Share

Bad Love
Bad Love
Penulis: Diary Tika

Lelaki Beraroma Surga

" Tolong!!!"

" Tolong!!!"

" Tolong!!!"

Tiffany melepas wedges-nya, berlari sejauh mungkin dari tempat sepi ini untuk menghindari lelaki tua terkutuk yang akan melakukan tindakan asusila kepadanya. Menoleh, lelaki tua itu masih mengejarnya dan mengucap sumpah-serapah yang tak enak didengar telinga orang tuli sekali pun.

" Tolong!!!"

Tiffany masih tak menyerah untuk kabur. Tak menyerah juga untuk berteriak minta tolong, meski jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari dan jalanan yang ia lalui sangat sepi. Jika tak ada manusia, Tiffany berharap hantu pun tak apa-apa jika mau menolongnya. Tetapi, sepertinya Tiffany tak melihat apapun. Hanya jalanan tak berujung dan kios-kios yang sudah tutup di sepanjang jalan.

" To...long..."

Tiffany mulai ngos-ngosan. Tak tahu sudah berjalan sejauh apa. Yang jelas, ketika menoleh ke belakang, lelaki tua itu sama sekali tak terlihat lelah. Badannya yang tinggi, kekar dan tegap masih melangkah lebar-lebar tak mau menyerah.

Tiffany berhenti. Sudah tak kuat lagi berlari. membalik badan, lelaki tua itu sudah dekat dengannya. Rasanya ingin menyerah, tapi tidak bisa. Tiffany tidak mau diperkosa lelaki tua itu. Ia tidak mau melakukan pertama kalinya dengan orang yang lebih tua dari ayahnya. Ralat... ayahnya yang brengsek.

" Dapat!" lelaki tua itu menangkap Tiffany yang masih ngos-ngosan. Tangannya memeluk tubuh Tiffany dan menggendongnya.

Tiffany meraung-raung seperti singa ngamuk. Tangannya memukul bagian tubuh manapun yang dapat ia jangkau. Namun, lelaki tua itu seolah tak merasakan sakit sama sekali. Bahkan, setelah berlari mengejar Tiffany sampai ratusan meter, ia masih kuat mengangkat Tiffany kembali menuju mobil sport berwarna merah mengkilap miliknya.

" Kamu jangan coba-coba kabur ya. Kamu mau menipu saya? saya sudah bayar uang muka satu juta, loh," ucap lelaki tua itu sambil membukakan pintu untuk Tiffany.

" Om, saya bukan penipu. Saya balikin deh uangnya, tapi jangan perkosa saya ya," Tiffany memohon dengan sangat, " atau... saya tambahin denda ganti rugi, mau?"

Lelaki tua itu menggeleng, " oh tidak bisa. Kamu sudah menggoda saya dan sekarang kamu mau pergi dari saya? jangan harap," lelaki itu memasukkan Tiffany ke mobilnya, di jok belakang. Kemudian ia menghambur masuk dan hendak membuka tank top merah yang dikenakan Tiffany. Namun, Tiffany terus-menerus berontak. Bahkan, ketika lelaki tua itu lengah, Tiffany berhasil mengambil kesempatan untuk menendang benda pusaka yang berdiri di balik celana bahan itu, hingga lelaki tua itu terdorong, punggungnya membentur pintu mobil.

Memanfaatkan peluang, Tiffany keluar dari mobil yang pintunya tak ditutup. Benar-benar tua bangka tak beradab. Ingin memperkosa orang, di tengah jalan, di dalam mobil, pintunya terbuka lebar seperti itu lagi. Benar-benar tak patut disebut manusia. Sambil berlari, Tiffany tak henti-hentinya memaki si lelaki tua.

" Tolong!" teriak Tiffany lagi ketika melihat sebuah mobil dari kejauhan. Ia berdiri di tengah jalan sambil melambaikan tangannya. Mengabaikan dinginnya malam. Mengabaikan tank top-nya yang talinya lepas sebelah. Dan... roknya yang super ketat dan sangat pendek.

Mobil itu banting stir. Nyaris menabrak pembatas jalan dan segera berhenti. Menimbulkan suara decitan yang geli. Seseorang keluar dari dalam mobil itu. Seorang lelaki dengan aroma parfum sangat harum. Bahkan dari jarak yang cukup jauh dari keberadaan Tiffany. Ketika Tiffany terbuai dengan aroma itu, ia langsung sadar jika di depannya ada seorang lelaki jangkung yang sedang berjalan ke arahnya dengan tampang sangar.

" Lo mau mati?"

Tiffany menelan ludah. Tidak. Bukan karena pertanyaan si lelaki, tetapi karena aroma parfum lelaki itu yang membuatnya mabuk kepayang.

" Lo budek?"

Tiffany tersadar ketika pipinya ditampar pelan. Ia mengerjapkan mata dan menunjuk-nunjuk arah lelaki tua yang mengejarnya, " tolong. Gue mau diperkosa!"

Lelaki itu menaikkan sebelah alisnya dan bersedekap. Mengamati penampilan Tiffany dari ujung kepala hingga ujung kaki, " lo yakin?"

Tiffany mengangguk, kemudian menoleh ke arah di mana lelaki tua tadi mengejarnya. Tetapi, dari tempatnya berdiri, Tiffany tak melihat keberadaannya lagi, bahkan mobil merah yang seharusnya kelihatan dari sini, sudah tak ada di tempatnya lagi.

Tiffany menghela napas lega. Ia kemudian menoleh kepada lelaki yang rupanya sudah tak lagi berdiri di depannya. Lelaki itu hendak masuk ke dalam mobilnya, " Makasih, ya!"

Lelaki itu tak menjawab dan masuk ke mobil. Tiffany melambaikan tangan, sebelum lelaki itu benar-benar masuk. Kemudian sadar jika lelaki itu pergi ia akan sendirian di sini dan bagaimana ia bisa pulang? Akhirnya, Tiffany berlari mendekati mobil lelaki itu. Menggedor-gedor kacanya berkali-kali. Ketika kaca itu diturunkan, Tiffany mencium aroma surga yang memabukkan.

" Numpang sampai kelab deket sini, boleh?"

Lelaki itu tak menjawab, menutup kembali kaca mobilnya, kemudian menyalakan mesin mobil. Membuat benda itu bergetar.

Tiffany menggedor-gedor kaca mobil itu lebih kuat lagi sebelum benar-benar melaju dan menyisakan ia di tempat sepi ini sendirian. Tiba-tiba, kaca mobil kembali diturunkan dan membuat Tiffany kembali memiliki harapan.

" Masuk."

Tiffany senang bukan main. Ia langsung mengambil tempat di sebelah lelaki tadi, " thanks, ya."

Bukannya menjawab, lelaki itu malah menyalakan musik. Hip-hop. Berbahasa inggris. Jika dilihat dari tampangnya yang bersih, sepertinya dia orang kaya. Selera musiknya juga menunjukkan jika dia bukan orang biasa-biasa saja. Apalagi aroma parfumnya, jelas ini aroma parfum mahal yang cukup dipakai dua semprot, harumnya sudah luar biasa.

" Lo pecun?"

" Apa?" Tiffany menoleh, mendengar lelaki di sebelahnya seperti bertanya, namun ia tak dengar dengan jelas.

" Semalem berapa?"

Tiffany semakin tak mengerti. Dua detik berikutnya, ia sadar jika pakaiannya menunjukkan jika ia adalah kupu-kupu malam. Memang, Tiffany sedang mencoba profesi yang kata Sandra sangat mudah dilakukan. Hanya perlu sedikit polesan make up dan pakaian seksi. Bahkan, ia ke kelab bersama Sandra. Tetapi, mereka berpisah ketika lelaki tua bangka tadi mengajaknya keluar setelah mentransfer uang satu juta rupiah.

" Lo budek ya? gue lagi nanya."

" Dua juta aja," jawab Tiffany. Persis seperti yang ia katakan kepada lelaki tua tadi, " DP satu juta. Sisanya kalau udah selesai."

Lelaki itu mengangguk-anggukkan kepalanya. Entah karena paham atau karena musik yang sedang mengalun?

" Minat?"

Lelaki itu mengerem tiba-tiba. Membuat Tiffany terdorong ke depan dan nyaris jatuh dari kursi. Tetapi, ia tidak jatuh. Malah kepalanya yang hampir membentur dasbor. Untungnya, tangannya sigap menutupi dasbor. Sehingga, kepalanya hanya membentur punggung tangannya.

" Bisa pelan-pelan nggak sih?" Tiffany protes, merasakan punggung tangannya berdenyut.

" Turun!" ucap lelaki itu datar.

Tiffany terkejut mendengarnya. Setidakmenarik itukah dia? hingga lelaki yang berbau surga ini mengusirnya?

" Beneran budek nih orang. Turun. Udah sampe!"

Tiffany kaget. Ia melongok lewat kaca. Rupanya memang sudah sampai kelab tempatnya diangkut oleh lelaki tua brengsek itu. Menuruti kemauan si lelaki beraroma surga itu, Tiffany melempar senyum mautnya.

" Kalau butuh jasa gue, bisa cari gue di sini. Nama gue Tiffany."

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
awal yang bagus.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status