Share

15. Diabadikan dengan Kamera

"Sial!" Hans menendang pintu di depannya, membuat asisten pribadinya terhenyak dan langsung siap siaga. Pun sama dengan seorang sekretaris di belakang meja yang langsung berdiri dengan kepala tertunduk. Keduanya tak berani bersuara, membiarkan atasannya mengucapkan sumpah serapah sambil memasuki ruangannya.

Sosok Hanson Dirgantara yang terkenal ramah dan selalu tenang, tak lagi terlihat. Pria itu menjadi temperamental dan tidak bisa mengendalikan emosinya karena sakit hati terhadap Eva. Terlebih, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat Arvin memeluk Eva.

"Apa kurangku sampai kamu lebih memilih pria itu, hah?!"

Hans melepaskan dasi yang terasa mencekik lehernya dan membuang benda itu ke lantai sambil berteriak sekuat tenaga. Egonya terluka, kembali mengingat penolakan Eva malam itu di rumahnya.

Detik berikutnya, barang-barang di atas meja disapu dengan kedua tangan dan membuat suara gaduhnya terdengar sampai keluar ruangan. Bram, asisten pribadi Hans harus menarik napas dalam
Hanazawa Easzy

Duh, Hans mulai rese' ya? Dasar licik!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status