Share

BAB 14

Penulis: awaaasky
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-16 22:37:34

Delbrant tak lagi sunyi.

Bayangan raksasa berwarna hitam pekat berdiri menjulang di tengah kota, matanya menyala merah menyeringai, memandangi setiap makhluk hidup yang bergerak. Udara menjadi berat. Langit berubah kelabu dengan kilatan merah sesekali memotong awan.

“itu... bukan makhluk dunia ini,” gumam kaela sambil menarik riven mundur ke balik reruntuhan.

“dia yang selama ini manggil-manggil gue dalam mimpi…” suara riven nyaris tak terdengar. tubuhnya bergetar, bukan karena takut, tapi karena sesuatu dalam dirinya seperti... merespon kehadiran makhluk itu.

“kalau kita gak cepet keluar dari sini, semua akan terlambat,” ucap kaela cepat, menarik tangan riven dan mulai berlari menyusuri jalur rahasia di antara tembok-tembok tua delbrant.

“lo tahu jalannya ke mata langit?” tanya riven di sela napasnya.

kaela mengangguk. “selama ini gue cuma dengar dari cerita—tapi setelah ngeliat ingatan lo, gue tahu lokasinya bisa diakses lewat lorong bawah sungai tua.”

mereka menyelinap lewat gang s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • BUKU TERLARANG   BAB 14

    Delbrant tak lagi sunyi.Bayangan raksasa berwarna hitam pekat berdiri menjulang di tengah kota, matanya menyala merah menyeringai, memandangi setiap makhluk hidup yang bergerak. Udara menjadi berat. Langit berubah kelabu dengan kilatan merah sesekali memotong awan.“itu... bukan makhluk dunia ini,” gumam kaela sambil menarik riven mundur ke balik reruntuhan.“dia yang selama ini manggil-manggil gue dalam mimpi…” suara riven nyaris tak terdengar. tubuhnya bergetar, bukan karena takut, tapi karena sesuatu dalam dirinya seperti... merespon kehadiran makhluk itu.“kalau kita gak cepet keluar dari sini, semua akan terlambat,” ucap kaela cepat, menarik tangan riven dan mulai berlari menyusuri jalur rahasia di antara tembok-tembok tua delbrant.“lo tahu jalannya ke mata langit?” tanya riven di sela napasnya.kaela mengangguk. “selama ini gue cuma dengar dari cerita—tapi setelah ngeliat ingatan lo, gue tahu lokasinya bisa diakses lewat lorong bawah sungai tua.”mereka menyelinap lewat gang s

  • BUKU TERLARANG   BAB 13

    kabut tebal menyelimuti jalur utara. jalan yang mereka tempuh bukan lagi jalan biasa, tapi lorong-lorong tersembunyi di antara reruntuhan kota lama—tempat para penjelajah tak berani masuk, dan para penyihir bayangan pernah bersembunyi.kaela berjalan di depan, membawa obor biru kecil yang menyala tanpa api. riven di belakangnya, masih menggenggam buku hitam di dalam tas kulit yang dia perkuat dengan mantra pengikat.“lo yakin ini jalannya?” tanya riven, napasnya berat karena jalur yang menurun curam.kaela mengangguk. “ini bukan cuma jalur. ini portal.”di ujung lorong, mereka sampai di sebuah dinding batu besar dengan ukiran kuno berbentuk mata tertutup. kaela menempelkan tangannya dan membaca sesuatu dalam bahasa yang tidak riven pahami.perlahan, dinding itu bergetar… dan membuka.di baliknya, sebuah tangga batu menurun gelap—berputar turun seperti spiral tanpa dasar.“selamat datang di jalan masuk ke delbrant,” bisik kaela. “begitu kita masuk, kita gak bisa mundur lagi.”riven men

  • BUKU TERLARANG   BAB 12

    derit pintu besi tua menggaung panjang ketika riven dan kaela melangkah masuk ke ruangan bawah tanah yang tertutup sejak 20 tahun lalu. aroma logam berkarat bercampur dengan hawa pengap membuat paru-paru mereka berat.lampu-lampu neon tua berkedip, sesekali mati sendiri. dinding-dinding dipenuhi coretan kode, nama, dan simbol yang sama dengan yang muncul di buku terlarang.kaela berjalan pelan ke arah panel dinding dan menekan urutan angka rahasia.klik.dinding terbuka, memperlihatkan ruangan rahasia di baliknya. dan di dalam sana... ada kasur kecil, boneka rusak, dan rekaman CCTV yang menyala otomatis.riven menatap layar. “ini…”“tempat lo dulu disimpan sebelum diadopsi sama keluarga yang lo kira orang tua kandung lo,” ujar kaela pelan.“tunggu—maksud lo… mereka bukan orang tua kandung gue?”kaela menatapnya. “bukan. lo diambil dari proyek akar—eksperimen generasi khusus yang bisa beradaptasi dengan dua dunia.”dunia nyata dan dunia bayangan.“jadi, siapa orang tua kandung gue sebe

  • BUKU TERLARANG   BAB 11

    hujan turun deras malam itu. riven duduk di pojok kamarnya, tubuhnya gemetar setelah apa yang terjadi di depan cermin.pantulan dirinya itu… bukan ilusi. bukan mimpi. itu nyata.dia mencoba tidur, tapi suara-suara dalam kepalanya tak memberi ampun. akir tertawa, pantulan di cermin terus berbicara, dan detak jam terasa seperti suara langkah seseorang yang makin mendekat.hingga akhirnya…BRUKK!suara keras dari arah jendela membuat riven tersentak. dia berdiri cepat dan mengambil tongkat bisbol yang selalu disimpan di bawah meja.perlahan, dia mendekati jendela… membuka sedikit tirai.dan di luar sana, ada seseorang berdiri di tengah hujan.rambut panjangnya menempel basah di wajahnya. topi lebar menutupi matanya. dia tak bergerak sedikit pun meski petir menyambar tak jauh dari sana.riven membuka jendela. “lo siapa?”“namaku kaela.” suaranya datar, nyaris tanpa emosi.“ngapain lo di sana? tengah malam ujan-ujanan?”“karena akhirnya… kamu membuka buku itu.”riven membeku.kaela melangk

  • BUKU TERLARANG   BAB 10

    Langkah kaki Riven menginjak tanah basah yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Di sekelilingnya hanya kabut dan pohon-pohon tinggi tak bernyawa. Tapi hati kecilnya tahu—dia sedang berada di dalam "antara", tempat yang berada di batas antara realitas dan kegelapan."Kalau ini semacam... dunia lain, kenapa gue ngerasa kayak pernah ke sini?" bisiknya.Tiba-tiba, muncul suara gemerisik dari balik pepohonan. Riven reflek membuat lingkaran pelindung dengan simbol yang kini terpatri di tangannya. Bayangan berkelebat.Namun saat sosok itu muncul dari balik kabut, Riven mengerutkan alis.Bukan monster. Tapi… seorang pria tua.Berjubah abu-abu, rambutnya panjang beruban, sorot matanya tajam seperti menembus jiwa. Tapi wajahnya… asing, dan anehnya terasa familiar.“Riven Akaran,” ucap pria itu. Suaranya berat, tapi berwibawa.“Lo siapa?” tanya Riven, waspada.“Aku adalah bagian dari sejarah keluargamu. Leluhurmu yang dulu pernah menyegel buku itu.”Deg. Jantung Riven berdetak cepat.“Gak mungk

  • BUKU TERLARANG   BAB 9

    Langkah kaki Riven terasa berat saat menyusuri jalan setapak yang terbuka dari altar. Udara di sekitarnya dingin menusuk, dan kabut mulai turun dari pepohonan yang seperti mencibir kepergiannya. Buku tua itu kini berada di genggamannya. Tapi tidak ada rasa bangga. Tidak ada rasa lega.Hanya… kekosongan.Dan rasa bersalah yang menghantui setiap detik.Celine telah mengorbankan dirinya. Dia memilih menjadi penjaga gerbang itu. Menjadi kunci terakhir agar buku itu bisa dibuka sepenuhnya. Tapi untuk apa? Untuk pengetahuan? Untuk kebenaran?Riven menunduk. Dalam pikirannya hanya ada satu suara.“Lo harus bawa buku ini keluar, Riv.”Suara Celine.Tapi sekarang dunia rasanya terlalu hening tanpa celetukan sarkas-nya, tanpa tatapannya yang kuat walau penuh ketakutan. Dia satu-satunya yang percaya sama Riven sejak awal. Dan sekarang dia sudah gak ada…Riven berhenti di tepi jurang. Di bawah sana, hutan tampak seperti lukisan hitam yang terus bergerak. Di balik kabut, tampak rumah lamanya—tempa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status