaupun sudah berulang kali diampuni, kali ini Talisa masih belum berani bergerak dari atas ranjang. Tiga tahun benar-benar bukan waktu yang singkat untuk sebuah sandiwara berbahaya. Sejak Calvin menikahinya, Talisa memang masih belum tahu apa sebenarnya tujuan pernikahan tersebut. Jika untuk menutupi kematian Tamara seharusnya Calvin justru tidak buru-buru menikah lagi. Talisa yakin Calvin memiliki sebuah rencana besar, Talisa telah terlibat, tidak bisa mundur atau kabur.Calvin Alexander terlalu tertutup, penuh rahasia dan rencana berbahaya. Entah apa saja yang ada di dalam kepalanya, sepertinya memang hanya Calvin sendiri yang tahu.Talisa m