Share

Sepuluh

“Kalau bukan karena ayah menggantikanmu dengannya, mungkin hari ini kita masih berbahagia.” Arjuna bersandar pada kursi kebesarannya. Matanya beralih menatap seisi ruangan. Masih selalu terbayang bagaimana kehangatan yang tercipta setiap hari di ruangan itu. Suasana yang sungguh jauh berbeda dengan sekarang.

“Apa lagi rencana gilanya, seenaknya mau menjodohkanku dengan orang yang tidak dikenal, huh!” Arjuna mengacak rambutnya tanpa sadar, mengingat perkataan Tuan Bagaskara tempo hari tentang rencana memperkenalkannya dengan anak kolega bisnisnya.

Tuan Bagaskara sebenarnya merasa bersalah, ketika malam itu melihat putranya pulang dengan wajah berantakan. Akhirnya dia menghubungi kolega bisnisnya untuk memperkanalkan putra-putri mereka. Tuan Arnold setuju, begitupun putrinya yang baru saja kembali dari kuliah di luar negeri. Pak Bagaskara pastinya memiliki alasan kuat kenapa dia bersikeras tidak merestui hubungan putra sematawayangnya dengan Cantika. Terbukti, kini lelaki muda itu sudah merasakan patah hati.

“Pak, hari ini ada meeting ya, pukul sembilan tiga puluh.” Suara Srikandi mengagetkan Arjuna yang tengah bersandar pada kursi sambil memejamkan mata.

“Ok,” jawabnya singkat sambil membetulkan posisi duduknya.

“Pak, maaf itu.” Srikandi menunjuk ke arah kepala Arjuna. Lelaki itu menatapnya penuh tanya.

“Apa? kamu naksir rambut saya?” ucapnya penuh percaya diri. Srikandi memutar bola matanya dan mendengus.

“Nih, lihat sendiri.” Srikandi menyimpan satu buah cermin kecil di depan bosnya. Tentunya cermin dengan tempat bedaknya.

Tok Tok Tok

Pintu kaca ruangan didorong dari luar. Muncul Bu Irma ketua general cleaning membawakan pesanan Arjuna. Wanita paruh baya dengan seragam cleaning service dan senyum yang selalu mengembang. Namun ada senyum yang ditahan ketika melihat kotak tempat bedak di meja bos besarnya.

“Ini Pak pesanannya,” dia menyimpan piring dengan dua potong roti bakar.

“Makasih,” ucapnya datar. Bu Irma mengangguk dengan hormat kemudian bergegas kembali keluar ruangan.

Pantas saja pagi-pagi sudah minta dibuatkan kopi, mood berantakan, rupanya bosnya itu belum sarapan. Srikandi melirik bosnya yang langsung menyantap dua potong roti bakar.

Rupanya manusia besi bisa lapar juga ya?

Ah, manusia besi itu kan bahasa kerennya Iron Man, hahaha, kuganti saja nama kontaknya biar lebih keren, daripada BG. Srikandi langsung mengotak-atik ponselnya.

Bos Galak diganti menjadi Iron Man. Tidak lupa dia mengganti nada deringnya dengan nada baru, yang lama sudah bosan. Tugas selesai. Dia menyimpan kembali ponselnya sambil tersenyum-senyum sendiri. 

Hari itu berjalan lumayan aman. Setelah sarapan, mood bosnya terlihat membaik. Meeting hari itu berjalan lancar.

Srikandi mengerjakan tugas seperti biasa. Selalu ada senyuman dan keceriaan dalam menjalankan pekerjaannya. Dalam kotak aquarium besar itu seperti ada dua kehidupan yang berbeda. Yang satu dingin, datar, monoton dan kaku. Itulah sisi kehidupan Arjuna.

Sementara di sisi lain, selalu ada kehangatan, dinamis, berwarna dan supel. Srikandi selalu memiliki warna tersendiri dalam mengisi hari-harinya. Kelebihan dia adalah tidak berlarut-larut, kepedihan datang, menangis sepuasnya, lupakan. Jika mendapatkan omelan bertubi-tubi, luapkan kekesalan dengan caranya sendiri setelah itu lupakan.

Bel pulang yang dinanti tiba. Kali ini gadis itu terlihat santai, masih mengerjakan sisa-sisa pekerjaannya. Arjuna sudah rapi, hari itu memang tidak ada agenda dengan customer sehingga dia pulang awal.

Kring Kring Kring

Telepon yang terpasang di meja Srikandi berbunyi. Gadis itu segera mengangkatnya, sementara tangannya yang satu masih sibuk memegang mouse.

“Halo,” jawabnya.

“Iya Mas, bentar lagi,” tukasnya lagi.

“Ih, tungguin, aku takut kalo lewat lorong itu sendirian,” ujarnya lagi, bibirnya terlihat mengerucut.

“Ok, Mas Anwar jadi ikut ‘kan? Iya di grand food festival aja, aku udah booking tempat kok,” ujarnya.

“Ok Bye, tunggu aku di lorong ya, Mas.” Ditutupnya gagang telepon.

“Pulang Pak?” Srikandi menyapa Arjuna yang sudah menenteng tas laptopnya. Lelaki itu hanya berdehem. Srikandi memanyunkan bibirnya kesal.

Arjuna berjalan meninggalkannya. Srikandi mulai membereskan berkas-berkasnya dan menyimpannya pada lemari file. Laptopnya segera dimatikan. Sambil menunggu padam, tangannya mencari sesuatu dalam tasnya. Namun tidak ditemukan. Dia cari lagi, sampai dikeluarkan semua isi tasnya. Tiba-tiba dia terdiam sejenak seperti teringat sesuatu.

“Astaga,” ucapnya sambil menepuk kening. Diliriknya meja Arjuna sudah bersih. Dia setengah berlari mengejar bosnya.

Beruntung Arjuna belum jauh. Ada Bisma di lorong yang sudah menunggunya. Lelaki yang sedang memainkan ponsel sambil bersandar pada lorong itu dilewatinya.

“Pak, Pak Juna! tunggu! ” Srikandi berteriak sambil setengah berlari. Arjuna mendengar hentakan heel yang berirama, dia berhenti dan menoleh. Gadis itu dengan terangah-engah akhirnya tiba di depannya. Bisma yang dilewatinya begitu saja, menatap kedua orang itu.

“Kenapa kamu lari-lari?” tanya Arjuna. Srikandi masih berusaha mengatur napasnya.

“Itu Pak, bedak saya mana?” ucap Srikandi terengah-engah. Bisma terlihat berjalan mendekati mereka berdua.

“Bedak? kamu pikir saya ini lelaki metroseksual?” Arjuna mengerutkan kening dengan wajah kesal dia balik bertanya. Lagipula sejak dia terlahir menjadi laki-laki, seingat dia waktu umur lima tahun saja dia dipakaikan bedak oleh ibunya.

“Tadi siang cerminnya saya pinjamkan ke Bapak, sebelum meeting, itu ada bedaknya Pak,” ucapnya. Napasnya kini sudah sedikit teratur.

“Oh, itu benda putih berbentuk kotak, saya taro dipiring bekas roti bakar, mungkin dibawa Bu Irma,” ucap Arjuna setelah mengingat-ingat.

“Kenapa Sri?” Bisma yang sudah tinggal beberapa langkah lagi sampai, bertanya heran.

“Bedak aku Mas,” Wajah Srikandi ditekuk. Dia berbalik meninggalkan Arjuna yang masih berdiri mematung di sana.

“Kenapa bedak kamu, kamu rebutan bedak sama Arjuna?” Bisma menahan senyum sambil melirik mengejek sepupunya.

Arjuna mendengus kesal sambil menendangkan kakinya sembarang. Di kantor itu hanya Bisma yang paling berani pada bosnya yang satu itu. Kalau diberi peringkat, dia adalah urutan pertama kemudian srikandi menduduki urutan kedua. Untuk urutan berikutnya belum ada lagi yang menempati.

“Hahaha, santai Bro,” Bisma malah tersenyum meledek sambil mengejar Srikandi yang berjalan kembali ke ruangannya.

Jadi sejak tadi sibuk telpon sana-sini itu, janjian sama Bisma. Arjuna memperhatikan keduanya yang berjalan menjauh. Kemudian diapun berbalik meneruskan langkahnya.

“Kok bisa bedak kamu ada sama Juna?” Bisma mencari tahu.

Srikandi menceritakan kejadian sejak awal tadi. Sampai akhirnya dia mencari-cari bedaknya sebelum pulang. Bisma terkekeh, dia merasa lucu membayangkan wajah dingin Arjuna memegang benda kotak milik perempuan. Kalau terendus wartawan, bisa-bisa ada headline baru.

Calon pewaris tunggal perusahaan Bagaskara group berebut bedak dengan sekretarisnya.” Bisma terbahak-bahak membayangkannya. Tetapi dia tetap mengikuti Srikandi ke ruangannya dan membantu mencari bedaknya sampai ke pantry. Beruntung Bu Irma tidak membuangnya. Bedak itu disimpannya di atas lemari es di pantry.

Mereka berjalan beriringan. Melewati lorong yang dirasa paling angker itu. kemudian keluar dari tempat finger scan dan langsung menuju parkiran. Rupanya chevrolet milik Arjuna masih terparkir di sana. Bisma tidak ambil peduli, dia mengajak Srikandi naik ke mobil Aphard putihnya.

Mobil melaju perlahan meninggalkan parkiran. Terlihat tawa lepas Srikandi dari balik jendela mobil yang terbuka setengah. Arjuna masih berdiam di sana memperhatikan Alphard itu melaju. Entah apa yang ada dalam pikirannya.

Tak berapa lama, chevrolet itu pun meluncur meninggalkan parkiran. Dia menyetir dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari Alphard yang dikendarai oleh Bisma. Mereka berpisah pada pertigaan, karena Bisma harus menjemput Anwar sekalian. Lelaki itu minta dijemput karena STNK mobilnya sudah terlewat pajaknya. Padahal itu cuma alasan Anwar untuk menghemat bensin, kapan lagi disetirin oleh manajer.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mamik Hariyanti
lucu banget
goodnovel comment avatar
Ananda Annisa
wkwkwkkkkkk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status