/ Romansa / BOS VS ME / Sepuluh

공유

Sepuluh

작가: Evie Yuzuma
last update 최신 업데이트: 2021-05-31 09:11:35

“Kalau bukan karena ayah menggantikanmu dengannya, mungkin hari ini kita masih berbahagia.” Arjuna bersandar pada kursi kebesarannya. Matanya beralih menatap seisi ruangan. Masih selalu terbayang bagaimana kehangatan yang tercipta setiap hari di ruangan itu. Suasana yang sungguh jauh berbeda dengan sekarang.

“Apa lagi rencana gilanya, seenaknya mau menjodohkanku dengan orang yang tidak dikenal, huh!” Arjuna mengacak rambutnya tanpa sadar, mengingat perkataan Tuan Bagaskara tempo hari tentang rencana memperkenalkannya dengan anak kolega bisnisnya.

Tuan Bagaskara sebenarnya merasa bersalah, ketika malam itu melihat putranya pulang dengan wajah berantakan. Akhirnya dia menghubungi kolega bisnisnya untuk memperkanalkan putra-putri mereka. Tuan Arnold setuju, begitupun putrinya yang baru saja kembali dari kuliah di luar negeri. Pak Bagaskara pastinya memiliki alasan kuat kenapa dia bersikeras tidak merestui hubungan putra sematawayangnya dengan Cantika. Terbukti, kini lelaki muda itu sudah merasakan patah hati.

“Pak, hari ini ada meeting ya, pukul sembilan tiga puluh.” Suara Srikandi mengagetkan Arjuna yang tengah bersandar pada kursi sambil memejamkan mata.

“Ok,” jawabnya singkat sambil membetulkan posisi duduknya.

“Pak, maaf itu.” Srikandi menunjuk ke arah kepala Arjuna. Lelaki itu menatapnya penuh tanya.

“Apa? kamu naksir rambut saya?” ucapnya penuh percaya diri. Srikandi memutar bola matanya dan mendengus.

“Nih, lihat sendiri.” Srikandi menyimpan satu buah cermin kecil di depan bosnya. Tentunya cermin dengan tempat bedaknya.

Tok Tok Tok

Pintu kaca ruangan didorong dari luar. Muncul Bu Irma ketua general cleaning membawakan pesanan Arjuna. Wanita paruh baya dengan seragam cleaning service dan senyum yang selalu mengembang. Namun ada senyum yang ditahan ketika melihat kotak tempat bedak di meja bos besarnya.

“Ini Pak pesanannya,” dia menyimpan piring dengan dua potong roti bakar.

“Makasih,” ucapnya datar. Bu Irma mengangguk dengan hormat kemudian bergegas kembali keluar ruangan.

Pantas saja pagi-pagi sudah minta dibuatkan kopi, mood berantakan, rupanya bosnya itu belum sarapan. Srikandi melirik bosnya yang langsung menyantap dua potong roti bakar.

Rupanya manusia besi bisa lapar juga ya?

Ah, manusia besi itu kan bahasa kerennya Iron Man, hahaha, kuganti saja nama kontaknya biar lebih keren, daripada BG. Srikandi langsung mengotak-atik ponselnya.

Bos Galak diganti menjadi Iron Man. Tidak lupa dia mengganti nada deringnya dengan nada baru, yang lama sudah bosan. Tugas selesai. Dia menyimpan kembali ponselnya sambil tersenyum-senyum sendiri. 

Hari itu berjalan lumayan aman. Setelah sarapan, mood bosnya terlihat membaik. Meeting hari itu berjalan lancar.

Srikandi mengerjakan tugas seperti biasa. Selalu ada senyuman dan keceriaan dalam menjalankan pekerjaannya. Dalam kotak aquarium besar itu seperti ada dua kehidupan yang berbeda. Yang satu dingin, datar, monoton dan kaku. Itulah sisi kehidupan Arjuna.

Sementara di sisi lain, selalu ada kehangatan, dinamis, berwarna dan supel. Srikandi selalu memiliki warna tersendiri dalam mengisi hari-harinya. Kelebihan dia adalah tidak berlarut-larut, kepedihan datang, menangis sepuasnya, lupakan. Jika mendapatkan omelan bertubi-tubi, luapkan kekesalan dengan caranya sendiri setelah itu lupakan.

Bel pulang yang dinanti tiba. Kali ini gadis itu terlihat santai, masih mengerjakan sisa-sisa pekerjaannya. Arjuna sudah rapi, hari itu memang tidak ada agenda dengan customer sehingga dia pulang awal.

Kring Kring Kring

Telepon yang terpasang di meja Srikandi berbunyi. Gadis itu segera mengangkatnya, sementara tangannya yang satu masih sibuk memegang mouse.

“Halo,” jawabnya.

“Iya Mas, bentar lagi,” tukasnya lagi.

“Ih, tungguin, aku takut kalo lewat lorong itu sendirian,” ujarnya lagi, bibirnya terlihat mengerucut.

“Ok, Mas Anwar jadi ikut ‘kan? Iya di grand food festival aja, aku udah booking tempat kok,” ujarnya.

“Ok Bye, tunggu aku di lorong ya, Mas.” Ditutupnya gagang telepon.

“Pulang Pak?” Srikandi menyapa Arjuna yang sudah menenteng tas laptopnya. Lelaki itu hanya berdehem. Srikandi memanyunkan bibirnya kesal.

Arjuna berjalan meninggalkannya. Srikandi mulai membereskan berkas-berkasnya dan menyimpannya pada lemari file. Laptopnya segera dimatikan. Sambil menunggu padam, tangannya mencari sesuatu dalam tasnya. Namun tidak ditemukan. Dia cari lagi, sampai dikeluarkan semua isi tasnya. Tiba-tiba dia terdiam sejenak seperti teringat sesuatu.

“Astaga,” ucapnya sambil menepuk kening. Diliriknya meja Arjuna sudah bersih. Dia setengah berlari mengejar bosnya.

Beruntung Arjuna belum jauh. Ada Bisma di lorong yang sudah menunggunya. Lelaki yang sedang memainkan ponsel sambil bersandar pada lorong itu dilewatinya.

“Pak, Pak Juna! tunggu! ” Srikandi berteriak sambil setengah berlari. Arjuna mendengar hentakan heel yang berirama, dia berhenti dan menoleh. Gadis itu dengan terangah-engah akhirnya tiba di depannya. Bisma yang dilewatinya begitu saja, menatap kedua orang itu.

“Kenapa kamu lari-lari?” tanya Arjuna. Srikandi masih berusaha mengatur napasnya.

“Itu Pak, bedak saya mana?” ucap Srikandi terengah-engah. Bisma terlihat berjalan mendekati mereka berdua.

“Bedak? kamu pikir saya ini lelaki metroseksual?” Arjuna mengerutkan kening dengan wajah kesal dia balik bertanya. Lagipula sejak dia terlahir menjadi laki-laki, seingat dia waktu umur lima tahun saja dia dipakaikan bedak oleh ibunya.

“Tadi siang cerminnya saya pinjamkan ke Bapak, sebelum meeting, itu ada bedaknya Pak,” ucapnya. Napasnya kini sudah sedikit teratur.

“Oh, itu benda putih berbentuk kotak, saya taro dipiring bekas roti bakar, mungkin dibawa Bu Irma,” ucap Arjuna setelah mengingat-ingat.

“Kenapa Sri?” Bisma yang sudah tinggal beberapa langkah lagi sampai, bertanya heran.

“Bedak aku Mas,” Wajah Srikandi ditekuk. Dia berbalik meninggalkan Arjuna yang masih berdiri mematung di sana.

“Kenapa bedak kamu, kamu rebutan bedak sama Arjuna?” Bisma menahan senyum sambil melirik mengejek sepupunya.

Arjuna mendengus kesal sambil menendangkan kakinya sembarang. Di kantor itu hanya Bisma yang paling berani pada bosnya yang satu itu. Kalau diberi peringkat, dia adalah urutan pertama kemudian srikandi menduduki urutan kedua. Untuk urutan berikutnya belum ada lagi yang menempati.

“Hahaha, santai Bro,” Bisma malah tersenyum meledek sambil mengejar Srikandi yang berjalan kembali ke ruangannya.

Jadi sejak tadi sibuk telpon sana-sini itu, janjian sama Bisma. Arjuna memperhatikan keduanya yang berjalan menjauh. Kemudian diapun berbalik meneruskan langkahnya.

“Kok bisa bedak kamu ada sama Juna?” Bisma mencari tahu.

Srikandi menceritakan kejadian sejak awal tadi. Sampai akhirnya dia mencari-cari bedaknya sebelum pulang. Bisma terkekeh, dia merasa lucu membayangkan wajah dingin Arjuna memegang benda kotak milik perempuan. Kalau terendus wartawan, bisa-bisa ada headline baru.

Calon pewaris tunggal perusahaan Bagaskara group berebut bedak dengan sekretarisnya.” Bisma terbahak-bahak membayangkannya. Tetapi dia tetap mengikuti Srikandi ke ruangannya dan membantu mencari bedaknya sampai ke pantry. Beruntung Bu Irma tidak membuangnya. Bedak itu disimpannya di atas lemari es di pantry.

Mereka berjalan beriringan. Melewati lorong yang dirasa paling angker itu. kemudian keluar dari tempat finger scan dan langsung menuju parkiran. Rupanya chevrolet milik Arjuna masih terparkir di sana. Bisma tidak ambil peduli, dia mengajak Srikandi naik ke mobil Aphard putihnya.

Mobil melaju perlahan meninggalkan parkiran. Terlihat tawa lepas Srikandi dari balik jendela mobil yang terbuka setengah. Arjuna masih berdiam di sana memperhatikan Alphard itu melaju. Entah apa yang ada dalam pikirannya.

Tak berapa lama, chevrolet itu pun meluncur meninggalkan parkiran. Dia menyetir dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari Alphard yang dikendarai oleh Bisma. Mereka berpisah pada pertigaan, karena Bisma harus menjemput Anwar sekalian. Lelaki itu minta dijemput karena STNK mobilnya sudah terlewat pajaknya. Padahal itu cuma alasan Anwar untuk menghemat bensin, kapan lagi disetirin oleh manajer.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (2)
goodnovel comment avatar
Mamik Hariyanti
lucu banget
goodnovel comment avatar
Ananda Annisa
wkwkwkkkkkk
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • BOS VS ME   Empat puluh Enam - session 1 end

    BAB 46 –MENIKAH Tidak berapa lama Arjuna dan Tuan Bagaskara beserta Nyonya Arimbi datang kembali ke kamar Srikandi. Gadis itu tampak masih terduduk dan mencoba mencerna semua keadaan yang terjadi. Rasa trauma kejadian semalam belum hilang. Tubuhnya masih luka-luka dan terasa sakit semua. Pagi-pagi sudah ditangkap basah harus menikah. Kepalanya berdenyut hebat dan tidak bisa berpikir jernih lagi. “Saya sudah memutuskan kalian untuk menikah hari ini!” Srikandi masih duduk menunduk. Dia tidak merespon apapun ucapan ayah dari Arjuna itu. “Saya tidak tahu harus berkata apa? Menolak atau menerima? Tapi saya pun tidak tahu apa yang telah terjadi pada kami malam tadi,” ucap Srikandi setelah terdiam beberapa lama. “Ini demi kebaikanmu juga, Sri! Lelaki itu bisa bebas kapan saja dan mencarimu, dia bisa lebih brutal lagi setelah tidak berhasil mendapatkanmu!” ucap Tuan Bagaskara dengan tenang. “Meskipun kita menuntut dan memasukkan

  • BOS VS ME   Empat Puluh Lima

    BAB 45 –Tertangkap BasahDi tengah keseruan mereka. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Nyonya Arimbi datang membawakan dua gelas susu cokelat. Dia meletakkannya di atas nakas di samping tempat tidur yang sedang diduduki bertiga.“Juna, Sri, ini diminum dulu susunya mumpung masih hangat.” Wanita itu menyodorkan satu gelas susu kepada Srikandi.“Makasih, Bu!” Srikandi menerimanya. Gadis itu segera meneguk susu hangat tersebut hingga sisa setengah gelas.Bi Ikah menyimpan kembali gelas dengan susu yang masih setengah sisa. Dia melanjutkan memijit lengan Srikandi.Nyonya Arimbi menghampiri putranya yang baru saja menutup kotak P3K. Lelaki itu masih duduk di ujung dipan tempat Srikandi bersandar.“Sini kotak P3K-nya Jun, ini kamu minum dulu mumpung masih hangat!” Nyonya Arimbi menyodorkan segelas susu lainnya pada Arjuna.“Tumben, biasanya Bi Ikah yang buatin?” Arjuna mencebik

  • BOS VS ME   Empat Puluh Empat

    BAB 44 –Pulang Ke Rumah Arjuna Arjuna menghampiri Benny dan menepuk pundaknya. “Saya akan urus kamu setelahnya, ikut dulu saja ke kantor polisi buat kesaksian yang memberatkan dia!” Mata Arjuna memicing ke arah Ridho. Kemudian dia melanjutkan memapah Srikandi yang terpincang-pincang menuju mobilnya. Wanita itu masih terlihat syok. Air mata masih sesekali menggenang di matanya. Arjuna membukakan pintu depan. Srikandi menatapnya merasa sungkan. Bagaimanapun kondisinya kotor dan berantakan. “Nanti mobilnya kotor, Pak!” Arjuna terdiam sebentar. Dia melihat pakaian Srikandi yang basah kuyup. Kemudian lelaki itu membuka pintu belakang mobilnya dan mengambil jas yang menggantung di sana. “Pakailah, nanti kedinginan! Jangan pikirkan mobil saya, pikirkan dirimu sendiri!” Dia menyodorkannya pada Srikandi. Wanita itu masih diam mematung. Arjuna segera melepas hunger dan menyamp

  • BOS VS ME   Empat Puluh Tiga

    BAB 43 – PENANGKAPANSrikandi perlahan melepas heel-nya. Satu tangannya merogoh ke dalam tasnya dan mengambil sesuatu. Dadanya sudah bergemuruh hebat. Dia sama sekali tidak menyangka lelaki yang akan dijodohkan dengannya akan berbuat senekat ini.“Bang, sadar Bang! Kamu akan merusak hubungan kedua orang tua kita, kalau kamu melakukan ini?” Srikandi mencoba mengulur waktu.Lelaki itu semakin mendekatkan wajahnya. Jemarinya mulai menyentuh pipi Srikandi, tetapi wanita itu menepisnya.“Sri, jangan jual mahal! Nggak ada siapapun yang bisa menolongmu di sini! Pilihannya cuma dua, mau dipaksa atau suka rela?” Matanya menatap penuh hasrat.Wajah Srikandi semakin memerah. Darahnya mengalir berdesir hebat. Ketakutan menyelimuti dirinya. Dia mencoba menarik napas beberapa kali. Matanya mengintip ke dalam tas untuk mencari benda pipih miliknya.Dia mengusap layar ponselnya dan mencari nama sese

  • BOS VS ME   Empat Puluh Dua

    BAB 42 – Kau Akan Jadi MilikkuTidak lama, terlihat Srikandi keluar dari gerbang menuju mobilnya. Ridho menyambutnya dengan senyuman ramah ketika gadis itu sudah duduk di sampingnya. Mobil melaju sedang meninggalkan perusahaan Bagaskara Group.Mobil yang mereka tumpangi melesat membelah keramaian. Menuju sebuah kafe yang sudah Ridho booking terlebih dulu.“Sri, akhir-akhir ini kamu jarang banget bales pesan aku? Ada apa, ya?” Lelaki itu menelisik.“Aku sibuk, Bang! Sejak bos aku kecelakaan, banyak banget urusan yang harus aku selesaikan.”“Sekarang bisa ketemu, berarti bos kamu udah sembuh?”“Iya, Bang.”Hanya percakapan-percakapan singkat yang terjadi antara mereka. Srikandi terlihat tidak seperti biasa. Senyum yang indah itu sudah tidak lagi tampak pada raut wajahnya. Ridho benar-benar yakin, jika sudah terjadi sesuatu.Apakah lelaki itu sudah mence

  • BOS VS ME   Empat Puluh Satu

    BAB 41 – Bertemu RidhoAkhir pekan yang melelahkan. Begitulah kira-kira kesan yang diperoleh wanita kelahiran Garut itu. Mereka tiba menjelang malam. Minggu malam yang harusnya digunakan untuk istirahat maksimal, menjadi malam yang menyita waktu.Senin pagi akhirnya tiba. Srikandi sedang berdiri di depan gerbang kost paviliunnya menunggu ojek online yang dipesannya. Wanita itu menenteng satu bag besar berisi oleh-oleh untuk rekan-rekan kantornya.Baru saja ojol datang. Sebuah Chevrolet menepi. Mobilnya diparkirkan di depan tukang ojol yang baru saja menyerahkan helm pada Srikandi.Arjuna turun dari Chevrolet miliknya. Lelaki itu berjalan menghampiri Srikandi yang tengah mengenakan helm."Pagi, Pak! Ngapain ke sini dulu, semalem ada yang ketinggalan?" Akhirnya dia berhasil mengunci helmnya. Menoleh ke arah Arjuna yang mendekat ke arahnya."Iya, ada! Ayo berangkat!"Arjuna mengambil alih tentengan dari tangannya.

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status