Share

BIZARRE (Indonesia)
BIZARRE (Indonesia)
Penulis: Sashaawn

00. Red Velvet

Penulis: Sashaawn
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-21 16:57:41

"Ini sudah tahun ke 500, dude. Apa kau tidak mau menyerah saja? Cepat atau lambat waktumu akan habis atau mungkin mereka akan menemukanmu juga"

"Lalu aku harus apa? Aku masih betah di sini. Tidak ada yang bisa dilakukan di dalam botol sempit dan gelap itu, ditambah lagi jika mulutku dipasangi muzzle. Lagian aku tidak suka diatur oleh pastor-pastor sok pintar itu. Bahkan aku lebih tua dari mereka semua" jawab Pria yang masih asik dengan ponsel pintar ditangannya.

"Kalau tidak salah, beberapa bulan lalu kau bertemu dengan salah satu keturunan pastor itu kan?" Jeff menyamankan posisinya di sofa ruang tamu.

"Iya"

"Apa yang terjadi setelahnya?"

"Tidak ada. Ia hanya mengancamku, tapi ternyata ia tidak secerdas kakek buyutnya" 

"Jadi apa yang akan kau lakukan sekarang?" Pria bersurai coklat menatap jengah ke arah makhluk yang selama ini ia anggap teman itu.

"Aku akan kembali ke toko rotiku dan berjualan di sana seperti yang selama ini aku lakukan”

"Ayolah, kau terlalu santai dengan semua ini, Jangan sampai saat aku menua atau bahkan mati kau masih berkeliaran di sini" Jeff menekankan kalimatnya kepada pria yang telah ia kenal sejak ia masih berusia 1 bulan dan sekarang ia sudah 24 tahun tetapi wajah pria itu masih tetap saja begitu. Tidak ada perubahan, bahkan sekarang mereka terlihat seumuran.

"Aku masih punya waktu beberapa tahun lagi, Jeff. Tenang saja. Semua akan berjalan sesuai keinginanku. Aku hanya ingin bermain-main sebentar dengan mereka" pria berambut aneh itu meletakkan ponselnya di meja. "Lebih baik kau pulang sekarang karena aku ingin beristirahat, semua ini terlalu melelahkan" ia melanjutkan kalimatnya.

"Jika kau lupa, Ini adalah rumah orang tuaku, dan pasti ini adalah rumahku. Kau hanya tinggal di toko roti yang bahkan tidak semua orang bisa melihatnya. Dan sekarang kau bertingkah seperti kau lah pemilik rumah ini" Pria yang dipanggil Jeff itu mendengus napas berat dan kembali berfikir mengapa ia bisa berteman dengan makhluk ini.

---

"Kau yakin mau mengambil kue yang itu nona?" Reyna tersenyum tipis kepada pria penjaga toko roti itu.

"Ya. Temanku menginginkan ini"

"Kau tidak mau menggantinya dengan cake rasa vanilla ini saja? aku lebih merekomendasikannya dari pada sepotong red velvet itu" tawarnya lagi.

"Tidak. Aku ingin memberikan ini kepada temanku yang hari ini berulang tahun. aku tau dia menginginkan kue ini, dan aku sudah mencarinya ke hampir seluruh bakery di kota ini tapi satupun tidak ada yang menjualnya" jelas wanita itu "aku menemukan tokomu, dan kau menjualnya. Tapi sekarang kau malah menghalagiku untuk membelinya" lanjutnya lagi. Reyna masih tidak habis pikir mengapa seseorang yang bekerja di toko kue menghalangi orang yang ingin membeli kuenya. Entahlah, perasaannya hari ini sangat buruk, rasanya ia ingin memarahi seseorang. Mungkin ini efek datang bulannya.

"Baiklaah" angguk pria itu dengan senyuman tipis di bibirnya.

Reyna membayar Red velvet yang telah dibungkus rapi oleh pria dengan rambut aneh itu.

"Terima kasih" ucap Reyna menerima bungkusan yang diberi penjaga toko.

"Jangan salahkan aku jika kau terus mengingatku dan kujamin akhir pekan ini kau akan kembali ke tokoku" ucap pria penjaga toko itu setelah memasukkan uang yang diberikan Reyna padanya.

Reyna tidak ambil pusing dengan kalimat terakhir pria berambut aneh dengan alis tebal itu. Ia melanjutkan perjalanannya ke rumah tempat sahabatnya tinggal.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
ini berapa kata? perasaan baru scroll, udah sampe bawah aja wkwkkw
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • BIZARRE (Indonesia)   16. Felix (2)

    "Aku bosan Mike" Ini sudah ketiga kalinya Reyna bolak-balik di ruang tamu. Sicheng yang bermalas-malasan di sofa berpura-pura memejamkan matanya seakan ia sedang tidur. "Aku tahu kau tidak butuh tidur, tidak usah berpura-pura" Gadis itu berjalan ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Rasanya waktu berputar sangat lambat sampai Reyna sudah tidak tertarik melanjutkan menonton drama yang selalu ia tunggu setiap minggu itu."Lalu aku harus apa Reyna?" Mike bahkan sampai heran melihat tingkah Reyna, bukankah ini yang diinginkan gadis itu? Bersantai seharian di kasurnya sambil menikmati serial drama. "Kau mau makan apa? Akan kumasakkan untukmu""Aku tidak lapar, aku bosan" akhirnya Reyna mengambil posisi duduk di sebelah Sicheng yang membuat pria itu mau tidak mau harus menggeser sedikit tubuhnya agar Reyna bisa duduk deng

  • BIZARRE (Indonesia)   15. Bagaimana Rasanya

    "Sekolah diliburkan" ujar Reyna singkat saat keluar dari kamar mandi. Setelah kejadian semalam, seluruh akomodasi dan jaringan pusat kota dilumpuhkan untuk mencegah terjadinya aksi lain yang serupa. Bahkan jalur keluar masuk bandara juga diperiksa ketat oleh pihak berwajib dalam rangka mencari dan mewaspadai komplotan teroris yang mungkin masih berada di sekitar kota."Benarkah?" Sicheng tidak habis pikir mengapa para pemberontak itu bertindak sejauh ini padahal tidak ada gunanya untuk mereka. Belum tentu juga apa yang mereka inginkan tercapai, malah nyawa mereka yang menjadi taruhannya. Dengar-dengar dua anggota dari komplotan itu sudah tewas tepat setelah mereka melancarkan aksinya semalam, salah satu dari mereka adalah pria yang Sicheng dan Reyna lihat saat dievakuasi dan diangkat ke ambulans kemarin dalam kondisi tidak bernyawa karena terpaksa harus ditewaskan segera saat ia mengarahkan s

  • BIZARRE (Indonesia)   14. Tidak Seperti Malam Biasanya

    “Hari ini aku ingin membuat Mousse cake, kita belum pernah membuatnya di toko kan?” Sicheng mengikuti Reyna yang berjalan di depannya, gerbang yayasan tempat Reyna mengajar setelah mereka berjalan sekitar 350 meter dari stasiun.“Iya, belum pernah” Reyna menoleh sebentar ke arah Sicheng di belakangnya lalu kembali berjalan. “Kau tidak ke toko saja duluan? aku benar-benar tidak apa-apa tanpa harus kau tunggu seperti ini. Kau sudah lihat kan selama ini tidak pernah terjadi hal buruk apapun kepadaku” lanjut Reyna lagi sambil melambatkan langkahnya agar sejajar dengan Sicheng.“Aku hanya melakukan tugasku, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi saat aku tidak ada” jawab Sicheng sembari memberikan kotak bekal yang sejak tadi dibawanya. “Pizza sayur, tadi pagi kita tidak sempat sarapan” pasalnya pagi ini mereka hampir saja ketinggalan kereta karena Reyna yang lupa memasang alarmnya dan Sicheng yang menyangka bahw

  • BIZARRE (Indonesia)   13. Rekening Untuk Mike

    Tidak Butuh waktu lama untuk membuat Felix da Jeff akrab, bahkan Gabrielle pun ikut tersenyum senang melihat interaksi kekasihnya dengan anak manis yang sampai sekarang belum dijemput ibunya padahal hari sudah mulai gelap. Reyna sempat menelpon Adeline lima belas menit lalu, tetapi tidak ada jawaban dari wanita itu. Karena khawatir terjadi apa-apa kepada Adeline, Reyna berinisiatif menelpon Karl, salah satu pegawai Adeline di restoran. Setelah mendapat info dari karl bahwa hari ini Restoran sedang sangat ramai ditambah lagi salah satu pegawai mereka sedang cuti membuat Adeline mau tidak mau harus turut sibuk melayani para pengunjung yang datang sehingga membuat ibu anak satu itu tidak sempat memeriksa ponselnya. Gelak tawa Felix terdengar saat Jeff menceritakan dongeng lucu yang mengundang tawa sehingga membuat anak itu hampir menangis karena terlalu lama tertawa. Sicheng bahkan tidak menduga kalau bayi kecil yang dulu ia temui sedang menangis di sebuah kamar apartemen

  • BIZARRE (Indonesia)   12. Jeff dan Gabrielle

    Setelah hampir 3 jam bergelut dengan adonan kue juga membersihkan seluruh sudut toko akhirnya toko roti milik Sicheng yang diberi nama Nachthimmel itu sudah terlihat seperti sebulan lalu, hanya saja hari ini tidak terlalu banyak kue juga roti yang dibuat oleh Sicheng. Pria itu hanya membuat beberapa kue berukuran sedang dan belasan roti kecil dengan berbagai rasa. selesai menyusun kue-kue tersebut dengan kue keju pilihan Felix sebagai kue utama hari ini yang dipajang indah di etalase kaca tepat di bagian tengahnya, Reyna membalik papan penanda dengan tulisan ‘OPEN’ yang digantungkan di pintu toko menandakan bahwa toko itu siap menerima pembeli setelah sebulan lamanya.“Lalu apa yang akan kita lakukan paman?” Felix menjatuhkan tubuhnya di sofa coklat yang berada di sudut kanan toko itu.“Kita akan menunggu pembeli” jawab Sicheng ikut duduk di sebelah Felix.“Kalau tidak ada yang datang bagaimana?”“Past

  • BIZARRE (Indonesia)   11. Hansel dan Gretel

    Pagi ini juga sama, suasana gerbong kereta cukup ramai. Sebagai pengguna transportasi umum sejak tinggal di kota metropolitan yang merupakan ibu kota Jerman, hal seperti ini sudah biasa untuk Reyna. Sicheng sendiri hanya mengikuti langkah gadis itu kemanapun ia pergi. Setelah mendapatkan tempat duduk Reyna mengeluarkan ponsel pintarnya untuk mengecek jadwalnya hari ini. "Aku bisa pulang cepat hari ini" ujar Reyna kepada Sicheng yang sedang mengedarkan pandangannya ke seluruh gerbong kereta untuk memastikan bahwa tidak ada orang-orang yang mampu melihatnya dengan wujud lain. "Benarkah? Jam berapa?" Tanya Sicheng antusias. "Mungkin pukul 10 atau setengah 11" "Kalau begitu kita bisa ke toko lebih cepat" Sicheng terlihat sangat senang sekarang, entah apa yang membuat pria itu sangat bersemangat untuk membuka toko nya kembali padahal kemarin saat Reyna menyarankannya Sicheng tidak terlihat berminat untuk membukanya. "Kenapa kau sangat bersema

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status