Share

21. Akbar: Sillage

Sudah hampir pukul satu pagi ketika aku tiba di rumah. Untung pintu gerbang sudah diatur terbuka otomatis dengan sensor yang ditanam di mobil.

Kutempelkan kartu untuk membuka kunci rumah. Ruangan besar ini terasa sepi sekali. Tak ada lampu yang menyala. Hanya ada cahaya dari lampu hias di taman dan teras.

Teringat kata-kata Alisha, rumah ini memang terlalu besar, bahkan untukku. Tak ada yang tahu apa yang terjadi di tiap kamarnya. Banyak juga kamar kosong tak berpenghuni yang sekarang jadi terasa mubazir.

Rumah sebesar ini, ternyata sangat menggoda untuk berbuat maksiat. Apa gunanya rumah, jika tak dapat membantu melindungi penghuninya dari api neraka?

Aku harus bicara dengan Naila. Gadis itu sudah dewasa, harusnya dapat memilih dan memilah mana yang benar. Namun, sebaik

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status