Share

BAB 5 – Resmi Bercerai

 “Lakukan saja perintahku. Minta Lily memberimu pekerjaan di toko keluarganya. Ibu yakin dia akan membantumu karena dia terlihat tertarik padamu. Jangan jadi pria bodoh yang merana hanya karena seorang wanita.”

Alan mengepalkan tangannya, pikiran dan hatinya berkecamuk antara tidak terima dan sakit hati. Terlebih setelah mendengar ucapan ibunya, ia merasa tidak harus menjadi hancur hanya karena Riana meninggalkannya. Setidaknya, setelah gadis itu kembali ke keluarganya, maka ia pasti akan jauh lebih bahagia bukan?

 Hah! Sampai akhirpun Alan tidak bisa membenci gadis itu.

“Baiklah, aku akan mencoba meminta bantuan Lily. Seperti ucapan Ibu, aku akan mencoba mencari pekerjaan lain dan membuktikan bahwa hidup kita bisa berubah.”

Helena akhirnya dapat tersenyum puas setelah mendengar jawaban putranya. Ia menghampiri Alan dan memeluk putranya yang lebih tinggi dua puluh centi darinya itu.

“Bagus, kau benar-benar putraku yang cerdas. Ingatlah kau masih harus membiayai pendidikan adikmu, Dita.”

Alan membalas pelukan ibunya dan mengangguk pelan. Pada akhirnya, satu-satunya wanita yang tulus mencintai dan mendukungnya hanyalah ibunya seorang. Karena itu, Alan bertekad untuk membuktikan bahwa ia mampu menjadi kaya, membahagiakan ibunya, dan menunjukkan pada Riana dan keluarganya bahwa ia tidak akan selamanya menjadi miskin.

Dalam hati ia bertekad untuk menghancurkan keluarga sombong itu. Segala cara akan ia lakukan untuk menjadi kaya raya dan memiliki kuasa.

***

Besok siangnya, berkas perceraian tiba di rumah Alan. Ia membaca surat cerai yang tertera nama Adriana Jacky dan dirinya. Dengan berat hati ia memberikan stempel jari dan menulis namanya di beberapa berkas sebagai persetujuan untuk bercerai. Sebenarnya ia berharap ada persidangan sehingga dapat bertemu dengan Riana untuk yang terakhir kalinya, namun di berkas itu disebutkan bahwa tidak akan ada persidangan atas permintaan keluarga Jacky.

Alan hanya dapat menghela napas dan memberikan map coklat berisi berkas-berkas yang telah ia tanda tangani tadi pada seorang pria berjas hitam yang menunggu di depan rumah. Pria itu orang suruhan keluarga Jacky yang mengantarkan berkas-berkas tadi dan memaksa Alan untuk segera menandatanganinya.

Setelah menerima berkas itu, pria itu pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.

“Dasar sombong! Bagaimana mungkin mereka tidak mau memberikan uang sepeserpun pada kita?!” Dari belakang Alan dapat mendengar ibunya mulai mengomel.

Sejak tadi ibunya hanya bersungut dalam diam tanpa berani berbicara karena adanya pria berjas yang terlihat menyeramkan itu.

“Sudahlah bu, aku masih bisa bekerja untuk mencari uang,” jawab Alan mencoba menenangkan. Ia lalu beranjak masuk ke kamarnya kembali dan tertegun memandangi setiap sudut kamar yang mengingatkannya pada Riana.

Pandangannya beralih pada tong sampah di dekat meja rias. Ia mengambil kembali gumpalan kertas yang ditulis Riana kemarin dan merapikannya.

Ini kenang-kenangan terakhir dari Riana, aku harus menyimpannya,’ batin Alan dengan lirih dan menyimpan kertas itu di dalam sebuah kotak yang berisi berkas-berkas penting.

Saat Alan hendak menutup kotak itu, pandangan Alan tertuju pada sebuah buku tabungan dan juga kartu ATM miliknya dan juga Riana. Awalnya mereka membuka tabungan itu untuk dana darurat biaya persalinan Riana ketika melahirkan nanti, namun rencana itu gagal karena Riana keguguran.

Alan pikir Riana akan membawanya, tetapi gadis itu meninggalkannya di sini.

Sudah lama Alan tidak memeriksanya karena ia menyerahkan semua sisa uang gajinya kepada Riana dan mempercayakannya kepada gadis itu untuk ditabung ataupun dibelanjakan.

Ia juga meminta Riana untuk menabung uang hasil kerjanya sendiri agar gadis itu tidak ikut menanggung kebutuhan rumah mereka. Ia merasa bahwa seluruh penghasilan Riana adalah milik gadis itu sendiri.

Namun, Alan terkejut begitu melihat nominal tabungan mereka. Itu sebesar 50 Juta Rupiah! Itu bahkan lebih dari cukup untuk biaya persalinan normal yang berkisar 15 Juta. Alan tidak menduga bahwa Riana dapat menyimpan uang sebanyak ini dalam waktu lima bulan.

Ia memeriksa rincian transaksi yang Riana lakukan, dan sebagian besar itu adalah nominal uang gaji Riana dan juga dirinya. Namun beberapa lainnya dalam jumlah besar. Alan tidak tahu darimana Riana mendapatkan semua uang itu.

Sebuah ingatan terlintas di pikiran Alan ketika mengingat bahwa beberapa perhiasan dan barang-barang Riana berkurang. Ia ingat bahwa gadis itu menjualnya untuk menutupi kebutuhan harian mereka, apa sisanya gadis itu tabung juga?

Dada Alan seketika terasa begitu sesak. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa setelah melihat semua usaha Riana selama ini. Ia tidak tahu di bagian mana yang salah dalam pernikahan mereka hingga Riana meminta untuk bercerai darinya.

Padahal gadis itu tidak pernah mengeluh ataupun berkata lelah hidup miskin, karena faktanya Riana begitu cerdas mengatur keuangan mereka.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status