BUKAN RAHIM SEWAAN

BUKAN RAHIM SEWAAN

By:  Alya Snitzky  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
88Chapters
2.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Rachel dan Alex menikah karena Alex ingin memiliki keturunan, sementara istri pertamanya Sheila tidak bisa memberikan keturunan. Alex menekan Rachel supaya bisa segera hamil karena jika ia tidak bisa memiliki anak maka harta keluarganya tidak bisa jatuh ke tangannya. Sementara itu, ternyata Sheila membohongi Alex, dia tidak sakit seperti yang ia katakan. Apakah Alex dan Rachel akan mendapatkan kebahagiaan?

View More
BUKAN RAHIM SEWAAN Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
88 Chapters
CINTA ATAU NAFSU SEMATA?
“Sudah empat bulan. Kenapa kamu masih belum hamil, Rachel?" Wanita cantik yang baru saja melayani suaminya itu seketika terdiam dengan wajah memerah. Padahal mereka baru saja melakukan hubungan suami istri. Tetapi, bukannya bersikap mesra, sang suami malah menanyakan hal yang sangat sensitif bagi seorang wanita. "Kamu nggak salah bertanya seperti itu?" Rachel terdengar kesal. Lebih tepatnya tersinggung. "Baru empat bulan, Lex. Banyak orang yang sudah menikah selama bertahun-tahun, tetpi belum diberi momongan. Empat bulan!" Bagaimana tidak kesal? Baru saja ia selesai melayani kebutuhan batin suaminya--Rachel saja masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya lantaran Alex, suaminya, tadi sempat memperlakukannya dengan kasar, seakan-akan Alex hanya mengejar kepuasannya semata dan hal itu tidak seperti biasanya.Sebelumnya Rachel masih bertanya-tanya apa yang salah dengan suaminya dan berpikir bahwa suaminya tersebut mendapatkan tekanan dari pekerjaan atau sejenisnya, sehngga Alex menunt
Read more
SHEILA VS RACHEL
"Kamu itu anaklelaki pertama! Jika kamu mau Papi memberikan semua hak dan wewenang diperusahaan, kamu harus memiliki keturunan. Jika kamu tidak bisa memilikiketurunan Papi masih bisa memberikan perusahaan kepada anak-anak dari mamisambung kamu." Kejadian itu seperti video yang berputarulang di kepala Alex. Untuk itulah ia menikahi Rachel. Seorang gadis cantikyang begitu polos dan mau menyerahkan cinta sepenuhnya kepada seorang AlexRajasa Utama. Alex beruntung, apalagi ia tidak akan mungkin mau menyerahkan harta milik papinyayang dikumpulkan bersama almarhum maminya menjadi milik adik-adik dan ibutirinya.Ia tidak sudi.“Lex, kamu melamun?” tanya Rachel menyadarkan Alex dari lamunannya.Alex tersenyum kecil, memberikan kesan pada Rachel bahwa ia memberikan perhatian pada wanita itu. Setelahnya, ia mengusap pipi istrinya dengan lembut. Wajah Rachelsangat cantik dengan rambutnya yang sedikit berantakan membuat Alex merasa adayang kembali mendesak.Perlahan, ia mengangkat da
Read more
GARIS DUA
"Jangan-jangan kamu mandul."Rachel tidak percaya kata-kata Sheila beberapa hari yang lalu mampu mengusiknya hingga seperti ini.Pagi ini, Rachel berjalan mondar-mandir di kamarnya. Ia baru saja membeli beberapa alat tes kehamilan. Ia memang tidak merasakan adanya gejala mual atau ngidam seperti perempuan hamil pada umumnya. Tetapi, ia sudah terlambat hampir dua bulan.Hal ini sebenarnya biasa mengingat siklus bulanannya yang sering kali tidak teratur. Namun, tetap saja. Rachel terdorong untuk mengeceknya. Tidak tanggung, Rachel membeli beberapa alat tes dengan merek yang berbeda. Dan ia pun menunggu.Satu.Dua.Tiga menit terlewat, sebelum akhirnya Rachel memutuskan untuk mengecek hasilnya.Sepasang matanya membeliak ketika mendapati dua garis merah ada di salah satu alat tes--dan yang lainnya juga. Kebahagiaan membuncah di dada wanita itu hingga ia tidak memedulikan apa pun lagi dan langsung mencari suaminya."Aleeex!" seru Rachel dengan perasaan yang begitu gembira. Alex yang seda
Read more
JANGAN GANGGU
Alex dan Rachel pulang dengan perasaan campur aduk. Alex memang sangat menantikan hadirnya seorang anak di antara dirinya dan Rachel. Anak untuk meneruskan generasinya kelak, sesuai dengan tujuan utamanya menikahi Rachel--meskipun istri keduanya tersebut tidak tahu."Jadi, bagaimana hasilnya, Lex?" tanya Sheila yang ternyata sudah menunggu mereka di ruang keluarga."Usia kandungannya sudah tujuh minggu," jawab Alex singkat.Sheila terdiam ... rupanya wanita yang menjadi rivalnya ini sudah menang satu langkah di depannya sekarang."Selamat ya, Rachel. Sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ibu," kata Sheila basa basi."Terima kasih banyak, Mbak. Kalau begitu aku kembali ke kamarku dulu," jawab Rachel.Melihat istri keduanya melangkah pergi, Alex pun ikut melangkah."Aku antar Rachel," ujarnya kepada Sheila.Hal itu jelas membuat Sheila merasa sangat kesal. Ia merasa posisinya saat ini sedikit terancam. Sementara itu, Alex mengantarkan Rachel menuju kamarnya."Kamu nggak ngidam? Mau ak
Read more
CEMBURU
Rachel mengikuti langkah Alex menuju ruang tamu dan saat melihat siapa yang datang ia pun langsung memeluknya. “Kamu ke mana aja? Kenapa baru datang?” tanya Rachel, cemberut Elang tertawa kecil dan memeluk Rachel dengan erat. “Hei, jangan cengeng. Udah punya suami jangan gampang menangis, adik manis,” kata Elang sambil menepuk pundak Rachel dengan lembut dan penuh kasih sayang. Melihat pemandangan di hadapannya Alex hanya diam, entah mengapa ia merasa jika hubungan Rachel dan Elang bukanlah hubungan antara mereka bukanlah hubungan antara adik dan kakak. “Ehem!” Mendengar deheman Alex, Elang pun mengurai pelukan dan memandang Alex. “Ini suamiku, Alex,” ujar Rachel kepada Elang. “Ya, tadi kami sudah bertemu dan berkat dia juga aku bisa masuk. Tadi aku ditahan di pos security. Susah sekali untuk bisa menemuimu,” kata Elang sembari mengacak rambut adik angkatnya. Rachel hanya tertawa kecil. “Penampilanmu seperti ini, siapa juga yang akan mengizinkan kamu masuk,” kata Rachel El
Read more
TUJUAN AWALNYA
"Kenapa kamu diam? Aku hanya bertanya apa kamu mau menceraikan Rachel jika dia sudah melahirkan? Ingat, tujuanmu menikahi wanita itu hanya untuk anak!" kata Sheila dengan tegas.Alex menghela napas panjang lalu mengembuskannya perlahan. "Apakah harus aku pisahkan antara anak dengan ibunya?" "Kamu tidak perlu peduli dengan Rachel. Bukankah kamu tidak pernah mencintai dia? Soal anak, aku bisa mengurus anak itu nantinya," kata Sheila dengan tegas. "Kita lihat saja nanti, Sayang. Kamu jangan khawatir."Sheila mengerutkan dahinya, dengan mata memicing ia menatap Alex dengan kesal. "Bagaimana aku tidak khawatir? Sekarang saja kamu sudah memperhatikan perempuan itu. Apa lagi jika dia nanti sudah memberimu keturunan. Bukan tidak mungkin kamu akan mendepakku dari hatimu dan rumah ini," kata Sheila dengan tajam. "Apa selama ini aku tidak cukup mencintaimu? Sudahlah, Sheila ... aku tidak akan mungkin memilih dia dibandingkan kamu," jawab Alex sambil mencium kening Sheila dengan lembut. Me
Read more
PERMINTAAN SHEILA
Pagi itu, Alex dan Sheila bangun dengan wajah ceria. Walau dalam lubuk hatinya yang terdalam, Alex merasa bersalah karena seharusnya semalam ia tidur bersama dengan Rachel. Tetapi, istri pertamanya itu selalu membuatnya candu. "Bagaimana kalau kita melakukan perjalanan bulan madu kedua, Sayang?" kata Sheila tiba-tiba. "Bulan madu?" "Iya. Sudahl lama kita tidak bersama dan menikmati waktu. Anggap saja ini hadiah karena aku sudah mengizinkan kamu menikah lagi. Apalagi Rachel sekarang sedang hamil. Aku yakin nanti kamu akan lebih memperhatikannya selama masa kehamilan. Jadi, ayo kita honeymoon lagi," pinta Sheila dengan manja. "Baiklah, tapi sekarang kita sarapan pagi dulu," kata Alex. Sheila pun mengangguk dan keduanya pun segera keluar menuju meja makan.Suara Alex dan Sheila yang saling bersahutan membuat Rachel yang hendak sarapan mengurungkan niatnya. Dia paling malas jika berhadapan dengan istri pertama sang suami itu sebenarnya.Seandainya saja dia tidak terjebak dengan kebaik
Read more
ADU DOMBA
Sheila masuk ke dalam kamar Rachel setelah berhasil membujuk Alex untuk meminjamkan kunci cadangan kamar Rachel sebentar padanya. Matanya menajam memperhatikan kamar luasnya tidak seberapa tapi tetap terasa nyaman bila ditempati.Melihat Rachel yang baru saja keluar dari kamar mandi membuat Sheila segera menutup pintunya agar tidak ada yang bisa melihatnya berada di sana. Rachel yang tidak tahu menahu motif Sheila datang ke kamarnya pun hanya bisa menatap wanita itu malas.Sheila duduk di depan meja rias Rachel, posisinya menghadap pada pemilik kamar. "Ada apa?" tanya Rachel ketika Sheila tak kunjung bicara padanya.Sheila menghela napasnya kasar, "Kenapa kamu menolak ajakan kami untuk ikut honeymoon? Suami aku 'kan suamimu juga, kamu tidak perlu takut jika Alex akan selalu bersamaku selama dua puluh empat jam.""Bukan masalah Alex akan ada atau tidak untukku, tapi aku cuma tidak mau jadi nyamuk di antara kalian. Toh, tujuan kalian ke sana buat bulan madu 'kan? Bukan untuk membuatku
Read more
HANYA UNTUK KETURUNAN
Sheila keluar dari kamar mandi dengan lingerie hitam melekat di tubuhnya. Menghampiri Alex yang berniat pergi ke kamar Rachel untuk tidur bersamanya malam ini. Namun, Sheila tak akan membiarkan hal itu terjadi. Dia harus bisa menarik perhatian Alex agar bisa tidur bersamanya lagi.Sheila tidak bisa membiarkan Alex menjadi lebih perhatian kepada Rachel sekali pun wanita itu sudah mengandung anak dari Alex.Alex bangkit dari tempat tidurnya, belum menyadari kehadiran Sheila yang tengah berdiri di depan meja rias. Tepat ketika kepalanya mendongak, Alex akhirnya melihat tubuh seksi Sheila yang sontak membangunkan junior miliknya.Sheila menerbitkan senyumnya saat menyadari Alex terpesona dengan tubuhnya dari pantulan cermin. Spontan Sheila membalikkan badannya dan menghampiri Alex membuat empunya terkesiap pelan.Tangan Sheila mengalung di leher Alex dengan mata mengerling genit, tak lupa dia memainkan bibir bawahnya agar suaminya semakin goyah. Hal itu tentu saja membuat Alex tergoda mel
Read more
KHAWATIR
Rachel menatap pantulan wajahnya dari cermin. Mata sembap, bibir sedikit pucat, dan hidungnya yang sedikit merah akibat semalaman menangisi Alex yang sudah memberi janji palsu padanya. Rachel kira, Alex tidak akan mengecewakan dirinya hanya demi memuaskan gairahnya dengan Sheila.Mungkin memang benar Rachel tak bisa memberikan jatah sampai beberapa bulan ke depan pada Alex. Namun, dia tidak mengira Alex akan melakukan hal sejahat ini hanya untuk kepentingannya sendiri. Kalau saja Rachel tidak hamil, dia juga pasti akan memberikan kehangatan setiap malamnya pada Alex.“Aku akan membahagiakan kamu seperti aku juga membahagiakan Sheila. Dia tidak bisa memiliki keturunan karena sakit,” kata Alex saat dulu Rachel mempertanyakan alasan Alex untuk menikah lagi.Dan, Alex pun sudah melunasi hutang-hutang keluarga Rachel kepada rentenir. Sehingga Rachel mau tidak mau menerima pernikahan itu dan menjadi istri kedua.Pagi ini, Rachel memilih diam di kamar. Tak berniat keluar untuk membantu Mbok
Read more
DMCA.com Protection Status