Beranda / Romansa / Balas Dendam Yang Salah / Sesal Yang Terlambat

Share

Sesal Yang Terlambat

Penulis: Nur Cahaya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-15 12:19:08

Bab 4 Balas Dendam

Sesal Yang Terlambat

Karina meraung. Rasa sakit, nyeri dan nikmat yang menguasai tubuhnya. Membuatnya sungguh tak berdaya. Entah apa yang sedang merasuki pria asing tersebut. Hingga tega melakukannya, tanpa meminta penjelasan dari Karina, atas semua yang ia katakan terlebih dahulu.

"Aku Karina! Karina…!" raungnya dengan sisa-sisa tenaganya. Wajahnya basah air mata, tubuh polosnya menggigil akibat isak lara yang meluap dari perihnya luka hatinya.

"A-apa!" Pria itu segera menarik tubuhnya dengan cepat.

"Aaaa!" jerit Karina seraya menutup kakinya dan menekuk lututnya. Tangisnya kian pecah, di hadapan pria yang berdiri menatap tubuh polosnya dengan wajah bingung.

"Da-darah? Tidak mungkin!" gumam pria itu, dengan suara lemah namun tegas.

"Aku Karina…! Karina! Bukan Andini… aku tidak tahu siapa Andini, tidak tahu!" pekik Karina di antara isak yang terdengar sangat pilu itu.

Pria itu tiba-tiba luruh, lututnya menempel ke lantai. Menatap bercak darah di atas sofa putih miliknya itu. Ia meremas rambutnya, dan menjambaknya kuat.

"Kenapa kau tidak bilang dari ta—"

"Apa kau memberiku kesempatan untuk berbicara, ha!" pekik Karina.

"A—aku minta maaf," lirih pria itu, dengan wajah penuh sesalnya.

"Apa! Maaf! Kau pikir maaf bisa mengembalikan keadaan, iya!"

Karina kembali meraung, ia mengacak-acak wajahnya. Lalu rambutnya, bahkan berulang kali ia menggosok tubuhnya hingga telapak tangannya terasa sangat panas. Ia merasa sangat jijik dengan tubuhnya sendiri.

"Aku menjaganya dengan baik. Untuk aku serahkan pada suamiku, kelak. Tapi, Kau merenggutnya dengan paksa. Kau brengsek! Bajingan! Aaaaaa!" racau Karina penuh ironi.

"Aku akan menikahimu," tegas pria itu.

Mendengar kalimat yang keluar dari pria itu, Karina terdiam, perlahan ia bangkit. Dengan menahan perih di antara selangkangannya. Ia segera meraih pakaiannya yang terkoyak. Lalu dengan cepat mengenakan nya.

"Tak sudi aku menikah dengan lelaki brengsek sepertimu!" jawab Karina sinis.

Dengan wajah meringis, menahan nyeri di bagian inti tubuhnya. Karina melangkahkan kakinya keluar dari mansion itu. Pria itu pun bergerak cepat. Dia mengenakan pakaiannya kembali dan mengejar Karina.

"Tunggu!" serunya, dan tiba-tiba menutupkan jasnya ke punggung Karina. Karena pakaian Karina sangat lebar koyak nya di bagian belakang tubuhnya.

Wanita itu hendak menolaknya tapi, pria itu menahan dengan kuat pakaiannya yang menempel di tubuh Karina.

"Punggungmu nampak sekali. Aku yakin banyak yang akan melihatnya, jika tidak di tutupi. Katakan, dimana tempat tinggalmu, aku akan mengantarmu. Setelah itu, kita bicarakan rencana pernikahan kita."

Karina meliriknya sekilas, lalu mencelos dan melangkah pergi begitu saja. Perasaannya sudah hancur lebur. Sakit yang teramat sangat, tak bisa membuatnya berpikir dengan jernih.

"Aku bisa pulang sendiri. Jangan pernah mencariku, aku sangat membencimu!" oceh Karina seraya melangkah menjauh dari pria itu.

Namun, tiba-tiba Karina merasa kepalanya berat. Tubuhnya sedikit terhuyung dan hampir saja ia limbung. Karina memegang kepalanya dan, ia merasa ada yang menyangga tubuhnya.

"Kita kerumah sakit, aku akan mengantarmu," ucap pria itu.

Karina menepis rengkuhan tangan besar yang memeluk tubuh lemahnya. Dan, mencoba berdiri kembali seraya melirik sinis pada pria itu.

"Jangan menyentuhku!" desis Raya lirih, dengan sisa-sisa tenaganya.

Namun, sepertinya tubuhnya memang sangat lemah. Matanya tiba-tiba gelap, dan ia tak merasakan apapun lagi kemudian.

2 jam kemudian, di rumah sakit harapan. Karina mengerjapkan kedua matanya. Dengan mata yang menyipit, ia berusaha memindai ruangan. Kepalanya masih terasa sangat berat, sontak Karina memijat keningnya perlahan.

"Aku kenapa." Karina kembali mengedarkan pandangannya. Mencari tahu dimana dirinya kini berada.

"Rumah sakit? Siapa yang membawaku kemari? Apa… pria brengsek itu. Ish, Karin. Kenapa pakai pingsan segala sih," gerutunya, menduga-duga.

Karina menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. Lalu mencoba untuk turun dari ranjang. Tapi, tiba-tiba pintu terbuka cepat dan sangat lebar. Raya terkesiap, begitupun dengan sosok yang membuka pintu.

🍁 BERSAMBUNG 🍁

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Teh EL Missrujak
jd ikutan ngilu...
goodnovel comment avatar
Inthary
siapa itu?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Balas Dendam Yang Salah   Sensitif

    Bab 38 Balas Dendam Yang SalahSensitifAlvis menghela nafasnya panjang. Dia tak bisa membantah kata-kata dari sang nenek. Wanita yang telah membesarkannya seorang diri. Dia lantas berdiri dengan terus menggandeng erat tangan sang istri."Baiklah, perlahan akan aku buktikan sama Nenek. Kalau wanita ini bukanlah, Andini. Dan Nenek akan melihat, betapa wanita sangat luar biasa di banding Andini. Nenek akan jatuh cinta padanya jika Nenek sudah mengenalnya. Sepertiku yang kini sangat terikat olehnya. Dan enggan untuk jauh darinya. Walau sekejap waktu," jelas Alvis panjang.Stella mencebik kesal dengan wajah memerah menahan amarah. Dia benci sekali ucapan sang cucu yang sedang di mabuk cinta itu. Apalagi pikirnya Karina adalah wanita yang sama yang telah hampir membuatnya meninggal dunia."Halah, saat kamu sadar bahwa dia adalah wanita ular itu. Saat itu kamu akan menyesal sebab tak mendengar nasehat dariku." Nenek Stella dengan penuh keyakinan mengatakan itu. Membuat Alvis tersenyum menang

  • Balas Dendam Yang Salah   Kebencian Nenek Stella

    Bab 37 Balas Dendam Yang SalahKebencian Nenek StellaAlvis mendekati sang nenek dengan tangan yang masih menggenggam erat tangan Karina. "Usir dia sekarang juga! Aku muak melihatnya! Apa kamu lupa dengan yang dia lakukan padaku, Al!" amuk Nenek Stella dengan dada yang bergemuruh.Karina kian menunduk, tubuhnya menggigil dalam diam. Dia tidak berpikir sikap sang nenek akan semurka ini padanya. Iya, dia belum lupa saat Alvis memperlihatkan video saat Andini mendorong Nenek Stella hingga membuatnya koma. Tapi, dia pikir Alvis sudah menjelaskan tentangnya dan pernikahan mereka itu. Lalu, ingatannya kembali ke kata-kata Antini tadi sewaktu mereka sarapan pagi. Dia sedikit melirik suaminya, yang terlihat tenang dan santai."Nek, dia bukan Andini. Memang sangat mirip bahkan nyaris tak berbeda. Tapi, percayalah, dia bukan Andini." "Mana mungkin! Lihatlah, wajahnya, rambutnya, tinggi badannya. Tidak ada yang berbeda. Kamu jangan mau tertipu dengan wajah sok lugunya itu, Al. Dia itu ular! Pe

  • Balas Dendam Yang Salah   Nenek Stella

    Bab 36 Balas Dendam Yang SalahNenek StellaKarina dan Alvis kini sudah berada di dalam hotel. Karina tiada henti memandangi wajah suaminya yang terlelap memeluknya. "Kenapa sekarang aku sangat mengagumimu, Milo. Aah, lucu sekali aku memanggilmu dengan nama itu. Padahal namamu itu panjang dan bagus. Tapi, kenapa aku menyapa dengan sebutan itu. Hmmm, aku ingin mengganti dengan sebutan sayang saja. I love you sayang," biaknya lirih.Alvis mengeratkan pelukannya, dan berbisik. "I love you too, sayang.""Hai, kau belum tidur?""Mana bisa aku tidur kalau kamu terus mengganggu, hmm," sahut Alvis. Yang gegas menggelitik pinggang sang istri. Karina tergelak, menerima serangan yang membuat tubuhnya gelinjangan sebab merasa geli. Sampai dia memohon ampun, dan Alvis menghentikan tangannya. Dia memeluk Karina yang nafasnya terengah-engah sebab lelah menahan geli."Kita akan pulang besok, atau kamu masih ingin disini, sayang?" tanya Alvis."Bolehkan tinggal beberapa hari lagi, disini. Aku ingin b

  • Balas Dendam Yang Salah   Dibalik Sikap Manis Welly

    Bab 35 Balas Dendam Yang SalahDibalik Sikap Manis Welly Karina tergelak, dan mencubit pinggang Welly. Lantas meraih tangan suaminya dan ia genggam dengan sangat erat."She's all yours, Welly. Be happy, you deserve it." Karina mencium lembut pipi Welly, lantas beranjak pergi dari tempat itu. Sejenak, saat langkahnya sampai di ambang pintu. Dia menoleh dan menatap kedua pasangan pengantin baru itu. Lantas mengerling sekejap dan berlalu. Meninggalkan Richard yang seakan pilu melepaskan kepergiannya."Are you oke, honey?" tanya Welly, seraya menyentuh bahu Richard.Pria itu menggeleng dan lantas membawa istrinya keluar dari tempat itu. Apapun yang terjadi, kini Welly--lah istrinya. Jadi, dia membawa wanita itu ke hotel malam ini. Meninggalkan kamar pengantin mereka, yang sudah dihias sedemikian rupa.Sementara itu, Karina menyandarkan kepalanya ke bahu sang suami. Entah mengapa, dia merasa sangat lega. Meski kecewa mendera, tapi lebih pada rasa nyaman dan seolah beban yang selama beber

  • Balas Dendam Yang Salah   Rindu Yang Menggebu

    Bab 34 Balas Dendam Yang SalahRindu Yang MenggebuRichard, memeluk erat tubuh Karina. Wanita itu menengadahkan wajahnya. Tatapannya pilu. Membuat Richard merasa sangat bersalah. Ingin sekali dia menceritakan semua kejadian yang menimpanya. Tapi, apa yang akan terjadi dengan Alvis.Bisa-bisa suaminya itu akan mati terbunuh oleh orang-orang suruhan Richard. Dia tahu siapa kekasihnya itu. Sebab itu, semua ia tutupi sedemikian tapi."Maafkan aku Ric, aku sungguh ceroboh," sahutnya penuh sesal."Kau sangat cantik sekarang. Bisa kita berkencan malam ini?" bisiknya Richard, seraya mencium leher jenjang Karina.Karina menoleh dan merenggut bibir tebal itu. Memagutnya dengan buas. Dia sungguh merindukan lelaki ini. Lelaki yang telah menyelamatkan hidupnya dulu. Saat pertama kali dia kabur ke negara ini. Karina melepaskan ciumannya. Senyum merekah di wajahnya. "Kau masih milikku, sayang," bisik Karina. "Tapi, kau pria terhormat. Kau istimewa bagiku. Aku bangga telah mencintai dan mendapatkan

  • Balas Dendam Yang Salah   Melepas Rindu

    Bab 33 Balas Dendam Yang SalahMelepas RinduAlvis merengkuh tubuh Karina. Wanita itu gemetaran hebat dalam pelukan sang suami. Pria di ujung sana, yang baru saja menyematkan cincin perkawinan pada jari manis si wanita. Berdiri terpaku menatap Karina."Karina," lirihnya.Pria itu berlari, mendekati Karina. Tapi, Alvis memasang badan. Menghalanginya dengan tegap. "What are you doing here!" ucap Richard dengan dada naik turun. Dengan kuat dia menyingkirkan tubuh Alvis. Lantas menarik tubuh Karina, dan mendekapnya erat. Dan Karina pun memeluk tubuh pria itu erat. "Karina, why? Why have you come now. Where have you been for the past 3 months? Where to?" cecar pria tampan dengan setelan jas putih yang tampak tampan dan berwibawa.Karina tergugu, mencengkram kuat tubuh pria itu. Alvis mengatupkan bibir dan menutup rapat matanya. Membiarkan istrinya meluapkan emosinya. "I'm sorry, Richard. I'm sorry it took so long. I, I can't go back. Because my bag is lost. And I can't reach you at all.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status