Share

JEBAKAN NARA

last update Last Updated: 2024-08-20 15:33:19

JEBAKAN NARA!

"Penjaga!! PENJAGA!" teriaknya.

"Siap Tuan!" sahut dua body guard di belakang lelaki itu.

"Bawa dia ke kamarnya! Jangan biarkan dia keluar dan mengganggu pemandangan," perintah lelaki itu, yang tak lain adalah Tuan Jason.

Tanpa banyak bicara lagi dua pengawal yang berada di belakangnya langsung berjalan mendahului Tuan Jason, dengan kasar dia menyeret Clarissa lalu memasukkannya di dalam ruangan kamarnya. Setelah itu kedua pengawal saling berbisik,

"Aku baru kali ini melihat Tuan Jason sangat kejam. Meski dia biasa menyiksa Nona Clarissa, namun dia akan menikahkan Nona Clarissa dengan pria yang berusia 70 tahun. Itu adalah hal terkejam, bahkan lelaki yang bisa meninggal kapanpun," jelas pengawal berbadan kekar.

"Apa? Apa maksud mereka? Lelaki berusia 70 tahun?" batin Clarissa.

"Benarkah? Jadi Tuan Abram itu bukan orang yang muda ya? Ku kira dia masih muda, karena dari namanya kekinian," tanya pelayan satunya sambil mengajak keluar dari ruangan kamar Clarissa.

Melihat pelayan itu keluar dan menutup pintu, Clarissa pun berdiri. Dia mendengarkan dua pelayan yang sedang mengobrol di baliknya. Dia yakin pengawal itu akan menjaganya di pintu. Hal yang selalu biasa di lakukan Tuan Jason ketika Clarissa bersalah, dia akan mengurungnya.

"Bukan, dia itu sudah tua bangka. Farel itu adalah nama samarannya, apa yang kamu mengerti. Bisnis itu tidak mempermasalahkan hal semacam itu juga," ucap pelayan kekar.

"Lalu siapa sebenarnya Ibu dari Nyonya Clarissa?"

'Dok Dok Dok'

"Aku tidak mau! Lepaskan aku! Lepaskan aku! Tolong! Tolong lepaskan aku!" teriak Clarissa dari dalam kamar.

Kedua pengawal itu tak merespon. Clarissa terus berteriak, sampai dia pun terduduk di lantai. Dia sudah lelah menangis, percuma saja seberapa kali dia mencoba untuk menggedor pintu, tak akan pernah terbuka. Dia mencoba mengingat-ingat lagi apa yang terjadi malam itu.

'Ceklek'

Tiba-tiba terdengar suara pintu di buka dari luar. Ternyata itu adalah Nara, Kakak perempuannya. Dia berjalan mendekatinya, Nara nampak menggunakan celana jeans dan tank top dengan cardigan bunga berwarna biru.

"Clarissa, kamu menyukai Devan? Kenapa tidak bilang padaku? Kenapa kamu diam-diam menggodanya? Huhuhu," kata Nara sambil menangis.

"KAU MENJEBAKKU KAN! KAU MEMBUATKU DI JODOHKAN DENGAN LELAKI ITU! KAU YANG MEMBUAT DAN MENGATUR DRAMANYA, KAN?" teriak Clarissa.

"Clarissa, adikku sayang.. apa yang kau katakan? Mengapa kau tega menuduhku seperti itu?" tanya Nara dengan memelaskan mukanya. Dia membelai rambut Clarissa.

Clarissa terdiam, jika memang bukan Nara siapa lagi pelakunya? Namun selama ini Nara sangat baik padanya. Dia dan kakaknya tak pernah memiliki masalah selama ini. Apalagi Clarissa sangat menyayanginya.

"Lalu apa yang kakak katakan? Bukankah kakak sendiri juga tahu kalau Kak Devan itu pacarku? Kami memang sudah lama bersama, memang tak banyak yang tau hubungan kami karena Devan sendiri yang mengatakan bahwa hubungan ini harus di sembunyikan dulu. Karena bisa menghambat kariernya, bahkan kami bersama sejak SMA, Kak. Lelaki yang sering kali aku bicarakan pada Kak Nara, dia adalah Devan," jelas Clarissa.

"Benarkah? Lalu bagaimana bisa kau menginap dengan lelaki lain di hotel kalau kau memang bersama Devan? Ini aneh kan, " tanya Nara dengan muka yang susah diartikan.

"Bukankah Kakak berkata lelaki yang mencintaiku akan datang di kamar itu? Aku pikir dia adalah Devan. Aku pikir kalian menyiapkan menyiapkan kejutan padaku. Dan kartu kamar Itu juga Kakak yang memberikannya kepadaku kan?" jawab Clarissa.

Dia masih ingat sekali sebelum kehilangan kesadarannya, bahwa Nara memberikannya. Lalu tiba-tiba dia kehilangan kesadaran begitu saja.

"Apa? Kartu kamar apanya? Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan sebenarnya, Clarissa," ujar Nara sambil mengusap air matanya, namun bibinya tersungging penuh senyum.

"A-apa? Sandiwara macam apa ini?" tanya Clarisa. Nara langsung berubah, dia memelaskan wajahnya.

"Clarissa, aku mengerti, aku paham sekarang jika kau sangat menyukai Devan. Tapi Devan itu tidak mencintaimu, dia mencintaiku. Bahkan saat kau tidur dengan lelaki lain di kamar itu, Devan pun bersamaku. Dia mencumbuku, lihatlah bekas cupangan di dadaku. Aku kehilangan kesucianku dengan Devan. Untung saja Devan akan bertanggung jawab," kata Nara membuka cardigan bunga birunya.

Tiba-tiba Nara meluruhkan badannya di lantai. Mereka berhadapan sekarang, Clarissa terdiam. Sakit sekali hatinya, bagaimana bisa lelaki yang sangat dia cintai berubah seketika bahkan akan menikahi kakak perempuannya.

"Clarissa," panggil Nara.

"Kami akan segera menikah. Bisakah kamu tidak mengganggunya lagi? Clarissa aku mohon padamu, bisakah jangan merebut Devan lagi dariku?" tanya Nara. Clarissa mendongakkan kepalanya.

"Aku akan memberikannya semua kepadamu tapi mengenai perasaanku. Aku tidak akan mengalah," ujarnya lagi.

'Brakkk' tiba-tiba pintu kamar itu terbuka lagi dengan kasar. Nampak seorang lelaki tampan masuk ke dalam kamar lelaki itu tak lain adalah Devan. Clarissa terdiam, memang Devan dan Nara saling mengenal namun dia masih tak menyagka dua orang yang dia sayangi mengkhianatinya seperti ini.

"Devan," gumam Clarissa.

"Nara! Apakah kamu baik-baik saja? Kenapa lagi? Ada apa, Sayang?" tanya Devan sambil menghampiri Nara. Dan yang membuatnya terkejut, dia seolah-olah tidak mengenal Clarissa.

"Aku tidak apa-apa, Devan. Jangan salahkan Clarissa, dia tidak sengaja melakukan ini," ujar Nara.

"Kak Devan! Kak Devan kau kekasihku kan? Apa yang kau lakukan? Sejak kapan kau bersama Kak Nara? Apakah kau menghianati cinta kita?" tanya Clarissa, namun Devan seolah-olah tak peduli dia langsung menggendong Nara di depan Clarissa.

"Hentikan sandiwaramu, Clarissa! KITA TAK SALING KENAL! Aku akan menikahinya," tegas Devan.

"Apa maksud semua ini, Devan? Jangan pergi! Jangan seperti ini, Devan! Kita bersama lebih dari tujuh tahun!" teriak Clarissa sambil menangis dan memukul dadanya dengan keras.

Dia langsung berdiri mengejar mereka, tiba-tiba satu tendangan menghantam bahu Clarissa saat dia mencoba mengejar Devan dan Nara.

'Bughhh!'

"Arrrgg... sakit," erang Clarissa perlahan. Tendangan di bahu itu langsung membuat Clarissa terjatuh di lantai.

"Gadis memalukan! Tak punya harga diri! Cukup Ibumu yang menjadi wanita bar-bar, wanita jalang! Jagan sampai kau juga," teriak Tuan Jason.

'Buggghhh' tanpa ampun dia langsung memukul Clarissa lagi, dia menggeret rambut Clarissa dari belakang untuk masuk ke dalam kamarnya lagi. Karena Clarissa berhasil keluar kamar mengejar Nara dan Devan saat pintunya terbuka.

"Pelayan! PELAYAN! Jangan biarkan dia keluar sebelum keluarga Abraham datang!" perintah Tuan Jason.

'Brakkk' pintu tertutup.

"Sakit," gumam Clarissa antara sadar dan tidak dia pun lalu pingsan karena pukulan di tendangan di bahunya.

"Tuan! Tuan! Ada yang menerobos masuk ke dalam rumah!? teriak pengawal berbadan kekar.

"Siapa?" tanya Tuan Jason.

AKANKAH JUSTIN BISA MENEMUKAN WANITA SEMALAMNYA?

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Balas Dendam Istri Rahasia Sang Presdir   RARA SEKARANG BERSAMA IVANDRA? RENCANA GILA APALAGI KALI INI!

    RARA SEKARANG BERSAMA IVANDRA? RENCANA GILA APALAGI KALI INI!"Benar mungkin seperti yang Nyonya Clarissa duga. Ini adalah salinan surat kuasa sahamnya Tuan Justin. Tuan memang memiliki dan memegang 50% saham dan aku memiliki satu persen. Itu artinya jika kita berdua bekerja sama maka 51% dari saham perusahaan Leonard adalah milik kita. Jadi nasib perusahaan Leonard tidak akan bisa diubah oleh siapapun sesuka hatinya," ujar Andrea.Bagi seorang pengawal setia dan sahabat Justin Andrea memang tak segan-segan menolong apa yang bisa dia perbuat saat ini apalagi untuk keberlangsungan perusahaan yang sudah dia besarkan bersama Justin bersama-sama. Dia tak rela perusahaan Leonard hancur bagi situ saja karena keserakahan Tuan Leonard untuk mengeruk keuntungan yang begitu besar dan menjadikan sumire sebagai alatnya. Dia tak mau Tuan Justin akan terkena imbasnya apalagi saat ini Tuan Justin menghilang."Saat ini aku sebagai istri Tuan Justin akan mempertahankan harga dirinya saat sang suami t

  • Balas Dendam Istri Rahasia Sang Presdir   SIAPAKAH PRESIDEN UTAMA YANG AKAN DITUNJUK?

    SIAPAKAH PRESIDEN UTAMA YANG AKAN DITUNJUK?"Aku menyelamatkanmu dari genggaman Tuan Justin bukan karena melihatmu yang mencari mati! Sia-sia juga kalau aku membunuhmu sekarang. Kalau bukan karena masih ada hal lain yang harus kamu lakukan, apa kamu kira kamu masih bisa hidup sampai sekarang! Hah!" Bentak Ivandra. 'Plakkk' satu tamparan menghantam wajah Rara lagi. Ivandra tersenyum senang. "Permainan ini benar-benar semakin menyenangkan. Aku selalu berpikir di dunia ini bahwa hanya ada Kak Justin yang akan menjadi lawan sepadanku, tidak aku sangka di kota kecil ini masih ada orang yang bisa menyapu sebagian orang dari jaringan hitam. Wanita pula," batin Ivandra."Apakah orang ini juga maju demi wanita yang bernama Clarissa. Clarissa, kamu benar-benar adalah hantu pembawa sial bagi jaringan hitam. Karenamu jaringan hitam seakan berlomba untuk mendapatkan uang," ujar Ivandra.Sedangkan di sisi lain Andrea menghampiri Clarisa.

  • Balas Dendam Istri Rahasia Sang Presdir   RARA DAN IVANDRA!

    RARA DAN IVANDRA!"Apa? William? Mengapa dia? Apakah itu artinya semalam aku bukan mimpi?" Batin Clarissa mencoba mengingat kembali mimpinya semalam. Clarissa mencoba mengingat lagi apa yang terjadi diantara mimpi dan nyatanya. Dia masih ambigu saat pagi hari saat berada di batas alam mimpi dan nyata, ada sosok William di sana. William terus menggenggam tangannya.[Siapa yang menjagaku selain Tuan Steven? Apakah Tuan William juga menemaniku?][Ya, Nyonya. Beberapa malam setelah kau koma dia selalu menjagamu juga. Bahkan dia terus menggenggam tanganmu, tak membiarkan kau sendiri. Apakah kau mulai mengingatnya?]"Kenapa berbeda, justru aku kemarin merasa bermimpi bahwa Tuan Justin lah yang di sisiku. Bahkan aku masih merasakan genggaman tangannya, ternyata aku sudah menggenggam tangan orang yang salah. Apakah artinya lelaki yang ku lihat pagi hari itu Tuan William? Kalau begitu aku harus bagaimana untuk menghadapi Tuan William," kata Clarissa dalam hati.*****"Clarissa," panggil Tuan

  • Balas Dendam Istri Rahasia Sang Presdir   Tuan Steven Keadaannya Tak Baik, Nyonya!

    TUAN STEVEN KEADAANNYA TAK BAIK, NYONYA!"Tuan kalau kamu seperti ini, setelah Nona Clarissa bangun dia akan menyalahkan dirinya sendiri atas penyakitmu. Oh iya ada surat lain yang dikirim dari kampung halaman mengatakan kalau si gadis dari keluarga Ling Ling, sudah keluar untuk uji coba," kata pengawal."Si cantik Ling-Ling? Gadis itu?" tanya Tuan Steven."Ya, benar. Dia gadis yang ingin Tuan menjadi guru pembimbing saat masih pendaftaran. Namun tak jadi karena Nyonya Clarissa yang akhirnya diterima oleh Tuan Hanung," jelas pengawal."Apakah dia sudah menjadi murid magang?" tanya Tuan Steven."Sudah tapi karena waktu belajarnya tidak cukup jadi dia tidak mendaftar di sekolah. Ternyata dia adalah murid dari Kak Yuki. Semua informasi ini valid, Tuan," terang pengawal."Kalau dia datang maka dia akan diterima dengan baik. Katakan pada asistenku yang baru nanti. semua ini masih berhubungan tetapi aku masih tidak bisa menemukan keberadaan di mana Yuki. Kemana kah dia? Kenapa dia menghinda

  • Balas Dendam Istri Rahasia Sang Presdir   TUAN STEVEN SAKIT!

    TUAN STEVEN SAKIT!"Apakah Tuan tidak khawatir dia akan mendatangkan masalah bagi Clarisa lagi di kemudian hari? Lagi pula dia sekarang sama sekali belum melalui pelatihan khusus sebagai standart seoraang pengawal dan asisten," tolak William,"Tenang saja, dia tidak akan berani Tuan," kata Tuan Steven diam-diam membela Yuni. Dia juga takut Yuni akan di musnahkan oleh Tuan William apalagi mengingat dia adalah keluarga Long Lion. Yuni sudah mengabdi lama padanya, meskipun akhir-akhir ini dia sangat menjengkelkan namun membayangkan dia di bunuh membuatnya kasihan juga."Tuan mengenai informasi pembunuh kemarin sudah ditemukan," kata seorang pengawal menghampiri Tuan Wiliiam dan Steven.Dia segera membaca data diri pembunuh. Orang yang melukai Clarissa sudah di amankan juga."Gila! Bagaimana bisa Clarissa hanya bernilai satu triliun," ucap Tuan Steven."Tuan bolehkah masalah ini diserahkan padaku untuk aku tangani?" tanya Wiliam memintanya."Sekarang aku masih tidak bisa menyentuh Jus

  • Balas Dendam Istri Rahasia Sang Presdir   SIAPA PELAKU SEBENARNYA?

    SIAPA PELAKUNYA?"Tuan! Apakah Tuan baik-baik saja?" kan kata Yuni panik. "Bawa kami kembali ke rumahku," perintah Tuan Steven. Tapi tiba-tiba kaki Tuan Steven sakit sekali, dia bahkan berjalan dengan terpincang-pincang."Arggh," erang Tuan Steven perlahan."Penyakit Tuan mulai lagi. Aku juga ikut," ucap Yuni. Tuan Steven digandeng dengan pengawalnya sedangkan Yuni langsung dihadang oleh dua orang pengawal William. Tangannya langsung d gennggam."Apa yang kalian lakukan?" tanya Yuni panik."Diam dan jangan berisik. Kami akan mengamankanmu, kamulah yang mencari tempat ini. Jadi kamu harus bertanggung jawab," kata para pengawal. "Le...lepaskan! Aku tak salah, lepaskan aku," teriak Yuni, namun tak ada satu pun orang yang memperdulikannya.Di sisi lain, William menggendong Clarissa. Dia benar-benra khawatir dengan wanita itu, apalagi raut mimik muka Clarissa yang pucat pasi. Dia menoleh ke arah belakang, nampak Tuan Steven sedang berusaha menyusulnya. Dia nampak kesakitan berjalan deng

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status