Chapter 36Rich HusbandSatu pekan kemudian Beck dan Jessie baru saja keluar dari pesawat kemudian menuju tempat tinggal mereka, Jessie juga telah melepaskan gelarnya seperti apa yang diinginkannya. Kontroversi di masyarakat tentu saja terjadi, tetapi Jessie mencoba untuk mendengarkan saran Beck untuk mengabaikan apa pun komentar masyarakat karena menurut Beck, apa yang dikonfirmasi oleh juru bicara kerajaan sudah cukup gamblang menjelaskan alasan Jessie melepaskan gelarnya dan bukankah dalam dua bulan terakhir ini hidupnya sudah penuh dengan kontroversi? Sepertinya Jessie mulai terbiasa menjadi bahan pembicaraan dan perlahan-lahan mulai tidak mau ambil pusing terhadap pemberitaan miring tentang dirinya di media sosial. Namun, membiasakan diri dengan lingkungan baru mungkin akan sedikit sulit karena sejak lahir dirinya terbiasa dengan perlakuan istimewa seperti kebutuhannya yang selalu dilayani harus berubah walaupun di tempat tinggal barunya disediakan pelayan untuk mengurus keperlu
Chapter 37Big PresentDi halaman orang tua Beck beberapa mobil terparkir rapi, sepertinya perjamuan makan malam untuk merayakan kedatangan Jessie bukan sesederhana yang Jessie dan Beck kira. Beck memarkirkan mobilnya di sebelah sebuah super car keluaran terbaru berwarna merah metalik dan berpikir jika sepupunya yang bergelut di dunia entertainment mungkin membutuhkan sedikit wejangan darinya agar tidak menghambur-hamburkan uang untuk membeli mobil dengan harga yang fantastis lagi. Ia kemudian membukakan pintu mobil untuk Jessie dan dengan mesra merangkul pinggang Jessie untuk memasuki kediaman orang tuanya. "Well, sepertinya ada pesta besar dan kita membuat mereka terlalu lama menunggu," ucap Beck ketika berada di depan pintu.Jessie mengulum senyumnya dan menoleh kepada Beck tanpa menyahut, otaknya justru mengingat percintaan membara yang baru saja mereka lalui. Masih sangat segar diingatannya ketika punggungnya bersandar di kaca lemari dengan satu kaki terangkat dan Beck berlutut
Chapter 38Something is TerrifyingJessie menutupi sebelah telinganya menggunakan telapak tangannya karena nada panggilan dan getaran ponsel yang sangat mengganggunya pagi itu, andai saja dering itu berasal dari ponselnya, Jessie tidak segan-segan untuk menekan tombol reject kemudian melanjutkan memejamkan matanya. Sayangnya ponsel itu bukan miliknya dan Beck baru saja beberapa detik yang lalu masuk ke dalam kamar mandi. Jessie berguling dengan malas ke samping untuk meraih ponsel di atas nakas karena setelah membiarkannya berdering beberapa kali, si pemanggil itu rupanya masih tidak menyerah untuk menghubungi suaminya. "Halo," sapa Jessie dengan nada datar sembari duduk dengan enggan. "Suamiku sedang berada di kamar mandi sekarang. Kau bisa menghubunginya lagi nanti." "Oh, rupanya keberuntunganku pagi ini bisa bicara denganmu, Yang Mulia." Jessie mengerutkan alisnya karena si pemanggil ternyata seorang wanita dan ketika memastikan siapa nama wanita itu di layar ponsel, Beck rupan
Chapter 39Where is Your Baby?Sebelum melihat keadaan Charlie, Beck meminjam telepon di meja resepsionis rumah sakit untuk menghubungi Arnold agar asistennya membawakan keperluan Jessie, juga mengurus kepentingannya karena pukul sepuluh di kantor Beck harus menghadiri pertemuan dan yang pastinya Beck juga menghubungi keluarga Danish untuk memberitahu keadaan Charlie.Empat puluh menit kemudian Beck kembali ke tempat Jessie berada, ia mendapati seorang pelayan pribadi Jessie berdiri di sana. Istrinya juga sepertinya sudah lebih hangat dengan syal berwarna cokelat melingkar di lehernya sembari memegangi botol minuman berisi cokelat panas. Bibirnya mengulas senyum, puas dengan cara kerja Arnold yang selalu dapat diandalkan dalam keadaan apa pun."Apa kau merasa lebih baik?" tanya Beck seraya membungkuk dan menyingkirkan rambut yang menjuntai di sisi wajah Jessie.Jessie mengangguk. "Bagaimana keadaan sahabatmu?" Beck tersenyum. "Dokter sedang menanganinya." Jessie memberikan botol di
Hola, happy reading and enjoy this chapter!Chapter 40Big Secret and Little PunishmentEkspresi Beck berubah murung. "Dia tidak datang di hari pernikahan kami dan setelah itu dia mengalami keguguran." "Keguguran?" tanya Jessie dan nadanya melunak. Beck menunduk beberapa detik kemudian menatap Jessie dengan muram. "Apa lagi yang ingin kau tahu?" "Apa yang membuat Charlotte meninggalkanmu?""Itu kesalahanku yang sangat fatal, saat itu hubunganku bersama Sophie baru saja berakhir dan dia menjebakku. Sophie mengaku mengandung anakku." Beck menatap Jessie yang tampak serius mendengarkannya. "Tapi, itu bukan anakku, setelah lahir bayi itu berkulit hitam." "Tetapi, Charlotte tetap meninggalkanmu?" tanya Jessie dengan muram.Beck mengangguk. "Dia meninggalkanku sebelum bayi Sophie lahir." Jessie membasahi bibirnya dengan lidah. "Kenapa dia tidak bisa bersabar sedikit saja untuk memperbaiki hubungan kalian?" "Aku... saat itu kesalahanku memang pantas untuk tidak mendapatkan kesempatan d
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 41Surprised!Dua hari kemudian Beck berdiri tidak jauh dari pintu ruangan tempat Jessie kursus memasak dan saat istrinya keluar dari sana, Beck yakin sesuatu berjalan tidak seperti keinginan Jessie. Ia menyongsong Jessie dan mendaratkan kecupan di bibir istrinya. "Bagaimana kursusmu hari ini?" tanyanya. "Jujur saja aku tidak suka memasak," kata Jessie seraya melingkarkan lengannya di pinggang Beck. Beck sudah menduganya sejak kemarin karena setelah kembali dari kursus, Jessie tidak menunjukkan antusiasme apa pun. "Jadi, ini hari terakhirmu?" Jessie memajukan bibirnya. "Kenapa kau sepertinya sangat keberatan jika aku belajar sesuatu yang berguna?" Sejujurnya Beck lebih tenang jika Jessie duduk manis di rumah dibandingkan istrinya melakukan kegiatan di luar rumah yang membuatnya khawatir tidak berkesudahan, tetapi Beck tidak ingin terlalu terlihat jika dirinya ingin merantai wanita itu. "Kau tidak perlu memaksakan dirimu untukku," ucap Beck
Hola, happy reading and enjoy!Jangan lupa untuk follow akun author dan akun Instagram author : cherry.blossom0311Chapter 42Awkward MomentPandangan Jessie dan Beck tidak tertuju kepada Charlie, tetapi pada sesosok wanita yang berdiri di samping ranjang pasien. Sunshine dapat merasakan keterkejutan pada diri Beck disusul dengan ketegangan yang melingkupi suasana ruangan itu.Charlotte memang sepatutnya berada di sana karena Charlie adalah kakaknya, tetapi kenapa harus saat yang bersamaan? Baik Beck dan Jessie berprasangka jika Charlie sengaja mengatur waktu guna mempertemukan Beck dan Charlotte."Yang Mulia," sapa Charlie diiringi senyum ramah kepada Jessie.Jessie membalas keramahan Charlie. "Tuan Danish, senang sekali melihat keadaan Anda yang tampaknya sudah lebih baik." "Terima kasih karena Anda datang ke sini," kata Charlie. "Kau berutang budi pada istriku, dia yang memanggil ambulans untukmu," ucap Beck seraya mengelus-elus punggung telapak tangan Jessie. "Anda yang memangg
Hola, enjoy this chapter!Chapter 43I Don't Care!Charlotte tersenyum dan mendekati suaminya yang sedang menggantikan pakaian Eros yang tampaknya baru selesai dimandikan, sedangkan Aneesa terlihat rapi dengan pakaian yang tebal dan hangat duduk sambil menatap layar iPad yang menampilkan video kartun anak-anak bernyanyi. Pemandangan itu terlihat menyenangkan andai saja Aneesa adalah putri kandung Duncan, atau mungkin jika suaminya sekarang adalah Beck. Karena dengan begitu, tidak perlu ada ganjalan yang membuat setiap tarikan napasnya penuh dengan kepanikan seperti sekarang."Hai, apa kalian memiliki rencana untuk pergi dan aku tidak tahu?" tanya Charlotte dengan senyum merekah di bibirnya. "Kami berencana pergi berkeliling kota kemudian makan malam di luar," jawab Duncan."Oh, ya? Apa kalian tidak mengajakku?" Eros melambaikan tangannya seolah ingin menjangkau Charlotte dan Duncan mengangkat bocah itu lalu memberikannya kepada Charlotte. "Tentu saja karena kami memerlukan pemandu