Alex benar-benar tidak menyangka jika wanita yang berdiri di hadapannya itu adalah Rachel. Wanita yang selama 4 tahun ini sudah dia cari-cari. Lalu anak yang sedang dia gendong?"Rachel ... kamu-""Tolong berikan anak saya, Tuan. Maaf kalau anak saya sudah mengganggu acara Anda," kata Rachel dengan dingin. Kemudian wanita itu pun langsung mengambil Alexa dengan sedikit kasar dari gendongan Alex. Dan tanpa menunggu lebih lama lagi Rachel pun langsung membalikkan tubuh dan berusaha secepat mungkin meninggal tanpa itu. "Rachel, tunggu! Ak-""Tuan Alex, maaf. Tapi, waktu saya terbatas."Shit! Alex menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia mengurungkan niatnya untuk mengejar Rachel dan kembali ke mejanya. Sementara Rafly yang sejak tadi memerhatikan tuannya hanya bisa menarik napas dengan tegang.Klien yang sedang mereka hadapi ini adalah klien yang sangat penting. Alex sedang membicarakan soal tender yang baru saja dia mena
"Jika waktunya sudah tepat Mama pasti akan membawa kamu kepada papamu. Tapi tolong Mama minta kamu bersabar. Dan tolong jangan pernah lagi menyapa orang asing. Kamu satu-satunya harta Mama yang paling berharga, Mama tidak mau kamu sampai celaka," ujar Rachel sambil memeluk Alexa. Ketika Rachel melahirkan Alexa dulu, dia sempat mengalami yang namanya sindrom baby blues. Dia sempat tidak mau menyusui Alexa karena melihat wajah Putri kecilnya itu begitu mirip dengan Alex.Bahkan waktu itu Elang sampai mendatangkan seorang psikolog untuk mendampingi Rachel. Saat-saat itu adalah benar-benar masa-masa yang paling sulit dalam hidup Rachel dan Elang. Karena rasa cinta Elang yang begitu besar membuat lelaki itu tidak pernah meminta imbalan apa pun. Bahkan, dia tidak pernah mengucapkan kata-kata cinta untuk Rachel. Dia benar-benar mencintai wanita itu dalam diam. Bagi Elang, tidak perlu memiliki Jika dia mencintai. Cukup melihat orang yang dia cintai hidup bahagia itu sudah membuat Elang bah
Rachel menatap rumah yang dibelinya melalui seorang marketing perumahan. Dia sangat puas dengan rumah bergaya minimalis yang sangat indah itu. Rumah bergaya eropa yang minimalis. Dari depan rumah itu terlihat biasa saja tetapi ketika masuk ke dalamnya desain interiornya sangat mewah ada kolam renang di halaman samping. Bahkan, rumah itu sudah terisi dengan perabotan yang baru. Dan tentu saja semua itu Elang yang menyiapkan. Setelah bertemu dengan Alex tadi, Rachel memang cepat-cepat menghubungi Elang. Dia tidak mau Alex menemukannya. Wanita itu yakin jika Alex pasti akan menyuruh orang kepercayaannya untuk mencari tahu di mana Rachel menginap. Bahkan bisa jadi dia menghubungi resepsionis hotel dan menanyakan tentang dirinya.Alex memiliki uang dan kekuasaan. Jadi, tentu tidak akan sulit untuknya mendapatkan informasi mengenai dirinya. Dan Rachel tidak mau hal itu terjadi. Dia belum siap jika harus bertemu dengan Alex. Untunglah, Elang memang s
"Jadi, dia sudah meninggalkan hotel itu?" Tanya Alex. Rafly menganggukkan kepalanya takut-takut.Alex menghembuskan napasnya dengan kasar. Merasa sangat kesal sekali karena selama ini dia sudah menunggu untuk bisa menemukan Rachel. Tapi tiba-tiba saja wanita itu kembali menghilang."Aku sangat yakin dia ada di sini, di kota ini. Kamu perintahkan semua orang untuk mencarinya di kota ini. Aku yakin jika dia pasti akan menyekolahkan anaknya. Cari dia sampai dapat!" "Siapa yang kamu cari?"Atensi Alex dan Rafli pun beralih ke asal suara yang baru saja datang. Ternyata tuan Mahendra sedang berdiri di pintu ruangan Alex. Lelaki yang masih tanpa gagah di usia lanjut itu berjalan menghampiri Alex kemudian duduk di kursi. "Siapa yang kamu sedang cari?" Tanya Mahendra mengulangi pertanyaannya."Aku baru saja bertemu dengan Rachel. Aku yakin anak perempuan yang bersamanya tadi adalah anakku," jawab Alex."Buat apa kamu mencari dia kalau memang kamu sudah tidak mencintainya lagi. Kamu hanya a
"Janji itu utang, Mama,"Alexa mengulangi perkataan Diana sambil menatap sang ibu. sementara Rachel hanya bisa diam. Dia benar-benar tidak berdaya diserang dari kanan dan kiri."Jadi bagaimana, kamu mau anak yang mana untuk jadi temanmu?" Tanya Rachel mengalihkan pembicaraan. Alexa menggandeng seorang gadis kecil seusianya. Gadis Itu tampak sangat malu-malu, tubuhnya kurus tapi wajahnya sangat cantik. Dan Rachel merasa jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap gadis itu."Aku mau dia yang menjadi temanku di rumah selain juga Leo. Aku mau punya teman yang banyak supaya ketika aku di rumah aku tidak sendirian.""Siapa yang bilang kalau kamu sendirian di rumah? Bukankah ada Bella?""Bella itu bukan temanku, dia pengasuh yang selalu cerewet mengingatkan aku ini dan itu. Teman dengan pengasuh itu beda, Mama. Sama seperti kamu dan Bella. Mama adalah ibuku tentu saja berbeda dengan Bella," jawab Alexa lagi. Melihat hal itu Diana hanya bisa menggelengkan kepalanya. Diana sudah tahu jika Al
"Setidaknya jika Alex hadir pada saat grand opening butik dan salon kecantikan milikku aku akan lebih siap menghadapi dia," kata Rachel.Diana menepuk bahunya perlahan, bagi Diana Rachel itu sudah seperti saudara kandungnya sendiri. Dan dia tentu saja menginginkan yang terbaik untuk Rachel."Apakah kalian sudah selesai? Aku harus menghadiri meeting 2 jam lagi. Jadi jika kalian sudah selesai mari kita pulang sekarang."Tiba-tiba saja Elang berseru sambil melangkah masuk menghampiri Diana dan Rachel."Aku sudah selesai. Tapi aku harus menunggu Leo dan juga Celine berpamitan kepada teman-teman mereka," jawab Rachel."Baiklah kalau begitu mari kita berpamitan," jawab Elang.Tidak banyak barang yang dibawa oleh Leo dan Celine dari panti asuhan itu. Tentu saja karena Rachel sudah mempersiapkan semuanya untuk kedua anak itu di rumah besar miliknya."Celine, kamu harus panggil aku dengan sebutan. Kalian adalah saudara mulai hari
Betapa terkejutnya Alex saat melihat seorang wanita berjalan dengan 3 orang anak dan seorang lelaki yang sangat dia kenal. Tanpa basa-basi lagi Alex pun langsung menghampiri wanita itu."Kamu mau menghindar ke mana lagi? Selama ini kamu di mana? Mana anak kita? Anak yang waktu itu aku temui di hotel itu anakku kan?" Alex bertanya dengan lantang tanpa basa-basi membuat Alexa juga menatap ke arah lelaki itu."Paman yang waktu itu bertemu denganku di hotel bukan? Mama bilang Paman adalah kenalan lama mama. Bagaimana kalau kita duduk bersama dan makan? Malam ini kami mau makan malam bersama, ja-""Paman Alex sedang bersama kliennya sayang, kita makan di tempat lain saja."Tanpa basa-basi Rachel langsung menggandeng tangan Alexa dan berbalik meninggalkan restoran itu. Alex yang hendak menyusul Rachel tertahan oleh Elang yang menghadangnya."Rachel masih belum bisa menerimamu kembali. Jadi lebih baik kamu menjauh.""Dia masih sah menjadi istriku. Jadi kamu tidak bisa memisahkan suami dan i
"Papi ...!"Rachel terkejut saat dia membuka pintu dan melihat berdiri di hadapannya. Sebenarnya dia tahu cepat atau lambat keluarga Alex pasti akan menemukannya.Tetapi Rachel tidak menyangka jika secepat ini dia akan bertemu dengan Mahendra."Kamu apa kabar, Nak? Mana cucu papi?"Rachel hanya membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan Mahendra untuk masuk. Mahendra pun mengikuti langkah Rachel untuk masuk ke dalam rumah besar itu."Alexa, ada yang mau bertemu dengan kamu," kata Rachel.Alexa yang sedang bermain bersama Celine dan Leo langsung menoleh. Gadis itu bangkit berdiri dan menghampiri Rachel.Melihat Alexa di hadapannya Mahendra pun langsung berlutut untuk menyamakan tingginya dengan gadis kecil itu. Hati laki-laki tua itu begitu tenyum saat melihat wajah Alexa yang sangat mirip dengan Alex."Dia mirip sekali dengan Alex waktu kecil, hanya saja versi seorang wanita," gumam Mahendra."Halo sayang. Perkenalkan, nama opa adalah Mahendra. Dan opa adalah kakekmu," kata Mahendr