Beranda / Romansa / BUKAN MEMPELAI IMPIAN / Bab 22. Malam pertama yang,..

Share

Bab 22. Malam pertama yang,..

Penulis: HaniHadi_LTF
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-24 10:40:03

Sementara di kamar Keya, dia juga tak bisa tidur. Pernikahan macam apa ini? Ini bukan malam pertama yang diimpikannya.

Dipandanginya cincin emas putih polos yang melingkar di jarinya. Pernikahan indah yang pernah dia bayangkan bersama Nabil, bukanlah pernikahan yang seperti ini. Namun masih mungkinkah itu terjadi?

"Bagaimana caranya aku bisa bertemu denganmu, Nabil, sedangkan kamu saja tidak mencariku?" pikir Keya frustasi.

Keya memang tidak tau bagaimana Nabil saat ini juga sangat memikirkannya. Entah bagaimana reaksinya jika dia tau Keya saat ini sudah menjadi istri orang. Semalaman dia bahkan tak dapat tidur. Bayangan Keya seolah menguntitnya kemanapun.

"Nabil, kamu begitu dekat. Bahkan pagi tadi aku sempat melihatmu. Percayakah kamu bahwa semua ini hanyalah untuk menolong anak kita jika suatu saat nanti kamu bertemu denganku kembali dan tau statusku sebagai istri orang?"

" Nabil... akankah ada kelanjutan dari kisah kita ini? Bisakah aku mengatakan semua ini kepadamu? Mengatakan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 27. Tak seharusnya

    "Kamu tetap di sini atau ikut?" tanya Liam setelah mengunci pintu rumahnya. Melihat raut muka Dania, dia tak menunggu jawaban, dia langsung masuk ke mobilnya dan melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi, melihat ibunya masih belum sadar.Sementara itu, Dania yang belum beranjak dari rumah itu tersenyum. Saat Liam mencari Keya dia menelisik hidung Maryam dan mendapati tak bernafas. Disunggingkannya senyum, bahwa setelah ini, dia pasti tiada. Dania lalu memandangi rumah itu, dan membuang nafas ringan. Tidak akan lama lagi aku pasti berada di rumah ini, dengan segala yang dimiliki Liam, pikirnya."Ibu, sadarlah! Jangan tinggalin Keya seperti ini. Keya masih butuh Ibu untuk ngajarin Keya ngaji. SAdarlah, Ibu!" Air mata Keya deras menetes. Dia masih tak berhenti menggosok kaki dan tengkuknya. Di depan Liam yang menyupir kebingungan. Mobil melaju dengan kecepatan dia tas rata-rata.Sampai hampir di ujung jalan menuju rumah sakit, Maryam bergerak-gerak. Keya memeluknya, "Ibu, Alhamdulill

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 26. Rasa itu

    Liam melototkan matanya "Kita menikah?" Bagaimana tidak kaget? Baru saja kemarin dia dan Keya menikah, sekarang masa iya dia akan kembali mengajukan pernikahan? Apa mungkin bisa? bagaimana juga dengan pandangan orang tentang semua itu, bagaimanapun Liam di sekitarnya menjadi orang yang kerap jadi panutan, bahkan kebanggaan dengan dedikasi di bidang pendidikan, juga kemasyarakatan."Kenapa tiba-tiba saja kamu mengajak Liam menikah, Dhuk?" Maryam yang tak kalah kagetnya bertanya.Dania tampak tak bisa mengatakan sesuaatu apapun selain kejengkelan dari sorot matanya. Sejak mengunggah status WA, banyak yang melihatnya dan berkomentar. Salah satunya adalah sahabatnya yang kemudian membuat Dania bercerita. Tidak taunya dari mulut manis itu tersebar berita di masyarakat yang membuat orang tua Dania geram, hinggah Dania yang sudah tak sabar, segera ke rumah Liam."Ibu, saat sakit keras, tiga bulan yang lalu memanggilmu dengan harapan kalian bisa menikah, tapi katamu waktu itu, masih ingin m

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 25. Harus!

    Nabil duduk di bangku panjang halte kampus. Kepalanya bersandar ke dinding kaca, mata menghadap langit yang tanpak redup karena hujan yang mau turun. Untunglah aku sudah sampai di sini sebelum hujan datang, pikirnya.Dia seolah mendapatkan firasat saat bersimpangan dengan sebuah Expander merah dengan jantungnya berdegup kencang."Aku melihat Keya, aku seolah melihatnya. Hanya dia yang bisa membuat dadaku seperti ini," guman Nabil lagi. Wajah Keya makin muncul di pelupuk mata. Ia bahkan lupa sudah berapa kali air matanya jatuh diam-diam. Motornya tadi nyaris menabrak kucing yang tiba-tiba melintas. Dia lalu menginjak rem mendadak, nyaris menubruk tiang lampu."Astaghfirullah," katanya pelan.Sejak semalam di desanya, perasaannya tak menentu. Ia tak bisa memaafkan dirinya. Peristiwa sial itu masih membekas, dan yang lebih menyiksa, Keya... kini tak bisa dia hubungi. Handdpone-nya tak pernah lagi aktif.Karena tak fokus, Nabil meninggalkan kampus dan pergi ke tempat kosnya. Dia pikir ma

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 24. Apa?

    Dania mondar mandir di teras. Sudah berkali-kali dia mengetuk pintu rumah itu, tapi tak ada orang yang keluar. "Ini ke mana semua orang, terutama gadis licik itu?" tanyanya berguman. Dia lalu mengambil handphone di tas jinjitnya, menekan tombol panggil dengan inisial 'Beb' berkali-kali. Namun tak ada jawaban.Dia kembali menghampiri pintu. Kembali diketuknya pintu jati rumah itu. Dengan tak nyaman dia masih berdiri lama. Dania langsung menggerutu. "Sudah tau ibunya sudah tuli, rumah segede ini ngak dibeliin bel."Dania sudah mau mengangkat tangannya kembali saat terlihat pintu dibuka. Seorang wanita setengah baya, tinggi namun krempeng, tersenyum."Dania," sapanya. "Baru juga nanti malam Liam mau ke rumahmu, Dhuk, kamu sudah datang.""Assalamualaikum, Bu!" Tanpa senyum, Dania meraih tangan Maryam, lalu mencium punggung tangan wanita itu. Ucapan Maryam tak didengarnya."Mas Liam ada, Bu?" tanyanya dengan menengok ke dalam. Wajahnya nampak tegang."Lagi pergi. Kamu masuk duluh. Ibu

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 23. Saat bibir ,..

    "Gak jadi ke Dania, Le?"Setelah Liam menatap Keya yang seolah masih ingin muntah, dia lalu bilang, "Mendahulukan yang penting dulu, Bu. Kasihan Keya."MAryam menggeleng pelan.A"Kak, aku bisa Kakak antar besuk aja. Kamu ke Kak Dania duluh aja. Nanti dia marah.""Klinik yang kita pakai nggak di sekitar sini, Keya, biar nggak jadi bahan gosip masyarakat sini. Kebetulan libur Kakak tinggal hari ini."Sengaja Liam mengantar Keya ke klinik yang lumayan jauh dari tempat mereka tinggal. Padahal di desanya juga ada bidan bersalin. Selain mencari klinik yang lengkap fasilitasnya, juga karena menghindari fitnah. Bagaimanapun juga orang sini sudah mengetahui Liam yang bertunangan dengan Dania, entah apa yang akan mereka perguncingkan jika mereka tahu kalau kini Liam telah menikah dengan gadis lain. Semua itu dulu di luar perhitungan Liam. Yang ada di pikirannya hanya untuk bisa menolong Keya yang saat itu berada di posisi sulit.Kendaraan yang dikendarai Liam dan Keya telah meninggalkan perbata

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 22. Malam pertama yang,..

    Sementara di kamar Keya, dia juga tak bisa tidur. Pernikahan macam apa ini? Ini bukan malam pertama yang diimpikannya.Dipandanginya cincin emas putih polos yang melingkar di jarinya. Pernikahan indah yang pernah dia bayangkan bersama Nabil, bukanlah pernikahan yang seperti ini. Namun masih mungkinkah itu terjadi?"Bagaimana caranya aku bisa bertemu denganmu, Nabil, sedangkan kamu saja tidak mencariku?" pikir Keya frustasi.Keya memang tidak tau bagaimana Nabil saat ini juga sangat memikirkannya. Entah bagaimana reaksinya jika dia tau Keya saat ini sudah menjadi istri orang. Semalaman dia bahkan tak dapat tidur. Bayangan Keya seolah menguntitnya kemanapun."Nabil, kamu begitu dekat. Bahkan pagi tadi aku sempat melihatmu. Percayakah kamu bahwa semua ini hanyalah untuk menolong anak kita jika suatu saat nanti kamu bertemu denganku kembali dan tau statusku sebagai istri orang?" " Nabil... akankah ada kelanjutan dari kisah kita ini? Bisakah aku mengatakan semua ini kepadamu? Mengatakan

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 21. Status WA

    Liam tersenyum sendiri saat memberi makan ikan. bayangan kelucuan Keya mengusiknya. Dia yang tadinya mau ke rumah Dania seperti ucapannya pada Rifki, berubah. "Apa kamu ghak ke rumah Dania, Le?" tanya Maryam setelah sore tiba. Liam yang kebetulan memberi makan ikan di belakang, menoleh ke suara ibunya yang tengah di belakangnya.'Tadinya juga berfikir begitu, Bu saat ingat dia ngambek tadi. Tapi kalau dipikir, lama-lama bosen juga apa-apa dia musti maunya menang sendiri.''Ya, nggak bisa begitu juga, Le. Di mungkin saat ini lagi sedih. dan kamu harus menghiburnya.'"Sedih? memangnya kenapa harus sedih?""Kamu kok seolah nggak punya perasaan.""Habisnya, kenapa juga, Bu. Sudah dibilangi jangan ikut ke KUA, masih juga ikut. Kalau ada apa-apa kayak gitu, dia ngambek. Masak iya, aku harus ke rumahnya, mau bilang apa coba?" kata Liam cuek. "Aku ghak ngerasa ada yang salah, Bu. Dai awal dia juga tau ini bukan pernikahan sesungguhnya.""Memang iya, salah dia juga sih. Untung orang tuanya Ke

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 20. cincin yang tak bisa lepas

    Setelah kepergian orangtua Keya, Rifki pun ikut pamitan setelah berbisik ke Liam. "Aku lebih mendukungmu dengan semua ini menjadi sungguhan, Liam.""Banyak hal yang tak memungkinkan, Rif," kata Liam. Baru kemudian dia jadi teringat Dania yang pergi dengan ngambek tadi."Lho, iya, aku harus segera ke rumah Dania agar dia tak ngambeki aku. Kalau dia hatinya lega, dia tak akan mengusik Keya.""Iya, bener kamu, Liam. Kalau kamu biarkan hati wanita itu panas, dia bakal berulah yang bukan-bukan. Kayak nggak tau aja gimana pedasnya mulut dia. Di kantin aja, dia sempat-sempatin ngrumpi bahas yang bukan-bukan.""E, sok tau kamu.""Dari adik iparku yang juga jaga kantin pesantren. Kamu pikir aku cuma ngarang aja."Liam pun terkekeh."Kamu juga sih, mau-maunya dijodohkan sama dia. Udah wataknya begitu dia.""Orang bisa berubah, Rif. Aku harap kelak kalau jadi istriku bisa menjadi baik. Bukan bar-bar seperti itu."Rifki mendesah. "Ya, mudah-mudahan saja, Liam.""Hutang aku pada keluarganya begitu

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 19. Berbakti padanya?

    "Teman, seperti juga saya, Bu," jawab Rifki segera melihat wajah Liam dan Dania yang kebingungan menjawab."Aku pikir tadi adiknya Liam. Kok tiap ada kesempatan selalu dekat Liam." Chandra berkomentar."Hanya kebetulan tadi dekat, Pak." kata Rifki lagi meyakinkan.Maryam dan Liam saling menatap bingung. Mereka tak mungkin menjelaskan siapa Dania dalam lingkup keluarga ini. Maryam kemudian pergi ke belakang, memberi arahan pada orang yang membantunya.Tak lama dia kembali lagi, kemudian ikut bergabung. "Maaf rencananya mendadak saja, jadi ya, begini. Yang penting nikah saja.""Bu, kami sudah berterima kasih sekali kepada Liam yang mau menerima Keya dengan kondisi seperti ini," kata Neina."Bagi kami, apa yang telah Liam berikan itu lebih dari cukup. Dia menyelamatkan harga diri Keya. Juga harga diri keluarga Chandra Darmawan. Untunglah kandungan Keya masih satu bulan, saat lahir nanti tidak terlalu jauh dari hari nikah ini.""Ini Ibu, cuma berdua dengan Liam?" tanya Chandra. Pertanyaa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status