Share

Menjaga hati

Acara aqiqah dan tasyakuran berjalan dengan lancar. Setelah dipotong rambutnya, si Kembar—Syafiya dan Shazia—langsung terlelap. Aku yang mengantuk pun, ikut membaringkan diri di samping mereka. Tak lama, Mas Hasan masuk sambil menggendong Khalid.

Aku pun urung memejamkan mata dan beranjak duduk sambil bersandar pada dinding.

“Yang lain udah pada tidur, Mas?“ tanyaku.

“Udah, Dek. Oh iya, Mas mau bicarain tentang Mamah,“ katanya. Aku menatapnya antusias.

“Nanti kalau di rumah sudah tidak ada siapa-siapa selain kita, rencananya Mas mau gertak Mamah. Mas mau tau Mamah lebih berpihak sama kita apa sama Ningrum,“ sambungnya sambil terdiam sejenak.

“Kalau mihak sama kita gimana? Kalau mihak sama Ningrum gimana?“ tanyaku.

Mas Hasan menarik napas dalam-dalam.

“Kalau mihak sama kita, ya Mamah tinggal tetap tinggal di sini. Tapi kalau ...“

“Kalau apa?“ tanyaku tak sabar.

“Kalau mihak sama Ningrum, terpaksa ... Mas pulangkan Mamah ke Cianjur.“

Bola mataku sontak terbelalak mendengarnya. Aku meng
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status