Share

Perdebatan Kecil

Jenazah Bapak sudah dikebumikan. Semua keluarga ikut, kecuali aku dan Uwak Piah. Mas Hasan dan Uwak Ayi melarang kami ikut dengan alasan yang dilandasi dalil kuat tentunya.

Acara tahlilan akan diadakan sampai tujuh hari ke depan. Mamah mempercayakan semuanya pada Bibi Nisa. Padahal jika melihat pengalaman, Uwak Piah lebih pengalaman darinya.

Sepulang dari pemakaman Bapak, Mamah mengumpulkan anak dan mantu. Membahas uang untuk biaya tahlilan. Aku mengernyitkan kening, karena seingatku, uang duka pun lumayan banyak. Ada sekitar tiga belas juta, tapi kenapa Mamah seolah tak ingin menggunakan uang itu?

“Mamah mau kalian patungan lima juta buat biaya tahlilan Bapak,“ kata membuat netra Hadi, Haikal dan Ningrum membelalak tak percaya.

“Apa nggak terlalu besar, Mah?“ tanya Hadi pelan.

“Enggaklah. Lah oranglain kalau tahlilan dimintanya sepuluh juta ke atas,“ jawab Mamah. Hadi menggaruk kepalanya kasar.

“Ning nggak bisa patungan sebanyak itu, Mah. Ning kan pengen bangun rumah,“ kata Ningrum
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status