Share

Bab 8

Author: Yola
Susan bergegas pulang, tetapi kata sandi pintu rumah sudah diganti, jadi dia bahkan tidak bisa masuk.

Dia melapor polisi, tapi ini merupakan konflik keluarga, polisi hanya bisa menengahi.

Setelah polisi pergi, Ginos menatap Susan dengan dingin.

"Aku tidak seharusnya memberikan anak padamu! Wenny bakal mendidiknya untukmu, kamu bisa membawa Julian pergi setelah selesai merencanakan pernikahan!"

"Tidak, kembalikan anak padaku. Ginos, kamu tidak bisa lakukan ini padaku!"

Susan hampir pingsan.

Melihat mata Susan yang merah, serta luka di dahi dan tubuhnya, Ginos juga merasa tertekan.

Namun, dia teringat perkataan Wenny, bahwa akan lebih mudah mengoreksi anak selagi kecil.

Dia tetap mengeraskan hatinya, mendorong Susan keluar dan menguncinya di luar.

Susan hampir gila, tetapi dia tak berdaya.

Wenny mengirimkan video Julian padanya setiap hari selama hampir sebulan.

Dalam video tersebut, Nana menunggangi Julian seperti kuda.

Ginos kembali memarahi Julian.

Julian dihukum berdiri lagi...

Susan hanya tidur dua atau tiga jam sehari, dia sangat menderita baik secara mental maupun fisik.

Kisah cinta Ginos dan Wenny menyebar di internet setiap hari.

[Ginos dan Wenny sekeluarga pergi berliburan dengan bahagia]

[Ginos telah menghabiskan satu triliun untuk mempersiapkan pernikahan mewah ini buat Wenny]

[Ginos mengambil foto bulan madu Wenny di pulau seberang]

[Ginos menjawab kalau wanita bermarga Heis itu hanyalah seorang pengasuh di rumah, anak laki-laki itu adalah putra pengasuhnya]

Wenny sangat pemilih dalam hal perencanaan pernikahan.

Susan akhirnya mengubah sesuai permintaannya, ketika dia hendak membawa kembali anaknya, seorang penggemar menusuk jantung Julian dengan pisau.

Video adegan itu beredar luas.

Dalam video tersebut, Ginos berada tepat di samping Julian, tetapi dia melindungi Wenny dan putrinya.

Topik Ginos menyelamatkan Wenny di saat kritis menjadi pencarian panas pertama.

Susan menunggu di luar ruang gawat darurat, keadaan Julian masih tidak diketahui.

Ginos sedang mengoceh dan memarahi di sampingnya.

"Sebelum kamu menghasut penggemar untuk menyakiti Wenny, pernahkah kamu berpikir kalau putra kita akan terluka?"

"Sudah kubilang, aku baik pada Wenny hanya untuk membalas budi, kenapa kamu harus menentangnya?"

Susan ingin membantah.

Dia ingin bertanya kenapa dia bersama Julian tetapi menolak untuk menyelamatkannya?

Namun, dia tidak bisa berkata apa-apa, hanya air mata yang terus mengalir.

Di kehidupan sebelumnya, dia dan putranya yang ditinggalkan oleh Ginos...

Wenny berpura-pura, "Lupakan saja, Ginos, mumpung aku baik-baik saja, aku juga tak peduli."

"Dia berbuat salah memang pantas dikritik, untungnya kamu tidak melapor polisi! Kalau benaran terjadi sesuatu pada Julian, dia bakal hidup menderita seumur hidupnya!"

Ginos merasa kesal ketika memikirkan keadaan putranya.

Dia bakal gila kalau hanya diam saja!

Susan tidak peduli padanya, dia hanya menatap ruang gawat darurat.

Dia tidak percaya pada dewa, tetapi saat ini dia berdoa kepada semua dewa.

Asal Julian baik-baik saja, Susan rela mati!

Dokter membuka pintu dan mengatakan kalau pisaunya meleset dan tidak mengenai jantung. Saat Julian lolos dari bahaya, Susan berjongkok dan menangis keras.

Wenny menarik Ginos, "Ginos, meskipun pernikahan kita tiga hari lagi, proses untuk perceraianmu dengannya sudah habis, kalian sudah bisa mengambil surat cerai."

"Sekarang dia sangat sedih, atau kita bicarakan nanti saja? Tak masalah kalau aku dibilang sebagai pelakor lagi."

Ginos hampir melupakan hal ini kalau Wenny tidak mengatakannya, "Tidak, aku akan mengambil surat cerai dengannya hari ini!"

Meski Ginos tidak mau, Susan juga akan mengingatkannya.

Susan tidak ingin berhubungan dengannya lagi.

Setelah Julian dipindahkan ke bangsal umum, Susan pergi ke Biro Catatan Sipil bersama Ginos.

Mereka baru saja menerima akta cerai, Ginos dan Wenny segera mengambil akta nikah.

"Pernikahannya tiga hari lagi. Jangan membawa Julian datang membuat masalah, aku sudah bilang ke satpam, mereka tidak akan mengizinkanmu masuk!"

Susan memegang akta cerai dan menjawab tanpa menatapnya, "Ya."

Ginos tidak perlu khawatir karena Susan sudah menyerah.

Melihat wajah pucat Susan, Ginos merasa tidak tega, "Kembali dan renungkan. Jangan khawatir, aku tetap mencintaimu. Setelah semuanya berlalu, aku akan menceraikan Wenny dan menikahimu lagi."

"Tidak..."

Sebelum Susan selesai bicara, Wenny memanggilnya, "Ginos, cepatlah kemari, fotografer mau fotoin kita yang sedang bahagia menerima akta nikah!"

"Iya."

Ginos tersenyum dan pergi.

Selama tiga hari, Ginos sibuk menemani Wenny mempersiapkan pernikahan tanpa mendatangi rumah sakit sekali pun.

Pada hari pernikahan mereka, seluruh kota membicarakan tentang pernikahan mereka.

Ginos mengirim pesan kepada Susan, [Gimana kondisi Julian? Sekarang kurang cocok, aku akan mengunjunginya nanti.]

Susan tidak balas, dia mengirimkan bukti perselingkuhannya bersama Wenny ke kantor berita.

Kemudian, mentransfer semua saham Grup Salim ke Jefry.

Lalu, dia membawa Julian yang lemah menaiki kereta cepat.

Ginos, mulai sekarang, kita tidak ada hubungan apa pun lagi!
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Badai Telah Reda, Kau Pun Tiada   Bab 22

    "Ingat, jangan biarkan Susan dan Julian masuk, mengganggu pernikahanku dengan Wenny."Ginos teringat apa yang pernah dikatakannya sebelumnya, dia merasa menyesal.Dia berusaha sekuat tenaga untuk masuk, tetapi gagal. Kemudian, dia mabuk dan jatuh ke air dalam perjalanan pulang.Saat hampir tenggelam, dia diselamatkan.Ginos tidak mati, tetapi ketika sekarat, dia teringat akan hal-hal di kehidupan sebelumnya.Dia terbaring di bangsal dengan penuh penyesalan dan rasa bersalah, dengan air mata mengalir di wajahnya."Ternyata di kehidupan sebelumnya, keegoisanku membunuh Susan dan Julian. Bahkan sepuluh tahun setelah kematian mereka, aku baru sadar kalau diriku tertipu oleh Wenny."Apa Susan juga terlahir kembali?Pantasan dia tiba-tiba setuju untuk bercerai dan sangat membencinya!Ginos menyangka putranya masih hidup, jadi dia masih bisa mendapatkan pengampunan dari mereka.Bagaimana dia menghadapi Susan dan Julian?Kenapa dia begitu bodoh hingga tertipu oleh Wenny?Kenapa dia begitu sok

  • Badai Telah Reda, Kau Pun Tiada   Bab 21

    Ayah Ginos hanya peduli pada Jefry dan tidak memperlakukannya dengan baik. Orang terdekatnya adalah ibunya.Kini ibunya bunuh diri dan ingin putus hubungan dengannya. Hatinya terasa sakit.Namun, Ginos bahkan tidak sempat menghibur ibunya, dia dimarahi oleh para pemegang saham yang mendukungnya."Apa otakmu bermasalah! Kenapa proyek yang sudah diatur bisa jatuh ke tangan Jefry?""CEO macam apa kamu ini? Sampai dipermainkan oleh wanita!"Ada juga pengacara yang menelepon, "Pak Ginos, aku dipercayakan oleh Nona Wenny untuk mengurus perceraiannya denganmu. Dia memintamu untuk meninggalkan seluruh hartamu."Ginos merasa konyol ketika mendengar ini, dia bahkan mengira pengacara itu hanya omong kosong.Dia pergi menemui Wenny di pusat penahanan.Namun, sikap Wenny berubah sepenuhnya, dia terus memarahi Ginos. "Ayahku mati demi menyelamatkanmu. Aku hanya ingin menjadi istrimu, apa aku keterlaluan?""Dasar bajingan yang tidak tahu berterima kasih. Kamu bahkan melapor polisi untuk menangkapku.

  • Badai Telah Reda, Kau Pun Tiada   Bab 20

    Susan mencibir, "Kamu mengaku salah dan ingin menebusnya padaku dan Julian, tapi mana kompensasimu? Kenapa aku tidak melihatnya?"Ginos meraih tangannya dan berkata dengan penuh kasih sayang, "Aku tidak bisa membalas dendam pada Wenny dan Nana, tapi aku bakal memperlakukanmu dan Julian dengan sangat baik di masa depan!""Kamu menyebut tanggung jawab yang memang menjadi milik seorang suami dan ayah sebagai kompensasi... Ginos, kamu sungguh nggak tahu malu!"Susan menarik tangannya dengan paksa, "Aku tidak akan menikah lagi denganmu, kamu menyerah saja!"Ginos melakukan hal-hal dengan tidak jelas, dia dan putranya bakal dirugikan.Federik khawatir dan meneleponnya.Susan hendak menghampiri, tetapi dipeluk erat dari belakang oleh Ginos.Air matanya jatuh di lehernya."Aku hanya tertipu dan melakukan beberapa kesalahan. Lagi pula, tidak terjadi konsekuensi serius. Aku sudah mengakui kesalahan, jadi tolong maafkan aku!"Akan lebih baik kalau Ginos tidak mengatakan ini. Begitu mendengar kata

  • Badai Telah Reda, Kau Pun Tiada   Bab 19

    Mereka terlalu cerewet, Julian sudah mulai makan."Argh uhh, lumpianya enak!""Kunyah, kunyah... siomainya enak. Ayah, aku sayang padamu!"Federik mencondongkan tubuh dan mencium wajah Julian, "Nak, Ayah juga sayang padamu!"Susan sudah lama tidak melihat Julian sebahagia ini.Saat itu, dia merasa mereka seperti sekeluarga.Setelah makan malam, Federik mengantar Susan dan Julian ke taman kanak-kanak.Hari ini ada acara di sekolah, si kecil mengajak mereka berdua.Di perjalanan, Julian berceloteh dengan gembira."Kali ini, aku juga ditemani Ibu dan Ayah. Siapa lagi yang berani menertawakanku tidak punya Ayah, hmph!""Ibu, Ayah, di taman kanak-kanak yang baru tidak ada Nana, tidak ada yang menindasku, aku sangat bahagia setiap harinya.""Kali ini, aku tak perlu iri pada orang lain yang punya ayah, aku juga punya ayah yang sangat hebat!"Julian sangat senang.Makin mendengar, Susan merasa makin tidak nyaman.Putranya sangat pengertian.Selain kuota kelas pianonya dirampas, Julian tak pern

  • Badai Telah Reda, Kau Pun Tiada   Bab 18

    "Ehem!"Susan tersedak air liurnya sendiri.Putranya baru berusia lima tahun, tapi cukup pintar!Wajah tampan Federik memerah.Suasananya sangat canggung."Anakku sayang, jangan asal ngomong. Meskipun menjadi selingkuhan, aku juga selingkuhan yang baik," kata Federik panik.Si kecil bingung, "Oh, ternyata ada selingkuhan baik dan jahat?"Susan memelototi Federik, "Tidak, semua selingkuhan itu jahat!"Dia tidak tahu ternyata Federik pernah berpikir untuk menjadi selingkuhannya!Federik tersenyum, "Ya, ibumu benar. Ayo, Nak. Mainan transformers dua meter yang kubelikan untukmu sudah sampai, coba lihat apa kamu menyukainya?""Aku menyukai semua pemberian Ayah.""Penggombal.""Aku mempelajarinya dari Ayah, hehe."Tak lama setelah mereka berdua keluar, terdengar teriakan si kecil, "Bu, bolehkah fotokan aku dan Ayah?""Iya."Susan berjalan keluar.Federik menggendong Julian di lehernya dan bergaya.Susan mengambil beberapa foto mereka.Setelah makan malam, hujan mulai turun di luar.Julian b

  • Badai Telah Reda, Kau Pun Tiada   Bab 17

    Wenny mendengar suara di luar dan menoleh.Ketika melihat Ginos, dia terkejut dan keluar dengan panik, "Ginos, aku..."Ginos berdiri, menggertakkan gigi dan berkata, "Wenny, aku menganggapmu seperti adikku sendiri, aku merawatmu, bahkan menceraikan orang yang paling kusayangi demi dirimu. Kenapa kamu melakukan ini padaku?"Ginos menatapnya dengan mata merah.Wenny ketakutan dan tergagap, "Ginos, dengarkan aku, bukan seperti yang kamu pikirkan, aku..."Wenny meraih tangannya dan ingin menjelaskan.Ginos mendorongnya dengan keras.Wenny menjerit dan jatuh ke lantai.Dulu, kalau melihatnya seperti ini, Ginos paling khawatir.Sekarang melihatnya seperti ini, Ginos hanya ingat gimana Wenny menipunya dengan penampilannya yang lemah dan menyedihkan ini!Ginos menatapnya dengan marah, "Kamu sendiri yang mengakuinya, sekarang malah mengubah kata-katamu, apa kamu mencoba berbohong padaku lagi?"Kemarin melihatnya mengirim kata-kata provokatif itu kepada Susan, seharusnya Ginos menyadari kemunafi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status