Share

Kabar mengejutkan

Tanganku bergetar seketika saat menyentuh surat itu. Apa ini hanya mimpi?

Rafli bertekuk lutut dihadapan suamiku. 

"Saya mohon, supaya Bapak dan Ibu mau menerima semua ini. Tolong, keluarkan aku dari rasa bersalah ini."

Sebenarnya aku tak menampik bahwa telah lama kami mengidamkan rumah yang lebih baik daripada rumah yang kami tempati selama ini. Tapi bukan begini caranya.

Suamiku mengusap pucuk kepala Rafli. Punggung suamiku bergetar menahan tangis.

"Bangunlah nak, kamu tak perlu melakukan ini. Bapak sudah ikhlas menerima keadaan ini." tolak suamiku.

"Bapak tetap ikhlas menerima keadaan Bapak saat ini. Namun saya juga tetap ingin memberikan rumah ini untuk bapak. Jadi tolong terimalah!"

"Baiklah, bapak akan menerima semua ini. Tapi setelah ini, bapak tidak ingin menerima apapun lagi."

"Setelah ini, saya masih ingin tetap memberikan uang kepada Bapak dan keluarga untuk biaya pendidikan dan biaya sehari-hari. Coba Bapak pikir

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status