Share

02. Ketakutan Terbesar

~ Dari awal kita memang sama-sama buruk~

......

Di sela rasa pusing yang terus menderanya, Ashton bangkit berdiri dan melepaskan kukungannya pada Lynelle.

"Akhh.." ringis Lynelle.

Mengabaikan ringisan Lynelle, Ashton segera memungut pakaiannya dan memakainya asal. Di batas sisa kesadarannya yang sangat menipis, ia berjalan keluar meninggalkan Lynelle dengan tubuh nakednya diatas sofa.

....

"Auchh sial!" umpat Lynelle disela-sela ringisannya begitu sinar matahari pagi merembas masuk mengusik tidurnya.

Dengan rasa pegal yang mendominasi seluruh tubuhnya ia pun tersadar namun seketika matanya membelalak lebar begitu mendapati tubuhnya yang dalam keadaan naked lengkap dengan seberkas darah dipangkal pahanya.

Dengan cepat otaknya dipaksa untuk mengingat kejadian semalam.

"OUCHH B*STARD, SH*T!" umpatnya meraung begitu kilas-kilasan kejadian semalam menghampirinya.

Menahan rasa sakit ditubuh bagian bawahnya, Lynelle langsung memakai pakaiannya. Berjalan dengan sedikit hati-hati menuju mobilnya.

"Akh.." ringisnya lagi kala ia mendudukan tubuhnya didalam mobil. Dengan kecepatan rata-rata ia mengemudikan mobilnya memasuki kawasan kampus. Matanya menatap nyalang seluruh penjuru kampus .

"Dimana letak fakultas teknik?" cegatnya pada seorang mahasiswa.

Mahasiswa itu langsung menunjuk gedung keempat dibelakang gedung fakultasnya.

"Thanks."

...

"Hey Ash, kenapa kau tidak datang semalam?" tepuk Alex.

"Maaf, aku ke pesta ulang tahun temanku." balas Ashton sambil terus menyesap rokoknya, menghisap habis nikotin yang terkandung didalamnya.

Saat ini mereka sedang berada di parkiran motor fakultasnya.

"Kau tahu? Semalam Fried sangat bringas menghabisi Tom dan teman-temannya. Jika kau ada kau pasti akan menertawakan penampilan Tom semalam." sambung Vincent sambil tertawa kecil diikuti John dan Bernard.

"Sayang sekali." potong Ashton menginjak puntung rokoknya.

"Lalu bagaimana dengan pesta yang kau hadiri? Apa kau mendapat wanita baru?" tanya Alex menggoda.

Ashton menggeleng pelan "Maybe but-'

Belum sempat Ashton menyelesaikan jawabannya, seseorang mendorongnya dan menamparnya cukup keras.

Ashton hampir saja terjungkal jika Alex dan Bernard tidak menahannya.

"Wow, siapa lagi ini? Playgirl atau bisakah aku mengatakan jalang kampus? Ada gerangan apa kau kemari dan memukul Ashton, apa kau mau mati?" cemooh John. Sontak Alex menahan Lynelle yang balas menatapnya nyalang.

Lynelle menepis kasar tangan Alex "Aku tidak mempunyai urusan denganmu brengsek! Jadi menyingkirlah."

Ashton menyeka sudut bibirnya kasar, menyingkirkan setitik darah disudut itu dan tak lama mendongak, menubrukan obsidian-nya pada hazel Lynelle.

"KAU.." Emosi Lynelle tertahan dan hendak kembali menyerang Ashton namun dengan sigap ditahan Vincent.

"Wow slow b*tch, kami bahkan tidak terlalu mengenalmu dan kau ingin memukul Ashton kami?" seru Vincent.

Dengan pelan Ashton melangkah, menepuk pundak Vincent. Menyuruh lelaki itu mundur dengan tatapan matanya.

Seakan mengerti tak hanya Vincent semua teman-teman Ashton pun mundur memberikan ruang yang besar bagi Ashton dan Lynelle.

"Ada apa?" tanya Ashton mencoba untuk tenang.

"BR*NGSEK! KAU BERTANYA ADA APA SETELAH APA YANG KAU LAKUKAN PADAKU SEMALAM?" Lynelle kembali berteriak tak mampu menahan emosinya.

Seakan tersadar dengan wanita yang berada dihadapannya, Ashton membuka mulutnya.

"Terus apa masalahnya?" tanya Ashton masa bodoh.

Ya apa masalahnya? Apakah wanita yang semalam menantangnya ini ingin meminta pertanggung jawabannya? Tck, yang benar saja.

Lynelle tertawa hambar lalu menarik kerah Ashton kasar.

"KAU.."

Sebuah tamparan keras kembali menyapa pipi Ashton.

Alex dan John hampir saja bertindak jika Ashton tidak mengangkat tangannya memberi aba-aba untuk tetap ditempat.

Ashton kembali menyeka pipi dan bibirnya yang terasa nyeri.

Ia menoleh, menatap berkilat hazel Lynelle.

"Tamparanmu lumayan juga, nona. Sebenarnya apa masalahmu? hal sepele ini kau permasalahkan? Kau.. Sedari tadi aku membiarkanmu menamparku bukan berarti aku tidak akan membalasnya b*tch! Sepertinya kau sungguh tidak mengenalku."

Seusai mengatakan hal tersebut, sebuah suara yang cukup keras terdengar.

"UHUK." Lynelle langsung memuntahkan darah dari sela-sela bibirnya begitu Ashton balas meninju perutnya dan membuatnya tersungkur diatas debuan tanah.

"Jadi apa yang kau inginkan? Jika karena aku menyetubuhimu semalam, apa kau ingin meminta pertanggungjawaban dariku? Memangnya apa yang harus ku pertanggung jawabkan? Bukankah kau digandrungi sebagai playgirl ah tidak, maksudku 'jalang' kampus, hal seperti itu sudah biasa bukan? Jangan membuatku tertawa." Bisik Ashton mengejek.

"Singkirkan tangan kotormu dari rambutku, brengsek!" teriak Lynelle melepas diri dari cengkraman Ashton.

Ashton menyeringai samar "Jadi? Apa kau datang kemari untuk menunjukan seberapa hebat dirimu? Ahh semalam kau juga menantangku berduel, aku hampir melupakannya, nona. Jadi apa kau puas sekarang?"

Lynelle balas menatap obsidian Ashton dengan hazelnya yang berkilat.

"Sudahlah, simpan tatapan itu. Aku tidak punya waktu untuk meladeni jalang musiman sepertimu."

Lynelle mengepalkan tangannya kuat menatap kepergian Ashton. Ia bersumpah jika sesuatu terjadi dimasa depan, ia akan membunuh lelaki itu.

Ia tak akan segila ini mendatangi Ashton, jika tak ada sesuatu dalam dirinya yang istimewa yang membuatnya diliputi ketakutan.

Memang belum sekarang namun ia takut jika itu terjadi dimasa depan. Ya dirinya adalah seorang yang tidak bisa hamil lebih dari sekali, kalian tahu artinya itu apa? Ia juga awalnya tidak tahu, pada saat ia memasuki bangku junior high school, ia sering mengeluh sakit perut dan menemukan darah dalam urinnya. Setelah menjalani scan CAT, ditemukan bahwa ia memiliki masalah dengan organ reproduksinya. Dokter mendiagnosis sebagai penyakit langka. Karena itu ia memiliki tingkat 60% untuk bisa hamil sewaktu-waktu mungkin jika ia melakukan hubungan badan dan setelah itu ia hanya mempunyai tingkat 10% untuk hamil setelahnya. Jadi ia harus benar-benar harus menjaga dirinya. Karena ia hanya akan hamil dan melahirkan hanya sekali dalam seumur hidup. Saat ini ia hanya memohon agar hal itu takkan terjadi.

Lynelle berjalan lesu masuk kedalam kawasan fakultasnya. Fakultas kedokteran. Mengapa ia mengambil kedokteran? Karena itu juga. Dia ingin dengan sendirinya juga meneliti apa yang terjadi pada dirinya. Selama ini ia menutupinya rapat, hanya orangtuanya saja yang tahu. Menjadi playgirl? Itu hanya akal-akalannya saja untuk lari dari kenyataan ini. Lagian juga ia tidak pernah bersetubuh dengan semua pacarnya.

"Hey Lyn, apa benar kau barusan menyerang Ashton di fakultasnya?' tegur Rose tak percaya. Diselidikinya setiap lekuk Lynelle.

"Oh Sial! Bukankah semalam aku sudah memperingatimu? Dia Ashton. Sekali lagi Ashton Almero. Kau tahu? Herry, anak jurusan bisnis? Ia bahkan terkapar dirumah sakit karena berurusan dengannya. Aku benar-benar khwatir. Beruntung girl kau tidak mati." cemas Rose bernafas lega.

Lynelle menatap hampa setiap perkataan Rose.

"What's wrong? Are you sick? Kalau begitu kita ke unit kesehatan, sekalian obati lebammu." tawar Rose.

Lynelle menggeleng pelan. "Tidak, aku hanya ingin pulang dan tidur saja. entah kenapa aku benar-benar lelah."

...

Disisi lain Ashton mengumpat pelan membiarkan teman-temannya mengobati lukanya.

"Siapa wanita itu? Berani sekali dia memukulmu." Alex bersuara.

Ashton mengibaskan tangannya diudara.

"Tidak penting, hanya one night stand- ku. Itu juga tidak sengaja."

"What? Kau melakukannya dengan jalang itu?" semprot John terkejut.

Ashton menghela nafas pelan "Sudah kubilang tak sengaja. Dia menantangku minum semalam dan aku menerimanya dan berakhir seperti itu. Jadi bisa dimaklumi bukan? lagian pula dia yang memulainya." acuh Ashton seakan tak tertarik dengan topik tentang Lynelle.

"Wow.. Tidak kusangka ada hari dimana playgirl kampus menggaetmu. Tapi benar juga, untuk apa dia mendatangimu dan memukulmu? Dia seperti tidak pernah melakukan itu saja. Dia takkan hamil bukan? Dia pasti tahu trik menggugurkan. Jika tidak, mana mungkin ia bisa bertahan menjadi jalang yang terkenal." sambung Vincent diangguki Bernand.

"Sudahlah bahas yang lain, aku yakin dia hanya ingin pamer saja." Ujar Ashton kembali menarik sebatang rokok dan menghisapnya.

Tanpa mereka sadari Lynelle tengah berjuang berdoa mati-matian agar sesuatu yang mereka katakan benar-benar tidak terjadi.

"Lyn, kau ingin pulang?" sapa Jay yang sepertinya baru datang.

Lynelle mengangguk pelan "Yeah."

"Kenapa kau terlihat murung, baby?" ujarnya lagi mencium cepat pipi Lynelle.

Lynelle benar-benar tak berniat saat ini.

"Sorry Jay. Aku benar-benar lelah mungkin karena effek alkohol semalam. Aku akan menghubungimu nanti." finalnya.

'"Baiklah, hati-hati di jalan." balas Jay melambai pelan pada Lynelle yang telah memasuki mobilnya.

~Sometimes something undesirable will happen.~

....

NOTE: Penjelasan mengenai medis diatas hanya dilebihkan untuk kepentingan kepenulisan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status