Share

Lamaran

Keluarga Fikri sudah tiba. Dua mobil berjejer di halaman rumah Bu Umi. Para tetangga pun mulai bergerumbul untuk melihat ada apa di rumah Zulfa.

"Fik, jangan gugup. Biasa aja!" goda Pak Said–paman Fikri.

"Iya, nih. Calonnya gak pernah diajak ke rumah tiba-tiba mau nikah," timpal ibu Fikri–Bu Hesti.

"Sudah, sudah. Jangan ribut sendiri. Kita sudah sampai ini!" Pak Farhan menghentikan perdebatan keluarganya.

"Kak, dia wanita yang udah lama Kakak tunggu, ya?" Faiz–adik Fikri satu-satunya menaik turunkan kedua alisnya.

"Jangan usil!" ketus Fikri.

Keluarga Fikri yang datang ada delapan orang. Masing-masing mereka membawa seserahan seperti peningset(kain jarik dan centing), tetel(makanan dari beras ketan yang dideplok dicampur dengan parutan kelapa), kue basah, dan buah-buahan.

"Assalamu'alaikum," salam keluarga Fikri serempak.

"Wa'alaikum salam," Bu Umi menyahut. 

Keluarga Zulfa pun juga be

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status