Bos Vs Me menceritakan perseteruan yang berkelanjutan antara Srikandi sang sekretaris baru dengan Arjuna sang bos yang arrogant. Di antara mereka ada seorang pemuda yang selalu menolong Srikandi yaitu Bisma. Perseteruan itu bukanlah tanpa alasan, semua bermula ketika Tuan Bagaskara menggantikan Cantika---sekretaris kesayangan Arjuna yang sekaligus kekasihnya dengan sekretaris baru pilihannya yaitu Srikandi. Sejak saat itu, Arjuna selalu bersikap dingin, angkuh dan arrogant. Srikandi seringkali kesal dibuatnya. Bukan hanya masalah pekerjaan yang terkesan semena-mena tapi hal kecil apapun selalu menjadi alasan Arjuna agar bisa memaki Srikandi. Namun tanpa Arjuna sadari, perlahan benci itu bergeser dengan sendirinya. Disaat Bisma tengah sibuk menyusun strategi untuk mendapatkan hati Srikandi, Arjuna tiba-tiba muncul menjadi penghalang untuk setiap sepak terjangnya. Arjuna dan Bisma perlahan jatuh hati pada Srikandi. Akan tetapi ternyata Srikandi telah dijodohkan dengan Ridho yang ternyata merupakan lelaki yang telah meniduri Cantika---kekasih dari Arjuna. Cantika berharap Ridho akan setia dengannya, tapi ternyata lelaki itu lebih memilih jodoh yang dipilihkan orang tuanya yaitu Srikandi. Hubungan Srikandi dan Ridho semakin hari semakin dekat membuat Cantika cukup terluka. Namun dalam satu sisi, Ridho masih memanfaatkan Cantika hanya sekedar teman tidur dan pemuas nafsunya. Akan seperti apakah kisah mereka? Akankah Srikandi tetap menikah dengan Ridho? Ataukah Cantika akan menceritakan semua keburukan lelaki bermuka dua itu? Ataukah Srikandi akan jatuh hati pada Bisma atau Arjuna?
View MorePrang!
Cangkir kopi yang dipegang Srikandi terjatuh dan pecah berserakan. Tubuh gadis itu mendadak oleng karena heel setinggi lima senti tidak menopangnya dengan benar. Beruntung, Bisma yang baru memasuki pantry sigap menangkapnya
Tangan kokoh Bisma menangkap tubuh mungil Srikandi. Badannya lemas terkulai, sepertinya gadis itu kehilangan kesadaran.
“Hei! Ngapain kamu peluk-peluk dia?” Suara berat itu adalah Arjuna.
“Jun, sekretaris lu pingsan.”Bisma membopong tubuh Srikandi yang terkulai dan membawanya ke ruang kesehatan. Beruntung perusahaan mereka memiliki klinik 24 jam sebagai fasilitas untuk karyawan.
Arjuna mematung, menatap punggung Bisma yang berjalan tergesa-gesa menuju ruang kesehatan. Kemudian pandangannya beralih pada pecahan gelas, dia menuju telepon di dekat pantry, menekan nomor extention bagian general cleaning untuk segera mensterilkan area dapur.
***
“Dok, kenapa dia?” Bisma bertanya pada dokter Anita yang baru saja selesai memeriksa Srikandi, rekan kerjanya.
“Dia kelelahan dan sepertinya telat makan,” ucap dokter Anita, sambil duduk kembali di balik mejanya.
“Mungkin ... dia kecapekan Dok, memang kemarin baru saja pulang kampung, setelah menghadiri pemakaman adiknya,” ucap Bisma. Dokter Anita mengangguk.
“Sudah siuman?” tanya Bisma lagi.
“Sudah, tapi kelihatannya masih sangat lemah,” ucap dokter Anita. Terdengar suara langkah kaki menggunakan heel mendekat. Bisma dan dokter Anita menoleh ke arahnya.
“Sri, kamu udah sadar?” Bisma berdiri menghampiri wanita itu.
“Udah Mas Bisma,” ucap Srikandi, wajahnya masih terlihat pucat. Bisma memang terkenal supel dan ramah, dia juga tidak suka dipanggil bapak, oleh anak buahnya. Bisma bukan orang yang gila hormat, meskipun dia seorang manager dari departement project dan business development, namun dia low profile dan senang bergaul.
“Saya duluan ya, nanti pak Arjuna memarahi saya, tadi dia minta dibuatkan kopi,” ucap Srikandi, mengingat tabiat buruk bosnya tersebut.
“Sepupu durjana, kalau bukan bos,” gumam Bisma hampir tak terdengar, dia sudah cukup kesal melihat perlakuan semena-mena bosnya itu. Bisma dan Arjuna memang masih sepupu, namun dalam hierarki di perusahaan, pastinya Arjuna memiliki hierarki tertinggi, karena dia adalah putra tunggal pemilik perusahaan.
“Sri, biar aja, nanti aku suruh office girl buat anterin kopi. Ayo, sekarang saya anter kamu pulang.” Bisma menawarkan diri. Srikandi menggeleng.“Mas, pekerjaan saya belum selesai, pak Arjuna akan ada meeting besok pagi, jadi aku harus menyelesaikannya hari ini,” ucapnya. Bisma menarik napas panjang, akhirnya dia mengangguk dan mengikuti langkah Srikandi kembali ke ruangan, setelah berpamitan pada dokter Anita.
Ruangan Bisma dan Arjuna bersebelahan. Bisma satu ruangan bersama beberapa divisi lainnya yang saling terhubung, seperti dengan team quality dan engineering. Sementara ruangan Arjuna yang notabene berstatus sebagai president direktur, hanya di isi oleh dua orang. Arjuna dan Srikandi. Memang di sana ada satu kursi kosong lagi, milik pak Bagaskara, ayah Arjuna. Namun kursi itu sering sekali kosong, mengingat sang pemilik perusahaan hanya berkunjung sesekali.
Arjuna menatap gadis yang baru masuk ruangannya itu dengan tatapan tajam, bak mata elang. Dari raut wajahnya sama sekali tak ada gurat kepedulian. Bagaimanapun, rasa tidak sukanya bukan tanpa alasan. Ayahnya yang memilih Srikandi sebagai sekretaris dan general admin menggantikan Cantika kekasihnya.
Srikandi melangkah gontai ke mejanya. Bagaimanapun kepalanya masih terasa berat. Namun beberapa slide meeting, belum dia check ulang. Besok adalah meeting penting terkait project baru yang cukup menggiurkan. Dia duduk tanpa menoleh pada orang yang sejak tadi memandangnya tajam. Gadis itu seperti sudah kebal dengan perlakuan semena-mena bosnya, meskipun terkadang dia menumpahkan semua kekesalan itu dengan menangis sendirian.
“Bikin drama apa lagi, kamu?” pertanyaannya sinis. Srikandi menatap sekilas pada bosnya.
“Maksud Bapak?” Wanita itu meminta penjelasan.
“Bikin keributan di pantry, mau menarik perhatian siapa? Bisma?” Sebuah tuduhan pedas terlontar. Srikandi menarik napas panjang.
“Itu masalah pribadi saya, apa ada urusannya sama Bapak?” ucap Srikandi lembut tetapi tajam. Akhir-akhir ini dia sudah mulai berani melawan atasannya tersebut.
“Cepet selesaikan slide-nya, saya mau pulang,” ucap lelaki itu dengan angkuh. Srikandi meliriknya sekejap dan mengangguk. Hampir setengah jam, akhirnya slide presentasi itu selesai.
“Sudah saya email Pak, silakan dicheck dulu!” ucap Srikandi, sambil membereskan meja kerjanya. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.
“Saya check di rumah, HP kamu standby kalau ada revisi, saya telpon,” ucapnya sambil menjinjing tas laptopnya yang sudah rapi. Lelaki itu jarang sekali memakai jas, kecuali ada meeting besar dengan klien. Kemudian dia berlalu begitu saja, meninggalkan gadis itu sendirian dalam ruangan. Srikandi bergegas mematikan komputernya dan berjalan membuntuti atasannya, mengikutinya berjalan di lorong menuju parkiran. Sebetulnya dia bisa langsung keluar lewat lobi, namun finger mesin ada di dekat pintu keluar parkiran.
“Pak Juna!” Srikandi mempercepat jalannya, setengah berlari mengejar bossnya.
“Ada apa?” Arjuna menoleh tanpa menghentikan langkahnya.
“Emhh ... engga Pak,” Srikandi tersenyum hambar, tidak mungkin dia mengatakan kalau dia takut hantu. Meskipun sebetulnya bosnya lebih menyeramkan.
BAB 46 –MENIKAH Tidak berapa lama Arjuna dan Tuan Bagaskara beserta Nyonya Arimbi datang kembali ke kamar Srikandi. Gadis itu tampak masih terduduk dan mencoba mencerna semua keadaan yang terjadi. Rasa trauma kejadian semalam belum hilang. Tubuhnya masih luka-luka dan terasa sakit semua. Pagi-pagi sudah ditangkap basah harus menikah. Kepalanya berdenyut hebat dan tidak bisa berpikir jernih lagi. “Saya sudah memutuskan kalian untuk menikah hari ini!” Srikandi masih duduk menunduk. Dia tidak merespon apapun ucapan ayah dari Arjuna itu. “Saya tidak tahu harus berkata apa? Menolak atau menerima? Tapi saya pun tidak tahu apa yang telah terjadi pada kami malam tadi,” ucap Srikandi setelah terdiam beberapa lama. “Ini demi kebaikanmu juga, Sri! Lelaki itu bisa bebas kapan saja dan mencarimu, dia bisa lebih brutal lagi setelah tidak berhasil mendapatkanmu!” ucap Tuan Bagaskara dengan tenang. “Meskipun kita menuntut dan memasukkan
BAB 45 –Tertangkap BasahDi tengah keseruan mereka. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Nyonya Arimbi datang membawakan dua gelas susu cokelat. Dia meletakkannya di atas nakas di samping tempat tidur yang sedang diduduki bertiga.“Juna, Sri, ini diminum dulu susunya mumpung masih hangat.” Wanita itu menyodorkan satu gelas susu kepada Srikandi.“Makasih, Bu!” Srikandi menerimanya. Gadis itu segera meneguk susu hangat tersebut hingga sisa setengah gelas.Bi Ikah menyimpan kembali gelas dengan susu yang masih setengah sisa. Dia melanjutkan memijit lengan Srikandi.Nyonya Arimbi menghampiri putranya yang baru saja menutup kotak P3K. Lelaki itu masih duduk di ujung dipan tempat Srikandi bersandar.“Sini kotak P3K-nya Jun, ini kamu minum dulu mumpung masih hangat!” Nyonya Arimbi menyodorkan segelas susu lainnya pada Arjuna.“Tumben, biasanya Bi Ikah yang buatin?” Arjuna mencebik
BAB 44 –Pulang Ke Rumah Arjuna Arjuna menghampiri Benny dan menepuk pundaknya. “Saya akan urus kamu setelahnya, ikut dulu saja ke kantor polisi buat kesaksian yang memberatkan dia!” Mata Arjuna memicing ke arah Ridho. Kemudian dia melanjutkan memapah Srikandi yang terpincang-pincang menuju mobilnya. Wanita itu masih terlihat syok. Air mata masih sesekali menggenang di matanya. Arjuna membukakan pintu depan. Srikandi menatapnya merasa sungkan. Bagaimanapun kondisinya kotor dan berantakan. “Nanti mobilnya kotor, Pak!” Arjuna terdiam sebentar. Dia melihat pakaian Srikandi yang basah kuyup. Kemudian lelaki itu membuka pintu belakang mobilnya dan mengambil jas yang menggantung di sana. “Pakailah, nanti kedinginan! Jangan pikirkan mobil saya, pikirkan dirimu sendiri!” Dia menyodorkannya pada Srikandi. Wanita itu masih diam mematung. Arjuna segera melepas hunger dan menyamp
BAB 43 – PENANGKAPANSrikandi perlahan melepas heel-nya. Satu tangannya merogoh ke dalam tasnya dan mengambil sesuatu. Dadanya sudah bergemuruh hebat. Dia sama sekali tidak menyangka lelaki yang akan dijodohkan dengannya akan berbuat senekat ini.“Bang, sadar Bang! Kamu akan merusak hubungan kedua orang tua kita, kalau kamu melakukan ini?” Srikandi mencoba mengulur waktu.Lelaki itu semakin mendekatkan wajahnya. Jemarinya mulai menyentuh pipi Srikandi, tetapi wanita itu menepisnya.“Sri, jangan jual mahal! Nggak ada siapapun yang bisa menolongmu di sini! Pilihannya cuma dua, mau dipaksa atau suka rela?” Matanya menatap penuh hasrat.Wajah Srikandi semakin memerah. Darahnya mengalir berdesir hebat. Ketakutan menyelimuti dirinya. Dia mencoba menarik napas beberapa kali. Matanya mengintip ke dalam tas untuk mencari benda pipih miliknya.Dia mengusap layar ponselnya dan mencari nama sese
BAB 42 – Kau Akan Jadi MilikkuTidak lama, terlihat Srikandi keluar dari gerbang menuju mobilnya. Ridho menyambutnya dengan senyuman ramah ketika gadis itu sudah duduk di sampingnya. Mobil melaju sedang meninggalkan perusahaan Bagaskara Group.Mobil yang mereka tumpangi melesat membelah keramaian. Menuju sebuah kafe yang sudah Ridho booking terlebih dulu.“Sri, akhir-akhir ini kamu jarang banget bales pesan aku? Ada apa, ya?” Lelaki itu menelisik.“Aku sibuk, Bang! Sejak bos aku kecelakaan, banyak banget urusan yang harus aku selesaikan.”“Sekarang bisa ketemu, berarti bos kamu udah sembuh?”“Iya, Bang.”Hanya percakapan-percakapan singkat yang terjadi antara mereka. Srikandi terlihat tidak seperti biasa. Senyum yang indah itu sudah tidak lagi tampak pada raut wajahnya. Ridho benar-benar yakin, jika sudah terjadi sesuatu.Apakah lelaki itu sudah mence
BAB 41 – Bertemu RidhoAkhir pekan yang melelahkan. Begitulah kira-kira kesan yang diperoleh wanita kelahiran Garut itu. Mereka tiba menjelang malam. Minggu malam yang harusnya digunakan untuk istirahat maksimal, menjadi malam yang menyita waktu.Senin pagi akhirnya tiba. Srikandi sedang berdiri di depan gerbang kost paviliunnya menunggu ojek online yang dipesannya. Wanita itu menenteng satu bag besar berisi oleh-oleh untuk rekan-rekan kantornya.Baru saja ojol datang. Sebuah Chevrolet menepi. Mobilnya diparkirkan di depan tukang ojol yang baru saja menyerahkan helm pada Srikandi.Arjuna turun dari Chevrolet miliknya. Lelaki itu berjalan menghampiri Srikandi yang tengah mengenakan helm."Pagi, Pak! Ngapain ke sini dulu, semalem ada yang ketinggalan?" Akhirnya dia berhasil mengunci helmnya. Menoleh ke arah Arjuna yang mendekat ke arahnya."Iya, ada! Ayo berangkat!"Arjuna mengambil alih tentengan dari tangannya.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments