Short
Biarlah Kau Jadi Kakak Ipar Selamanya

Biarlah Kau Jadi Kakak Ipar Selamanya

By:  ZoraCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
8Chapters
4views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah mendengar kabar dari pasukan bahwa kakak kembar suamiku gugur dalam sebuah misi, kakak ipar yang baru ditinggal suaminya itu sangat terpukul hingga pingsan. Saat sadar kembali, dia kehilangan ingatannya. Tangannya menggenggam erat tangan suamiku dan tidak mau melepaskannya. Hanya karena dokter mengatakan, “Pasien tidak boleh menerima guncangan.” Suamiku dan ibu mertua pun membujukku agar ikut dia bersandiwara. Setiap kali aku menyinggung soal itu, mereka berdua selalu menjawab, “Tunggu aja sampai kakak iparmu pulih kembali ingatannya!” Maka dari itu, aku hanya bisa memandangi suamiku sendiri tinggal dan makan bersama kakak iparnya dengan mataku sendiri. Bahkan putri kami pun hanya bisa melihat anak kakak iparku memanggil suamiku sebagai papa di hadapannya. Sampai suatu ketika, putriku demam tinggi dan tak kunjung sadar. Aku memohon padanya untuk mengantarkan kami ke rumah sakit. Dan yang tidak kusangka, kakak ipar justru marah besar karena hal ini. Dia menangis sambil mengancam bunuh diri. Pada saat tarik menarik pertikaian mereka, sebilah gunting itu malah menancap ke jantungku. Saat kembali membuka mata, aku mendapati diriku telah kembali ke hari ketika suamiku memutuskan untuk menjadi suami pengganti bagi kakak iparnya.

View More

Chapter 1

Bab 1

“Tasya, kamu tahu, di dalam hatiku hanya ada kamu. Tapi sekarang kakakku sudah tiada, kita sekeluarga seharusnya lebih banyak menjaga Kakak Ipar.”

“Dokter bilang, Kakak Ipar tidak boleh kena guncangan. Anggap saja kita sedang berbuat kebaikan.”

Suara dan kata-kata yang begitu familiar terdengar, otakku sempat kosong sesaat.

Belum sempat sadar sepenuhnya, aku sudah merasakan genggaman tangan lelaki itu.

Aku sontak menepis tangannya secara refleks.

Wajah lelaki itu langsung berubah sedikit, nada bicaranya pun seperti menyudutkanku.

“Tasya! Kalian sama-sama perempuan, ‘kan? Kenapa sih kamu nggak bisa mengerti?”

“Aku melakukan ini semua juga demi keluarga ini. Apa kamu benar-benar tega memberi tahu Kakak Ipar kebenarannya?”

Aku mencubit telapak tanganku dengan keras, berusaha agar diriku sedikit lebih sadar.

Namun, justru diamku ini malah membuat kedua orang di depanku semakin cemas.

Detik berikutnya, wanita di sampingku mulai membujukku lagi dan berkata, “Barusan dokter bilang, Kakak Ipar-mu ini hanyalah amnesia sementara, mungkin saja beberapa hari lagi akan pulih.”

“Kamu tahan saja dulu ya, nanti begitu dia pulih ingatan, semuanya akan kembali.”

Perkataan yang amat sangat familiar itu kembali terdengar, dan aku akhirnya menyadari sesuatu.

Hanya karena kalimat itu … kalimat yang entah aku sudah berapa kali mendengarnya.

Namun … semua itu terjadi sebelum aku mati.

Kenapa sekarang semuanya seolah kembali ke awal?

Jantungku berdebar keras dua kali, sebuah dugaan gila terlintas dalam pikiranku.

A-apakah ... aku benar-benar telah terlahir kembali?

Hatiku bergetar hebat.

Untuk sesaat aku tidak menyadari, bahwa reaksiku membuat dua orang di depanku saling bertukar pandang.

Saat aku kembali sadar, kulihat mereka berdua masih ingin mengatakan sesuatu lagi.

Namun pada saat itu, suara seorang wanita dari dalam kamar pasien terdengar, “Yudha, kamu di luar?”

Yudha Tanujaya, itu nama kakak suamiku.

Namun, yang berdiri di hadapanku jelas-jelas adalah suamiku sendiri, Yudhi Tanujaya.

Di kehidupan sebelumnya dan juga di tempat ini, aku hanya bisa melihat suamiku melangkah masuk tanpa menahannya.

Tidak pernah kuduga, sejak saat itu, dia benar-benar menjadi pengganti suami sang janda yang merupakan kakak iparnya.

Lebih tidak pernah kubayangkan, bahwa aku menyetujuinya pada waktu itu akan menyeretku dan putriku ke dalam hidup yang tragis.

Sejak saat itu, aku hanya bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana suamiku hidup bersama dengan Kakak Iparnya.

Bahkan, putriku tidak punya kesempatan lagi untuk memanggilnya papa.

Kemudian, setiap kali aku menyinggung masalah ini, mereka hanya akan menutup mulutku dengan satu kalimat: “Tunggu saja sampai ingatan Kakak Ipar pulih kembali.”

Namun setelah aku mati, barulah aku tahu, ternyata semua amnesia yang disebut-sebut sang janda itu hanyalah pura-pura.

Arwahku melayang-layang di udara, melihatnya berdiri di hadapan jasadku tanpa rasa bersalah.

Dia berkata, “Kamu jangan salahkan aku ya. Yudha sudah mati, aku dan anakku sendirian, tentu harus ada seseorang yang menjaga kami.”

“Salah kamu sendiri tidak bisa mempertahankan dia.”

“Kamu mati juga bagus, cepatlah bereinkarnasi memulai hidup baru, jangan selalu merebut lelaki denganku!”

Setelah mengetahui kebenaran itu, aku panik melayang di hadapan suami dan mertuaku. Tetapi tidak peduli bagaimana aku melambaikan tangan di depan mereka, mereka sama sekali tidak melihatku.

Aku mati-matian ingin membuat mereka tahu kebenarannya, tetapi tidak pernah kusangka ...

Detik berikutnya, aku justru mendengar mertua berkata dengan wajah penuh sukacita,

“Bagus sekali! Mulai sekarang akhirnya tidak ada lagi yang merusak kebahagiaan kalian!”

Hatiku langsung seperti ada yang menusuk dengan dalam, menatap wajahnya dengan kosong.

Aku sempat mengira itu hanya ilusi.

Walau mertuaku memang tidak pernah menyayangiku, tetapi juga tidak pernah benar-benar menyiksaku. Bagaimana mungkin dia berharap aku mati?

Namun setelah mendengar perkataan suamiku, seluruh tubuhku sontak terasa dingin. Dengan wajah penuh senyum, dia berkata dengan puas, “Kalau bukan aku yang menghentikan kalian, kalian pasti sudah menolongnya. Bagi kita semua, akan lebih baik kalau dia mati.”

Saat itulah aku tahu, ternyata aku masih punya sedikit kesempatan untuk hidup, tetapi mereka yang memilih untuk menyerah menyelamatkanku. Marah, benci, semuanya menyatu di dalam hatiku.

Aku ingin membalas dendam kepada mereka, tetapi aku hanya bisa menyaksikan mereka yang bermesraan.

Mengingat kembali adegan itu, kebencianku pun kembali meledak.

Aku mendengar Yudhi menjawab suara dari dalam, lalu memberi isyarat kepada mertuaku sebelum melangkah masuk.

Mertuaku menangkap isyarat itu, segera meraih lenganku erat-erat.

Sambil setengah memaksaku keluar, dia berkata, “Kakak Ipar-mu baru saja bangun, dia pasti lapar. Ayo, kita pergi keluar membeli sesuatu untuk dimakan.”

Mungkin khawatir aku akan kembali lagi, dia berjalan sangat cepat.

Aku hanya menyeringai sinis, tidak berkata apa-apa.

Di kehidupan sebelumnya, aku tidak menghentikan mereka, karena aku bodoh, tolol, dan terlalu percaya pada lelaki yang tidak pernah mencintaiku.

Di kehidupan ini, aku tetap tidak akan menghentikan mereka. Karena di dalam hatiku, mereka sudah bukan lagi suami dan mertua, melainkan pembunuh.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status