Share

Mengerikan

Penulis: Ayri Aster
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-24 21:58:39

"Kurang ajar! Pelacur nggak tau diri!" pria bernama Banu itu melotot dan menunjuk-nunjuk ke arah Tania. Dia masih terduduk kesakitan di lantai.

Pak Gunawan membantu Banu berdiri. Lalu menoleh dan mendekat ke arah Tania. Dia menampar pipi Tania dengan sangat keras. Gadis itu terhuyung hingga jatuh ke belakang. Bahkan sudut bibirnya lecet dan mengeluarkan darah.

Pak Gunawan menarik dengan kasar tangan Tania dan memaksanya berdiri. Lalu menyeret gadis itu ke ruang depan dan mendorongnya hingga terjatuh di karpet wol yang terletak di tengah ruangan.

Di ruangan itu juga sudah ada dua pria lain yang sedang duduk santai di sofa sambil mengobrol dan merokok. Mereka sama sekali tidak terkejut melihat Tania yang jatuh tersungkur di depan mereka.

"Ada apa?" seorang pria yang bertubuh paling besar diantara yang lain bertanya sambil menghembuskan asap rokoknya ke udara.

"Pelacur ini sudah berani menendangku. Hajar dia." Pak Banu berjalan tertatih dari arah belakang sambil tetap memegangi bagian
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Babak Belur Pernikahanku   Trauma

    Ayra kembali bekerja setelah mengantar Arzha dan Zetha ke sekolah. Dia tenggelam dalam tumpukan laporan keuangan lagi. Otak dan matanya fokus pada deretan angka pada layar komputer di hadapannya.Tiba-tiba notofikasi sebuah pesan masuk terdengar dari ponselnya. Ayra meraih benda itu dan melihat Nesya yang mengirim pesan. Dia langsung membuka pesan tersebut. 'Kamu udah baca berita trending pagi ini?''Belum. Ada apa?'Ayra membalas dengan cepat. 'Aku kirim linknya. Kamu juga cari di sumber berita yang lain. Semuanya heboh. Pecah banget.'Pesan susulan langsung masuk berisi sebuah link berita. Ayra langsung mengklik tautan tersebut dan nampaklah sebuah judul berita yang memang menghebohkan. 'Wakil Ketua Dewan Kota Lumia dan Tiga Orang Pegawai Pemerintahan Melecehkan Seorang Mahasiswi'Mata Ayra melebar membaca judulnya dan semakin terkejut membaca keseluruhan berita itu. Bahkan disana juga menampilkan dengan jelas wajah keempat orang tersebut. Tapi Ayra bersyukur wajah Tania tidak i

  • Babak Belur Pernikahanku   Koma

    Pagi ini Ayra bangun dengan wajah segar. Tidurnya sangat nyenyak tanpa mimpi. Setelah selesai mengurus Arzha dan Zetha serta perlengkapan sekolah mereka, Ayra segera mandi dan bersiap juga. Saat datang ke meja makan, semua anggota keluarganya telah duduk di tempat masing-masing. Bik Suri sibuk mengeluarkan hidangan dan menatanya di meja. Ayra segera duduk di kursinya, di samping Diego. "Kamu belum cerita ya kemarin seharian kemana aja? Trus pulangnya kok bisa sama Abrar?" Bu Yasmin bertanya kepada Ayra saat melihat putrinya itu baru saja menghempaskan bokongnya di kursi. Mendengar itu, pikiran Ayra melayang pada kejadian semalam saat Abrar mengantar dirinya pulang. Ayra yang sempat tertidur, terbangun karena gerakan perlahan Abrar yang hendak menggendongnya masuk ke dalam rumah. "K-kamu mau ngapain?" Ayra terkejut melihat wajah Abrar yang sudah sangat dekat dengan wajahnya sendiri. Satu tangan laki-laki itu juga sudah melingkar di lehernya dan satu lainnya hendak meraih kedua kaki

  • Babak Belur Pernikahanku   Tertidur

    Hari sudah gelap. Semua administrasi sudah diurus. Tania akan menjalani operasi malam ini juga. Tapi Ayra tidak bisa lagi menjaga disana. Dia harus pulang. Masih ada Arzha dan Zetha yang menunggunya di rumah.Abrar sudah menyiapkan dua orang bawahannya untuk menjaga dan mengawal Tania di rumah sakit. Dia sendiri ingin mengantar Ayra pulang. "Kita pulang dulu sekarang. Besok kita kesini lagi. Aku juga besok ke kantor polisi lagi buat lengkapi berkas laporannya." Nesya memecah keheningan diantara mereka bertiga yang sibuk dengan pikiran masing-masing. "Iya. Makasih banyak ya beb." Ayra menoleh dan menepuk punggung tangan Nesya yang duduk di sebelahnya. "Semua orang yang punya hati dan otak pasti lakuin ini beb. Kebetulan kita yang kenal sama Tania dan kita mampu bantu dia. Jadi memang sudah digariskan Tuhan, kita yang jadi penolong dia." Nesya tersenyum.Ayra mengangguk dan ikut tersenyum. Dia lega dikelilingi oleh orang-orang baik. Abrar, Nesya, juga keluarganya. Ayra benar-benar be

  • Babak Belur Pernikahanku   Kagum

    Ayra berjalan mendekat menghampiri kedua orang itu. Dia tersenyum dan mengangguk sopan. Suami istri itu menatap Ayra dengan heran. Mereka merasa tidak mengenal perempuan di hadapan mereka. "Om dan tante orang tua Tania?""Iya. Kamu siapa?" laki-laki itu bertanya dengan ketus. "Saya Ayra, Om. Temennya Tania." Ayra membungkuk sopan memperkenalkan diri. "Aku nggak pernah dengar Tania punya teman. Apa kamu yang bawa Tania kesini?" laki-laki itu kembali bertanya dengan wajah penuh selidik. "Iya, Om. Aku yang bawa dia kesini. Untung aja dia masih selamat. Tania kuat banget udah bisa bertahan sampai sekarang." Ayra tersenyum tipis.Ayah Tania yang bernama Pak Oki itu terus menatap Ayra. Tak disangka tatapannya justru berubah menjadi tajam. Begitu juga dengan istrinya, Bu Laras, dia juga menatap Ayra dengan tajam.Bahkan keduanya juga tidak berniat mengucapkan terima kasih. Wajah mereka sangat jelas terlihat tidak ramah. "Kenapa kamu ikut campur urusan Tania?" Pak Oki bertanya dengan nad

  • Babak Belur Pernikahanku   Banyak Luka

    "Kamu mau makan?" Abrar menggenggam lembut tangan Ayra yang duduk di sampingnya.Ayra menggeleng lemah. Wajahnya sangat tidak bersemangat semenjak dokter menjelaskan dengan detail luka yang dialami oleh Tania. Ada sedikit rasa bersalah di dalam hatinya.Andai saja dirinya tidak mengulur-ulur waktu untuk menyelamatkan Tania, mungkin yang dialami gadis itu tidak sampai separah ini. Tapi dia terlambat datang. Tania pasti sangat ketakutan sampai berjuang habis-habisan."Kalau gitu kamu ganti baju dulu ya." Abrar menatap Ayra dengan lembut. Dia mengusap kepala perempuan yang tertutup hijab itu dengan penuh kasih sayang. Tepat pada saat itu Willi datang sambil menenteng paper bag berukuran lumayan besar dan kantong plastik berisi dua gelas minuman coklat favorit Ayra. "Pak, ini baju untuk Bu Ayra." Willi menyerahkan paper bag di tangannya kepada Abrar. Abrar menerima itu tanpa mengucapkan sepatah kata. Dia langsung menyerahkan paper bag tersebut kepada Ayra. "Ganti baju dulu ya. Aku tun

  • Babak Belur Pernikahanku   Lega

    Ayra berlari menghampiri Tania yang sudah tergeletak di lantai tak sadarkan diri. Kepalanya mengeluarkan banyak darah. Di dekatnya, ada sebuah asbak kaca yang cukup besar dan berlumuran darah. Tania memakai jubah mandi yang telah koyak di hampir semua bagian dan penuh darah. Semua bagian tubuhnya terekspos jelas. Beberapa lebam terlihat di beberapa bagian tubuhnya. Ayra segera melepas blazernya untuk menutupi sebagian tubuh Tania. Dia juga membenarkan jubah mandi yang dikenakan Tania untuk menutupi sisanya. Ayra mengecek nafas dan denyut nadi Tania. Semua masih terasa meski sangat lemah. Air mata Ayra mengucur deras memeluk gadis itu. Kini pakaiannya ikut berlumuran darah. "Tania, bertahan ya. Tania, maaf aku telat datang. Tunggu, kamu harus kuat. Kamu harus bertahan." Ayra terus terisak sambil memeluk Tania. Nesya melihat pria yang dia lihat di lift tadi sudah tergeletak tak sadarkan diri dengan pisau menancap di perutnya. Pak Gunawan duduk bersandar di samping sofa memegangi ba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status