Share

Kesedihan Mas Hasan

Udara dingin mulai menjamah tubuh. Kunaikkan selimut hingga dada sambil memainkan ponsel. Mas Hasan sudah tidur lebih dulu di bed sebelah. Di ruang Dandelion, rawat inap kelas dua ini ada enam bed dan hanya terisi tiga sehingga Mas Hasan bisa tidur di bed sebelah, seperti suami pasien lain.

Kubuka akun fake yang baru dibuat tadi siang. Mataku terbelalak sempurna saat melihat jumlah like, komentar dan share. 11.299 menyukai, 2.119 mengomentari dan 558 membagikan postinganku. Jantung berdebam kencang. Kuscroll layar dengan cepat, membaca komentar dengan sekilas. Banyak yang meminta kelanjutan cerpenku.

Aku tersenyum. Tiba-tiba saja aku tertantang untuk mengembangkannya menjadi sebuah cerbung. Biasanya aku hanya membaca saja, menikmati liukkan jari penulis lain. Kali ini aku akan meliukkan jari sendiri. Menumpahkan segala jejal di dada dalam bentuk cerbung. Sebelum itu kuunduh platform kepenulisan. Untuk mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan.

Setelah hampir satu jam, bagian dua pu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status