EndSehari sebelum pesta pernikahan yang dilakukan di hari pertama bulan Maret, Jessie sedang mencoba gaun pengantinnya ketika Aneesa masuk ke dalam rumah diikuti Beck, pengawal, dan Nanny-nya. Gadis kecil itu tersenyum riang dan berlari kecil menghampiri Jessie."Bagaimana perjalananmu, Sayang?" tanya Jessie seraya mengelus rambut Aneesa.Ia tidak dapat membungkuk terlalu dalam dikarenakan gaunnya terlalu ketat di bagian perut."Aku menyukai perjalanan ke sini," kata Aneesa. "Senang mendengarnya. Lalu bagaimana kabarmu?" tanya Jessie kemudian ia menerima kecupan di bibirnya dari Beck. "Aku merindukan Rocky." Rocky adalah anak anjing Alaska milik Nick yang diinginkan Jessie dan seperti dugaan Beck, dengan senang hati Nick memberikannya kepada Jessie.Jessie terkekeh. "Kau tidak merindukanku?" "Aku juga merindukanmu. Jessie, kenapa kau mengenakan gaun pengantin?" "Kami akan menggelar pesta pernikahan," kata Jessie. "Menikah?" "Ya. Aku akan menikah." "Dengan siapa kau akan menik
EpilogueJessie keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di dadanya dan rambut basah yang digulung handuk, matanya tertuju pada Beck di atas tempat tidur dan sepertinya tertidur. Bibirnya mengulas senyum bahagia, tiga hari di pondokan bersama suaminya benar-benar bulan madu yang luar biasa. Mereka berada di dalam pondokan hanya berdua, bertelanjang hampir sepanjang malam di atas tempat tidur, terkadang mereka bercinta di mana saja mereka menginginkan seperti di sofa, di meja dapur bahkan di meja makan. Itu benar-benar luar biasa seperti fantasi liar Jessie selama ini.Setiap waktu Beck memasak untuk kebutuhan mereka dan tentu saja Jessie membantu pekerjaan suaminya meskipun hanya memotong wortel atau memisahkan daun basil dari tangkainya. Sesekali Nyonya Carmen datang untuk membersihkan pondokan dan berbelanja kebutuhan makanan.Jessie duduk di tepi tempat tidur, matanya mengawasi Beck, mengagumi wajah dan dada telanjang suaminya yang dipenuhi dengan otot yang tersusun kencang.
BlurbKetika Sang Putri, Jessica Catalina Carloz yang memiliki hobi terselubung (berpesta bersama teman-temannya) tersandung masalah karena foto-foto nakalnya tersebar luas di internet, Kakaknya memberikan hukuman agar dia meninggalkan Madrid dan pergi ke Aínsa. Jessie tidak ingin menikmati Desember di tempat yang dingin, dengan bantuan kakak tirinya, ia memilih pergi ke Tijuana. Dalam sebuah insiden yang membahayakan dirinya di sebuah tempat judi, Jessie diselamatkan oleh pria tampan yang pernah ditampar menggunakan buket bunga.Beck Peyton, Sang Penyelamat merasa hidupnya sangat sial karena bertemu dengan putri yang nakal dan ceroboh. Di bawah tekanan Sang Raja untuk memulihkan nama baik Jessie, Beck tidak memiliki pilihan selain menikahi Sang Putri.Seiring berjalannya waktu, kedua insan yang saling bertengangan itu justru merasakan getaran-getaran di dalam dada mereka hingga membuat ikatan yang semula terpaksa perlahan menjadi nyata.Hola, jumpa lagi di buku ke 3 gank-nya Nichola
Chapter 1Problem"Pergilah ke Aínsa."Jessie yakin jika kakaknya sedang bercanda, kakaknya tidak mungkin sekejam itu mengusir adik kandungnya dari Madrid begitu saja. Tetapi, ia perlu memastikan ucapan kakaknya."Apa kau bilang?"Lexy bersedekap. "Enam bulan saja, tinggallah di sana.""Kau sedang bercanda, 'kan?""Aku serius."Jessie menggelengkan kepalanya. "Tidak, kau tidak serius. Aínsa sama sekali tidak cocok untukku."Ujung jari-jari Lexy mengelus pelipisnya. "Di samping belajar banyak sejarah bangsa kita, di sana kau bisa merenungi kesalahanmu. Dan dalam waktu enam bulan publik sudah melupakan kehebohan yang kau buat.""Bukan aku yang membuat kehebohan," ujar Jessie dengan nada tidak terima oleh tuduhan kakaknya—juga semua orang."Kehebohan itu tidak akan terjadi kalau kau tidak membuat kesalahan.""Aku tidak bersalah!" sanggah Jessie.Jelas tidak bersalah, karena menurut Jessie berfoto dengan kue ulang tahun berbentuk alat kelamin pria di tengah pesta ulang tahun salah satu te
Chapter 2CasinoBeck Peyton, pria berusia tiga puluh tahun itu mengendurkan dasi yang mencekik lehernya dan bersamaan dengan itu barista menghidangkan latte-nya di atas meja. "Sudah kubilang kau pasti mendapatkan tanah itu," ujar Charlie Danish, sahabatnya seraya mengusap ujung hidungnya yang memerah. Beck membuka kancing kemeja di lehernya. "Aku sempat tidak yakin pemilik tanah tidak akan setuju dengan penawaran yang kuajukan." "Dia sedang terlilit hutang dan satu-satunya pembeli dengan yang membawa uang tunai saat itu juga adalah kau. Dia tidak akan melewatkan kesempatan emas di depan mata." Beck mengedikkan bahunya. "Sayang sekali tanah itu dijual," ucap pria bermata biru gelap itu.Charlie menarik cangkir berisi cappucino dan berucap, "Aku sangat yakin jika pemilik tanah itu akan menyesal setelah menjualnya." Tijuana bukan tempat asing bagi Beck mengingat lima tahun terakhir, setiap tiga bulan dirinya mengunjungi Tijuana untuk memeriksa keadaan perkebunan agave blue miliknya
Chapter 3Looking for HusbandTerima kasih kepada kakak pertamanya, Nicholas Knight yang berhasil meyakinkan Alexion Carloz bahwa Aínsa tidak cocok untuk dirinya. Tetapi, Nick hanya bisa membujuk Lexy. Selebihnya kakak pertamanya itu tidak bisa membantu terutama dalam hal keuangan dan Jessie akhirnya berada di Tijuana meskipun di sana dirinya harus hidup selayaknya orang biasa dengan keuangan seadanya. Banyak tempat yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk menjalani hukuman omong kosong yang dicetuskan kakaknya, tetapi entah kenapa Jessie memilih Tijuana. Mungkin salah satu alasannya adalah karena di tempat itu ia dapat merasakan cahaya matahari agar sepanjang Desember nanti dirinya tidak harus menatap lautan salju yang mumutih menutupi tanah, pohon, dan bangunan di Aínsa.Wanita berparas cantik dengan mata cokelat terang itu meletakkan kepalanya di atas bantal, di tangannya beberapa kartu ATM dan kartu kredit yang sekarang kehilangan fungsinya. Kakaknya benar-benar pria yang palin
Happy reading and enjoy!Chapter 4Goddess"Kau salah tempat, Señora. Biasanya para pria bersenang-senang dengan wanita di lantai atas. Bukan di sini," ujar pria itu. Jessie mengedarkan pandangannya ke ruangan yang penuh dengan mesin judi modern dan menurutnya mesin judi di sana seperti mesin Arcade di wahana permainan anak-anak yang dulu pernah dikunjungi saat dirinya masih kecil. Itu adalah pengalaman satu-satunya karena sebagai anak yang dilahirkan di keluarga kerajaan, ia tidak memiliki kebebasan untuk bermain-main sepuasnya seperti anak kecil pada umumnya. "Ada apa, Señora? Apa kau ingin mencoba permainan di sini sebelum menemukan suamimu?" Jessie mengerjapkan matanya dan mengangguk pelan. "Ini sedikit mengingatkan aku pada masa kecilku." "Nah, kau pasti sering memainkannya, 'kan?" "Ya. Tapi, itu sudah sangat lama. Aku tidak yakin masih mengingatnya sekarang.""Ya. Kau benar," ucap pria yang tidak menyebutkan namanya itu. "Kalau kau mau aku bisa membantumu agar kau mengingat
Happy reading and enjoy!Chapter 5EscapeBeck berjalan mengitari tempat yang ia sebut terkutuk. Mesin-mesin Arcade yang berjejer rapi dan beberapa orang tertawa senang karena berhasil mendapatkan jackpot, juga beberapa orang yang tampak kesal sembari mengepalkan tangannya disertai umpatan kasar yang terlontar dari mulut mereka. Orang-orang yang menurutnya memiliki pemikiran aneh karena menggantungkan keberuntungan dari tempat judi. Di matanya tidak ada kebetulan dan keberuntungan juga tidak akan datang secara cuma-cuma di dunia ini. Semua kenyamanan dan kesejahteraan berasal dari usaha dan kerja keras, bukan dari orang-orang malas yang menggantungkan harapan setinggi langit, tetapi tidak berusaha untuk menggapainya. Beck diam-diam menggelengkan kepalanya saat ia melewati seorang pria yang sedang bersorak dan terlihat congkak saat menarik kupon penukaran hadiah, ia yakin jika pria itu telah mengalami kekalahan puluhan kali dan sedikit kemenangan selama bermain judi. Beck berani bert