Share

Bab 13

Penulis: Farchahcha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-27 01:18:56

Saat Tiara keluar dari gedung penyiaran dan bersiap pulang. Tanpa sengaja matanya menangkap sosok yang tidak ingin dia temui sekarang.

“Kak Naren?!” teriak seseorang dari belakang Tiara. Suaranya yang melengking membuat Tiara mengernyit. Siapa lagi kalau bukan Shalsa.

Shalsa langsung berlari menghampiri Naren. Ya, sosok yang dilihat Tiara tadi adalah Naren. Pria itu berdiri di samping mobilnya.

“Cih, dia terlihat baik-baik saja setelah sadar dari koma,” gumam Tiara sembari melihat Naren dari kejauhan. Berbeda dari Shalsa yang sudah berlari menghampiri Naren, Tiara malah mengambil jalur memutar untuk menghindari pria itu.

“Aku nggak mau melihat drama menjijikkan dari dua orang itu. Najis banget!” gumamnya sambil berjalan cepat.

Tanpa Tiara tahu, Naren malah mengangkat alisnya melihat Tiara berjalan menjauh. Padahal jelas-jelas tadi mereka bertatapan. “Dia mau kemana?” ucap Naren dengan alis yang hampir menyatu.

“Kak Naren, tumben banget ke kantorku? Kangen ya? Seharusnya kakak me
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Balas Dendam Istri yang Tersakiti   Bab 14

    Tiara menjatuhkan badannya ke sofa apartemen. Rasanya tubuhnya pegal sekali, apalagi sebelumnya dia harus bertemu dengan Naren. Dia menghela nafas dan menyandarkan kepalanya di sofa. Matanya menerawang jauh ke langit-langit. “Kenapa dia harus mengejarku?” pikiran Tiara penuh dengan sikap Naren yang seolah-olah mengejarnya tadi. Wanita itu menegakkan tubuhnya. “Tadi dia terlihat kaget banget aku bilang soal perceraian,” gumam Tiara. Memang ada yang aneh dengan sikap Naren. Seolah dia tidak tahu soal perceraian mereka. Bukankah itu mustahil, padahal pria itu sudah berselingkuh di belakang Tiara. Ya, walaupun Tiara tahu kalau Naren tidak pernah menaruh perasaan cinta kepadanya. “Ah! Paling dia ada di sana karena ingin menjemput Shalsa. Tidak mungkin karena diriku, yang bekerja lama di gedung penyiaran itu kan Shalsa,” dengus Tiara. “Dasar pria menyebalkan!” Tiara berpendapat seperti itu karena melihat Naren yang bersama dengan Shalsa saat dia berjalan keluar dari gedung penyiaran.

  • Balas Dendam Istri yang Tersakiti   Bab 13

    Saat Tiara keluar dari gedung penyiaran dan bersiap pulang. Tanpa sengaja matanya menangkap sosok yang tidak ingin dia temui sekarang. “Kak Naren?!” teriak seseorang dari belakang Tiara. Suaranya yang melengking membuat Tiara mengernyit. Siapa lagi kalau bukan Shalsa. Shalsa langsung berlari menghampiri Naren. Ya, sosok yang dilihat Tiara tadi adalah Naren. Pria itu berdiri di samping mobilnya. “Cih, dia terlihat baik-baik saja setelah sadar dari koma,” gumam Tiara sembari melihat Naren dari kejauhan. Berbeda dari Shalsa yang sudah berlari menghampiri Naren, Tiara malah mengambil jalur memutar untuk menghindari pria itu. “Aku nggak mau melihat drama menjijikkan dari dua orang itu. Najis banget!” gumamnya sambil berjalan cepat. Tanpa Tiara tahu, Naren malah mengangkat alisnya melihat Tiara berjalan menjauh. Padahal jelas-jelas tadi mereka bertatapan. “Dia mau kemana?” ucap Naren dengan alis yang hampir menyatu. “Kak Naren, tumben banget ke kantorku? Kangen ya? Seharusnya kakak me

  • Balas Dendam Istri yang Tersakiti   Bab 12

    Tiara terpaku melihat layar ponselnya. Ada lebih dari sepuluh panggilan tak terjawab dari Naren. “Ada apa, Ra?” Andreas memegang pundak Tiara dari arah belakang. Andreas tertarik dengan Tiara yang sedang berdiri di tengah lobi. Wanita itu terlihat serius sambil melihat ke arah ponsel yang ada di tangannya. Tiara menoleh ke arah Andreas, “Kakak?” katanya. “Tidak apa-apa, hanya saja ini…” dia memperlihatkan ponselnya ke Andreas. Layarnya menyala karena panggilan dari seseorang. Tertulis jelas nama Naren di sana. Ekspresi wajah Andreas berubah masam seketika. “Kenapa bajingan ini menelponmu?” Tiara menggeleng, dia juga tidak tahu jelas alasan Naren menelponnya. Tiara bahkan sempat berpikir kalau yang menelponnya bukan Naren tapi orang lain. Pria itu tak pernah menelponnya lebih dulu.“Menurut Kak Andreas, apa harus kuangkat. Atau, kubiarkan saja?”Andreas membisu, dia ingin melarang Tiara untuk tidak lagi berhubungan dengan Naren. Tapi, sepertinya dia harus menyuruh Tiara mengambil

  • Balas Dendam Istri yang Tersakiti   Bab 11

    “Kak… Apa audisinya masih berjalan?” tanya Tiara. Sekarang di benaknya hanyalah bagaimana dia bisa lolos audisi penyiar utama NCTV. Andreas sebenarnya masih khawatir dengan keadaan Tiara. Tapi, melihat tekad wanita itu untuk mengikuti audisi. Andreas berbalik bertanya pada asistennya tentang perkembangan audisi. Sang asisten langsung menghubungi staf penyiaran di ruang audisi. Dan, mereka bilang baru saja selesai dengan pelamar terakhir. “Apa? Tapi, aku adalah yang terakhir.” Tiara panik. Tidak mungkin mereka meninggalkannya. Andreas terlihat memikirkan sesuatu, lalu dia membisikkan sesuatu ke asistennya. Tiara tidak tahu akan yang dikatakan Andreas padanya. Karena setelah itu sang asisten mengangguk dan pergi begitu saja meninggalkan mereka. Andreas membuka jasnya dan menutupi badan Tiara yang sudah basah karena keringat. “Apa kau masih kuat berjalan?” tanyanya sambil merangkul Tiara membantu wanita itu berjalan. Tiara mengangguk. Tubuhnya masih lemas, tapi pikirannya melayang

  • Balas Dendam Istri yang Tersakiti   Bab 10

    Andreas turun ke lantai 4 didampingi dengan asistennya. Andreas adalah direktur utama stasiun penyiaran NCTV. “Ah! Pak Dirut?!” pekik salah satu staf penyiaran saat melihat Andreas masuk ke dalam ruangan seleksi penyiar berita yang baru. Matanya mengedarkan pandangan ke segala arah, tapi dia tidak melihat Tiara dimanapun. “Kemana dia?” lirih Andreas. “Gimana Pak?” tanya staf penyiaran yang tidak sengaja mendengar Andreas bergumam. “Tidak apa-apa,” sahutnya lalu berbalik ke arah pintu keluar. Namun, langkahnya terhenti saat melihat sebuah tas yang sangat familiar. “Itukan milik Tiara,” gumamnya lagi. Dia berjalan mendekati tas yang tergeletak di kursi jauh di belakang. “Ini tas milik siapa?” tanyanya basa basi, padahal dia tahu itu milik Tiara. Karena dialah yang membelikan tas itu. Semua orang di sana menoleh ke Andreas. Lalu, sang asisten bertanya ke staf penyiaran. “Oh itu, milik pelamar, pak,” jawab staf penyiaran tadi. “Kemana dia?” tanyanya tegas.Andreas mengedarkan pandan

  • Balas Dendam Istri yang Tersakiti   Bab 9

    Tiara berhenti di depan gedung penyiaran, dia menarik nafas lalu membuangnya perlahan. Sambil menepuk dadanya berkali-kali, Tiara mencoba menenangkan diri.Hari ini dia mulai ke stasiun penyiaran untuk melakukan wawancara penyiar berita. Tiara melihat jam tangannya, pukul delapan tepat. Dia masih punya waktu setengah jam untuk bersiap. Tangannya meremas tas selempangnya, Tiara mengangguk sekali lalu mantap melangkah masuk ke dalam lobi. Tiara langsung menghampiri petugas resepsionis untuk menanyakan ruang wawancara untuk penyiar baru. “Anda bisa langsung ke lantai 4 ruangan kedua sebelah kanan.” Kata petugas resepsionis. Tiara mengangguk dan berterima kasih. Ting! Terdengar pintu lift terbuka. Buru-buru Tiara masuk ke dalamnya.Saat dia baru saja melangkah ke dalam lift, sebuah tangan menahan pintu yang akan menutup. “Tunggu!” teriak orang itu. Tiara dengan cepat menekan tombol buka di lift. Dan, seseorang yang dia kenal muncul. Mata Tiara sedikit membelalak. “Dokter Rafka?” gum

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status