Share

Lima

Penulis: Evie Yuzuma
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-28 16:35:38

Akhirnya untuk hari itu, Srikandi harus cukup mengganjal perutnya, dengan dua lembar roti tawar milik nawacita. Seorang rekan kerjanya yang bekerja pada bagian Design & Development. Kebetulan Nawacita datang ke pantry untuk membuat roti bakar. Memang staff-staff terkadang banyak yang telat sarapan, karena alasan kesiangan. Namun mereka selalu menggantinya dengan loyalitas pulang malam tanpa dibayar. Secara jam kerja memang lunas, tapi secara etika termasuk tidak bisa dimasukan dalam kategori baik.

“Makasih ya Cita, aku masuk dulu ke ruangan,” ucap Srikandi sambil mengambil tissue untuk melap bibirnya, kemudian mencuci tangan.

“Mas Bisma, ntar aku cari restoran paling mahal, biar kamu gadein KTP buat bayar,” ancam Srikandi sambil tersenyum pada Bisma yang masih menikmati tegukan kopi terakhirnya.

“Oke, uang aku banyak Sri, jangankan bayar makan, bayarin restorannya aja sanggup,” kekeh Bisma menggoda Srikandi. Wanita itu hanya mencebik kemudian berlalu meninggalkan Nawacita dengan Bisma di sana.

“Mas Bisma suka ya, sama Mba Sri?” Tiba-tiba gadis itu melontarkan sebuah pertanyaan yang membuat Bisma terdiam beberapa saat dan berpikir.

“Ya, sukalah, sama kamu aja aku suka,” jawab Bisma santai sambil tersenyum dan melirik gadis cantik yang usianya jauh lebih muda darinya. Nawacita mencebik sambil berlalu.

“Aihh, menyamarkan jawaban itu bukan ciri-ciri orang gentle tau,” ucapnya sambil berlalu meninggalkan Bisma dari pantry.

“Eh, apaan? Siapa yang menyamarkan jawaban Cit, aku emang suka kok sama kamu!” goda Bisma dengan volume maksimal karena wanita itu sudah hampir keluar dari pintu pantry yang memang terbuka.

“Kalo mau pacaran jangan di pantry, nggak malu apa teriak-teriak?” Tiba-tiba Arjuna muncul dari balik pintu. Wajahnya datar, matanya mengedar ke seluruh sudut.

“Bos nyari siapa?” tanya Bisma sambil berdiri dan menyimpan gelas kotor ke wastafel yang akan menjadi pekerjaan bu Irma selanjutnya.

“Srikandi,” ucapnya kemudian pergi setelah ternyata yang bersangkutan tidak ada.

“Deuhh, dasar sepupu kurang etika,” gerutu Bisma sambil mencebik melihat punggung bos nya yang menjauh. Kemudian Bisma keluar dari pantry dan menuju ruangannya, yang bersebelahan dengan ruangan Arjuna. Terlihat Srikandi berjalan dari arah berlawanan.

“Habis dari mana? dicariin kampret tadi?” ucap Bisma asal.

“Hah? Siapa Mas? Kampret bukannya kelewar, ya?” Srikandi menatap penasaran. Bisma menatap laptop baru yang dibawa Srikandi. Bukannya menjawab pertanyaan, namun malah bertanya balik.

“Beli laptop baru?” tanyanya.

“Punya BGS Pak,” ucap Srikandi. Kali ini Bisma yang mengkerutkan dahi.

“BGS itu apa?” tanyanya.

“Bos Ganteng Sendiri, Mas,” ucap Srikandi nyengir kuda, karena dalam hatinya berkata lain. BGS adalah kependekad dari Bos Galak Sekali. Bisma menggeleng kepala kemudian mendorong pintu kaca ruangannya.

Ruangan mereka seperti dua buah akuarium besar. Terdiri dari kaca tebal dan tembus pandang. Jadi dari kedua ruangan itu bisa saling memperhatikan, kecuali jika tirai ditutup. Hanya itulah satu-satunya pembatas yang memisahkan.

“Ini Pak, laptopnya.” Sri memberikan laptop baru pada bosnya. Arjuna memicing, dia masih sedang mempelajari slide pada laptop miliknya.

“Saya taruh di sini ya, Pak,” ucap Srikandi dengan sopan dan menyimpan laptop itu diarea kosong lainnya di meja Arjuna.

“Udah disetting semua?” tanyanya memastikan. Srikandi mengangguk, hendak berjalan ke mejanya.

“Ini laptop kamu, bawa! Enak banget mau saya anterin?” ketus Arjuna yang membuat langkah Srikandi terhenti. Dia menghela napas. Kemudian berbalik badan dan tersenyum yang dibuat, terlihat senatural mungkin.

“Ya, kirain kan Bapak belum selesai?” bela Srikandi menghampiri meja Arjuna dan mengambil laptopnya yang ternyata sudah dia matikan.

Lelaki itu sudah beralih fokus pada laptop barunya dan tidak menjawab komplenan sekretarisnya. Srikandi melangkah kembali ke mejanya. Dicolokannya charger laptop, kemudian dia nyalakan.

SriCantik, ditulisnya password untuk masuk, namun gagal. Password tidak sesuai.

SriCantik, ditulisnya password untuk kedua kalinya, namun gagal lagi. Password masih tidak sesuai.

Dia terhenti dan mengambil catatan dari dalam tasnya. Dia lihat list password. Namun benar, passwordnya adalah SriCantik. Diliriknya Arjuna, mana mungkin lelaki itu dengan tidak sopan mengganti password-nya.

SriCantik, ditulisnya sekali lagi dengan penuh kesadaran dan kehati-hatian. Namun gagal lagi. Akhirnya dia terblokir tidak bisa login. Diambil nya gagang telepon dan langsung menekan nomor 007 untuk ruangan IT.

“Halo, Mas Anwar, bisa ke ruangan aku?” ucapnya, jeda sebentar. Arjuna mengerutkan dahi, mendengar Srikandi memanggil IT. 

“Iya, laptop aku ke lock, tadi salah masukin password,” ucapnya menjeda lagi.

“Ok, makasih Mas, ditunggu ya, mau meeting hari ini soalnya, Bye.” Srikandi menutup gagang teleponnya.

“Kenapa kamu manggil IT?” Arjuna menatapnya dingin.

Password aku salah terus Pak, jadinya ke lock,” ucap Srikandi sambil merengut.

“Emang kamu masukin apa?” tanya Arjuna.

“SriCantik,” jawab Srikandi singkat.

Passwordnya udah saya ganti, EnggaCantik,” ucapnya tetap menatap layar laptop yang menampilkan presentasinya.

“Bapak kenapa nggak bilang?” Srikandi protes.

“Kamu sendiri yang nggak nanya,” jawab Arjuna tidak mau kalah.

“Tapi, itu kan password saya, laptop saya, kenapa seenaknya Bapak, ganti?” Srikandi menatap lelaki yang tidak memperhatikan ke arahnya itu.

“Saya terganggu dengan password kamu yang tidak sesuai kenyataan,” ucapnya kekanak-kanakan.

Srikandi cemberut. Malas untuknya memperpanjang perdebaatan. Kali ini dia sudah menyiapkan satu password yang sesuai kenyataan. BGS atau BosGalakSekali.   

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • BOS VS ME   Empat puluh Enam - session 1 end

    BAB 46 –MENIKAH Tidak berapa lama Arjuna dan Tuan Bagaskara beserta Nyonya Arimbi datang kembali ke kamar Srikandi. Gadis itu tampak masih terduduk dan mencoba mencerna semua keadaan yang terjadi. Rasa trauma kejadian semalam belum hilang. Tubuhnya masih luka-luka dan terasa sakit semua. Pagi-pagi sudah ditangkap basah harus menikah. Kepalanya berdenyut hebat dan tidak bisa berpikir jernih lagi. “Saya sudah memutuskan kalian untuk menikah hari ini!” Srikandi masih duduk menunduk. Dia tidak merespon apapun ucapan ayah dari Arjuna itu. “Saya tidak tahu harus berkata apa? Menolak atau menerima? Tapi saya pun tidak tahu apa yang telah terjadi pada kami malam tadi,” ucap Srikandi setelah terdiam beberapa lama. “Ini demi kebaikanmu juga, Sri! Lelaki itu bisa bebas kapan saja dan mencarimu, dia bisa lebih brutal lagi setelah tidak berhasil mendapatkanmu!” ucap Tuan Bagaskara dengan tenang. “Meskipun kita menuntut dan memasukkan

  • BOS VS ME   Empat Puluh Lima

    BAB 45 –Tertangkap BasahDi tengah keseruan mereka. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Nyonya Arimbi datang membawakan dua gelas susu cokelat. Dia meletakkannya di atas nakas di samping tempat tidur yang sedang diduduki bertiga.“Juna, Sri, ini diminum dulu susunya mumpung masih hangat.” Wanita itu menyodorkan satu gelas susu kepada Srikandi.“Makasih, Bu!” Srikandi menerimanya. Gadis itu segera meneguk susu hangat tersebut hingga sisa setengah gelas.Bi Ikah menyimpan kembali gelas dengan susu yang masih setengah sisa. Dia melanjutkan memijit lengan Srikandi.Nyonya Arimbi menghampiri putranya yang baru saja menutup kotak P3K. Lelaki itu masih duduk di ujung dipan tempat Srikandi bersandar.“Sini kotak P3K-nya Jun, ini kamu minum dulu mumpung masih hangat!” Nyonya Arimbi menyodorkan segelas susu lainnya pada Arjuna.“Tumben, biasanya Bi Ikah yang buatin?” Arjuna mencebik

  • BOS VS ME   Empat Puluh Empat

    BAB 44 –Pulang Ke Rumah Arjuna Arjuna menghampiri Benny dan menepuk pundaknya. “Saya akan urus kamu setelahnya, ikut dulu saja ke kantor polisi buat kesaksian yang memberatkan dia!” Mata Arjuna memicing ke arah Ridho. Kemudian dia melanjutkan memapah Srikandi yang terpincang-pincang menuju mobilnya. Wanita itu masih terlihat syok. Air mata masih sesekali menggenang di matanya. Arjuna membukakan pintu depan. Srikandi menatapnya merasa sungkan. Bagaimanapun kondisinya kotor dan berantakan. “Nanti mobilnya kotor, Pak!” Arjuna terdiam sebentar. Dia melihat pakaian Srikandi yang basah kuyup. Kemudian lelaki itu membuka pintu belakang mobilnya dan mengambil jas yang menggantung di sana. “Pakailah, nanti kedinginan! Jangan pikirkan mobil saya, pikirkan dirimu sendiri!” Dia menyodorkannya pada Srikandi. Wanita itu masih diam mematung. Arjuna segera melepas hunger dan menyamp

  • BOS VS ME   Empat Puluh Tiga

    BAB 43 – PENANGKAPANSrikandi perlahan melepas heel-nya. Satu tangannya merogoh ke dalam tasnya dan mengambil sesuatu. Dadanya sudah bergemuruh hebat. Dia sama sekali tidak menyangka lelaki yang akan dijodohkan dengannya akan berbuat senekat ini.“Bang, sadar Bang! Kamu akan merusak hubungan kedua orang tua kita, kalau kamu melakukan ini?” Srikandi mencoba mengulur waktu.Lelaki itu semakin mendekatkan wajahnya. Jemarinya mulai menyentuh pipi Srikandi, tetapi wanita itu menepisnya.“Sri, jangan jual mahal! Nggak ada siapapun yang bisa menolongmu di sini! Pilihannya cuma dua, mau dipaksa atau suka rela?” Matanya menatap penuh hasrat.Wajah Srikandi semakin memerah. Darahnya mengalir berdesir hebat. Ketakutan menyelimuti dirinya. Dia mencoba menarik napas beberapa kali. Matanya mengintip ke dalam tas untuk mencari benda pipih miliknya.Dia mengusap layar ponselnya dan mencari nama sese

  • BOS VS ME   Empat Puluh Dua

    BAB 42 – Kau Akan Jadi MilikkuTidak lama, terlihat Srikandi keluar dari gerbang menuju mobilnya. Ridho menyambutnya dengan senyuman ramah ketika gadis itu sudah duduk di sampingnya. Mobil melaju sedang meninggalkan perusahaan Bagaskara Group.Mobil yang mereka tumpangi melesat membelah keramaian. Menuju sebuah kafe yang sudah Ridho booking terlebih dulu.“Sri, akhir-akhir ini kamu jarang banget bales pesan aku? Ada apa, ya?” Lelaki itu menelisik.“Aku sibuk, Bang! Sejak bos aku kecelakaan, banyak banget urusan yang harus aku selesaikan.”“Sekarang bisa ketemu, berarti bos kamu udah sembuh?”“Iya, Bang.”Hanya percakapan-percakapan singkat yang terjadi antara mereka. Srikandi terlihat tidak seperti biasa. Senyum yang indah itu sudah tidak lagi tampak pada raut wajahnya. Ridho benar-benar yakin, jika sudah terjadi sesuatu.Apakah lelaki itu sudah mence

  • BOS VS ME   Empat Puluh Satu

    BAB 41 – Bertemu RidhoAkhir pekan yang melelahkan. Begitulah kira-kira kesan yang diperoleh wanita kelahiran Garut itu. Mereka tiba menjelang malam. Minggu malam yang harusnya digunakan untuk istirahat maksimal, menjadi malam yang menyita waktu.Senin pagi akhirnya tiba. Srikandi sedang berdiri di depan gerbang kost paviliunnya menunggu ojek online yang dipesannya. Wanita itu menenteng satu bag besar berisi oleh-oleh untuk rekan-rekan kantornya.Baru saja ojol datang. Sebuah Chevrolet menepi. Mobilnya diparkirkan di depan tukang ojol yang baru saja menyerahkan helm pada Srikandi.Arjuna turun dari Chevrolet miliknya. Lelaki itu berjalan menghampiri Srikandi yang tengah mengenakan helm."Pagi, Pak! Ngapain ke sini dulu, semalem ada yang ketinggalan?" Akhirnya dia berhasil mengunci helmnya. Menoleh ke arah Arjuna yang mendekat ke arahnya."Iya, ada! Ayo berangkat!"Arjuna mengambil alih tentengan dari tangannya.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status