"Kamu belum pernah menceritakan bagaimana masa lalumu padaku. Ingat, kamu pernah janji mau menceritakannya padaku." Ujar Nadya menuntut.Memang, dulu Adam sempat hampir menceritakan tentang masa lalunya pada Nadya, saat di mana mereka pertama kali mengikrarkan diri sebagai sehabat. Hanya saja, saat itu ada gangguan, yang membuat Adam tidak jadi menceritakan tentang dirinya.Ternyata Nadya masih mengingatnya. Adam harus berpikir panjang, sebelum memutuskan apa ia harus menceritakan dengan jujur siapa dirinya atau harus menyimpannya."Adam?" Nadya memegang punggung tangan Adam dan menatapnya dengan tatapan penuh pengertian, "Tidak apa-apa, kalau kamu tidak ingin menceritakannya padaku. Aku bisa mengerti kalau kamu ingin menyimpannya untuk dirimu sendiri. Tapi, seberat apapun kisah masa lalumu, akan jauh lebih ringan jika kamu mau berbagi dengan orang yang kamu percayai."Adam bisa melihat ketulusan dalam mata Nadya ketika ia mengucapkan kalimat ini. Hanya saja, rahasia yang disimpan Ada
"Aku khawatir karena tidak melihatmu kemarin. Aku kira kamu sakit!" Ujar Fabian menatap Nadya dengan khawatir."Maaf, karena telah membuat anda khawatir, pak. Kemarin, aku kesiangan dan tertinggal sama rombongan. Jadinya, aku liburan sendiri seharian kemarin." Jelas Nadya menjelaskan alasan kenapa ia tidak ikut bersama rombongan perusahaan."Ini bukan jam kantor. Kamu bebas memanggilku dengan sebutan apapun, nothing to lose!" Ujar Fabian agar Nadya tidak bersikap terlalu formal saat itu."Hehehe, maaf! Kebiasaan."Suasana sempat canggung di antara mereka."Oh ya, kamu mau ikut sarapan? Atau mau ku antar ke sini sarapannya?" Tanya Fabian coba mengalihkan kecanggungan mereka."Aku ikut sarapan saja!" Balas Nadya buru-buru. Khawatir jika Fabian benar-benar akan mengantarkan sarapan untuknya. Apa tanggapan orang-orang pada mereka nanti? Bisa-bisa mereka digosipkan kembali."Ya, sudah. Kalau begitu aku tunggu, kita bisa berangkat bersama!"Tidak lama, mereka berdua berjalan berdua menuju k
"Adam, aku ingin pulang, hiks." Ucap Nadya sambil terisak. Kejadian hari ini, memberi luka yang cukup dalam bagi Nadya. Tidak hanya fisiknya yang terluka, tapi lebih dari itu, harga dirinya juga telah dipermalukan di depan umum. Bahkan manajernya, juga berpikir kalau Nadya adalah seorang perebut suami orang yang tidak memiliki harga diri sama sekali dan bahkan berniat untuk melecehkannya. Bagaimana Nadya bisa bertahan dengan semua itu? Saat ini, Nadya terlihat begitu rapuh. Sehingga hal yang wajar bagi dirinya untuk mencari tempat yang benar-benar bisa membuatnya merasa aman dan itu adalah rumahnya. Adam melihat ketidakberdayaan Nadya, bisa merasakan betapa sedihnya Nadya saat ini. Di lain sisi, Adam merasa bersalah karena tidak menjemput Nadya pagi ini. Ia terlambat bangun, sehingga tidak bisa melindungi saat wanita pujaannya itu sedang tertindas. Sekarang, yang terbaik yang bisa dilakukan oleh Adam adalah mendukungnya dan memberikan rasa aman pada Nadya. "Adam, tolong antar
"Kok gue curiga, kalau ada seseorang yang sengaja membuat Nadya terlihat seperti penjahat begini,ya?" Rianti yang sedang sarapan bersama teman-temannya mengungkapkan sesuatu yang sedari tadi menganggu pikirannya. Terakhir, Nadya kebetulan juga berada bersama Fabian, saat istri Fabian datang dan melihat mereka sedang berdua. Padahal, ketika itu Nadya sedang melaporkan perkembangan project mereka. Hari ini, istri Fabian datang begitu tiba-tiba dan kebetulan saat itu Diah juga mendapati Nadya dan Fabian sedang jalan berdua. Meski cukup banyak orang yang termakan tuduhan Diah dan menempatkan Nadya sebagai pihak yang bersalah, mereka tetap yakin jika Nadya tidak mungkin melakukan perbuatan sehina itu. Nadya yang mereka kenal adalah pribadi yang ramah dan baik hati. Nadya menurut mereka, hanyalah korban. Ia berada di tempat dan waktu yang salah bersama orang yang salah. "Iya, Ce! Aku juga sempat berpikir begitu. Kesannya, ada seseorang yang sengaja melaporkan berita negatif tentang pak F
Keisya Levronka dulunya adalah gadis yang riang dan baik hati. Hanya saja, dia termasuk karakter bucin. Satu pria yang meninggalkan kesan begitu dalam bagi Kesya adalah Fabian. Mereka menjalin hubungan saat masih kuliah, mereka menjalin hubungan selama satu tahun lamanya. Fabian sendiri, tidak pernah memikirkan Keisya setelah memutuskannya tepat sehari sebelum acara wisuda mereka. Karena beberapa hari setelah acara wisuda tersebut, Fabian mendapatkan pekerjaan dan sibuk dengan kehidupan barunya. Praktis, sejak saat itu mereka benar-benar putus kontak. Hingga mereka kembali dipertemukan seminggu yang lalu dalam acara perkenalan Fabian sebagai project manajer di perusahaan tempat Keisya bekerja. Namun, Fabian tidak mengenali Keisya karena fisiknya yang sekarang lebih berisi. Keisya sebenarnya juga cantik dan berkulit putih bersih. Hanya saja, kebiasaannya yang doyan makan dan ngemil, membuat tubuhnya terlihat lebih berisi dan berlemak. Itu juga, alasan kenapa Fabian sempat tidak me
Keisya tidak berkutik, ketika Fabian dan yang lain mengepungnya dan menuntut penjelasannya. Keisya layaknya seorang tersangka yang sedang menghadapi tuntutan dari jaksa penuntut umum. Hal itu membuat kursi yang sedang didudukinya serasa panas dan tidak nyaman.Tidak memiliki pilihan lain, Hari itu Keisya terpaksa mengakui semua kesalahannya di depan mereka semua. Dengan berurai air mata, Keisya dengan jujur mengakui semua perbuatannya. Bahwa ia telah secara sengaja memprovokasi Diah dan membuat rumah tangga Fabian retak. Keisya dengan jujur menceritakan alasan kenapa ia melakukan semua itu. Semua itu didorong oleh rasa sakit hatinya karena diputuskan oleh Fabian, sehari sebelum acara wisuda mereka dan ia ditinggalkan begitu saja tanpa penjelasan apapun.Fabian mungkin tidak pernah menganggap hal itu menjadi beban. Namun, tidak sama halnya dengan Keisya. Ia tidak bisa melupakan Fabian dan berharap Fabian akan kembali suatu saat nanti dan mereka bisa melanjutkan hubungan romantis mere
Keisya menolak saran Adam dan Nadya untuk mengurungkan niatnya mengundurkan diri dari perusahaan. Sejak rencananya terkuak, Keisya merasa sangat malu dengan dirinya sendri. Kedewasaan Nadya, membuat Keisya insyaf dengan kesalahannya. Bagaimanapun, ia dan Nadya sebenarnya berada dalam posisi yang sama. Bedanya, Nadya bisa mengiklaskan masa lalunya. Sementara dirinya terjebak dalam cinta buta yang membuat ia kehilangan kebaikan dalam hatinya.Keisya juga sangat malu pada Nadya. Meski Nadya menjadi korban dari dendam cintanya, Nadya bisa berbesar hati untuk memaafkan kesalahannya."Nad, biarkan aku melakukan ini, oke! Bagaimanapun aku tetap harus menebus kesalahanku, padamu, pada Fabian dan istrinya. Aku telah dibutakan oleh cintaku dan aku seharusnya bisa belajar dari kelapangan jiwamu, Nad." Ujar Keisya terisak.Ia telah selesai mengepak pakaiannya. Keisya memutuskan untuk pulang lebih cepat dari rombongan perusahaan, karena setelah ini ia akan memutuskan untuk resign dari perusahaan
Adam sudah bersiap dengan motor trail sewaannya, dengan Nadya duduk manis di belakangnya."Jadi, ke mana kita hari ini?"Adam sudah melihat daftar peta liburan Nadya dan bahkan sudah menghapalnya dalam kepalanya. Karena itu, Adam bisa dengan percaya diri ketika mengatakan, "Kita ke Ubud.""Loh, kok Ubud?""Iya, tempat itu yang paling dekat dari sini. Kita harus bergegas, karena kita cuma punya satu hari ini untuk mengunjungi semua tempat yang ada di dalam daftarmu.""Yu, kita berangkaat!" Teriak Nadya senang.Keduanya memutuskan untuk tidak ikut rombongan perusahaan kembali har ini. Karena Adam sudah berjanji pada Nadya, untuk membawanya mengunjungi semua tempat dalam daftarnya.Mereka tampak begitu gembira. Terutama Nadya, ini adalah liburan impiannya. Sebenarnya, ia dulu membuat impian ini bersama dengan 'Tembon'nya. Namun, kenyataan terkadang tidak sesuai dengan harapan. Namun, Nadya sudah bisa mengikhlaskannya. Sebagai gantinya, ia tetap dapat menikmati liburan ini bersama sahabat