Share

Bab 345

Author: Levin Sergio
Nathan berkata dengan nada datar, "Memang nggak ada salahnya wanita bersikap sombong."

"Karena asalkan wanita itu punya kemampuan, itu sudah cukup."

"Hanya saja, kalau wanita itu bukan hanya sombong, tapi juga bodoh, percayalah dia pasti akan mendapatkan pelajaran menyakitkan."

Alice mencibir. "Emilia, kamu dengar apa yang dia katakan barusan? Haha. Dia ingin memberiku pelajaran yang menyakitkan."

"Untunglah, kamu sudah mencampakkan mantanmu ini. Kalau nggak, sebagai kakak sepupumu, aku pasti akan membantumu mencampakkannya."

Raut wajah Emilia berubah jelek. Dari mana Nathan mendapatkan nyali untuk berjudi batu dengan Kak Alice?

Sepertinya pria itu ngotot tidak akan mengakui kekalahannya sampai akhir?

"Semuanya, harap tenang. Taruhan antara Tuan Nathan dan Nona Alice akan dimulai sekarang," seru Monika dengan suara lantang. Dia kemudian menatap Nathan dan Alice secara bersamaan. "Apa masih ada yang ingin kalian berdua tambahkan di sini?"

Alice tersenyum penuh percaya diri dan berkata,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 346

    Nathan juga tidak bertele-tele lagi. Dia langsung menunjuk ke sebuah batu kasar berukuran sedang sambil berkata, "Pak, tolong potong batu itu untukku."Alice tak kuasa menahan diri untuk berkata, "Nathan, sebaiknya periksa bagus-bagus dulu. Kalau kamu sempat kalah dari awal, kamu akan ditertawakan semua orang."Nathan tidak menghiraukannya dan hanya menoleh ke arah Tiara sambil berkata, "Siap-siap kaya saja kita."Tiara tertegun sejenak, lalu berkata, "Ka ... kamu begitu yakin?""Bukankah hasil akan segera keluar?" kata Nathan sambil tersenyum.Alice diam-diam menggertakkan giginya. Bajingan ini sombong sekali.Tidak ada satu pun hadirin yang bersuara karena mereka tidak berani.Taruhan judi batu dua orang begitu besar. Siapa yang berani berbicara di saat ini hanya akan memengaruhi penilaian orang lain dan dianggap bersalah.Batu mentah milik Alice dipotong lebih dulu."Batu giok hijau yang begitu besar. Kualitasnya juga luar biasa. Sayangnya, ini bukan giok hijau zamrud."Dalam sekeja

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 347

    Alice merasa pipinya seakan-akan ditampar keras.Emilia juga tercengang. Bagaimana ini bisa terjadi?Bukankah Kak Alice sudah mendapatkan barang bagus? Bagaimana dia bisa kalah?"Baiklah. Untuk ronde pertama ini, aku mengakui kekalahanku."Alice tidak tahan dengan tatapan orang-orang di sekitarnya, jadi dia pun berkata dengan nada dingin, "Nathan, apa kamu berani membuka satu potong batu mentah lagi?"Nathan melambaikan tangannya dan berkata, "Jangan buru-buru. Tunggu aku selesai menyimpan barang-barang ini dulu."Di hadapan Alice dan juga yang lainnya.Tanpa segan-segan, Nathan langsung mengambil giok hijau milik Alice dan giok merah miliknya sendiri, kemudian menyerahkannya pada Tiara.Tiara tersipu malu dan berkata, "Nathan, aku nggak bisa mengangkatnya.""Nggak apa-apa. Toh ini milik kita juga, jadi awasi saja dan jangan sampai dicuri."Tiara hanya ber 'oh' saja, tetapi dalam hatinya, dia sudah kegirangan setengah mati.Dua potong batu giok kualitas terbaik. Meski dia tidak tahu ba

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 348

    Sekarang dia mulai menyesali perbuatannya.Tak disangka, Tuan Nathan ini begitu hebat. Dia bahkan bisa mengalahkan Alice.Kalau aku tahu hasilnya begini, dia pasti tidak berani bertindak seperti barusan itu.Melihat si pengrajin ragu, Alice makin marah dan langsung berteriak, "Kenapa kamu diam saja? Apa kamu nggak percaya padaku?"Pengrajin langsung gemetar. Dia kemudian buru-buru berkata, "Aku akan segera memotong batu ini untuk Nona Alice. Kali ini, Nona Alice pasti akan menang."Nathan tersenyum dan berkata, "Alice, hatimu sudah kacau.""Keluarga Sebastian di Naroa juga nggak punya kekayaan sebanyak itu, 'kan? Kalau terus dihambur-hamburkan seperti ini, bukankah namanya pemborosan?"Sembari berbicara, Nathan menunjuk ke bagian tengah, potongan batu mentah paling besar.Melihat itu, Alice mencibir dan berkata, "Nathan, apa kamu nggak tahu ukuran batu mentah nggak ada hubungannya dengan barang yang ada di dalamnya?""Apa kamu kira asalkan memilih batu mentah yang ukurannya besar, maka

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 349

    Nathan mengerutkan bibirnya dan berkata, "Bodoh. Aku hanya suruh kamu tunggu sebentar, bukannya mau mengaku kalah. Kamu sudah nggak sabar ingin perhitungan sekarang? Kenapa? Sudah kehabisan uang?"Wajah Alice memerah. Dia pun berkata dengan marah, "Baiklah. Aku mau lihat trik macam apa yang ingin kamu mainkan."Dia memang tidak punya uang lagi. Terlebih, batu yang dipotong Nathan juga tidak punya barang berharga sama sekali.Meskipun dia menang, batu sampah yang dipotong Nathan akan menjadi miliknya, yang mana dia hanya mendapatkan setumpuk sampah sebagai balasannya."Tuan Nathan, apa kamu punya instruksi lain?" tanya si pengrajin.Yang lainnya juga penasaran. Sekarang situasi sudah menjadi seperti ini, apa masih ada yang bisa dilakukan Nathan?Nathan tersenyum, lalu menunjuk batu berbintik-bintik itu sambil berkata, "Batu mentah milikku ini masih bisa dipotong, bagaimana menurutmu, Pak?"Pengrajin tampak tercengang. "Tuan Nathan, kita sudah potong sampai lapisan material. Percuma saja

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 350

    Sekarang, dia juga tidak berdaya lagi."Sayang sekali, Tuan Nathan sudah menyia-nyiakan ronde ini.""Benar. Mengapa dia memilih batu besar dan mencolok seperti itu? Padahal, masih ada banyak batu mentah lain yang lebih bagus!""Yang dia dapatkan juga bukanlah sampah. Setidaknya, dia masih memperoleh sepotong batu nefrit berkualitas tinggi. Kalah juga nggak apa-apa. Lagian, bukan kerugian besar."Beberapa senior tua dari Asosiasi Barang Antik menggelengkan kepala dan turut simpati terhadap Nathan.Mereka tentunya berharap Nathan bisa meraih kemenangan besar dan memberi pukulan telak pada Alice, gadis berbakat dari Naroa itu.Namun, Alice sekarang telah memperlihatkan bakatnya dalam judi batu. Jadi, mustahil mereka tidak menerima kenyataan itu.Nathan sendiri bahkan tidak melihat sedikit pun batu giok ungu yang didapatkan Alice.Pria itu tampak sangat berhati-hati dalam memberi petunjuk pada pengrajin untuk memotong batu miliknya.Ketika lapisan batu-batu itu terkikis, samar-samar terlih

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 351

    Akik Teratai Merah!Batu ini pernah menjadi harta karun tertinggi yang menyebabkan sensasi di seluruh dunia barang antik dan batu giok.Ditemukan di Gurun Siwa di Isernia utara. Karena warnanya yang cerah dan fakta berisi ikan merah kecil dengan empedu darah di dalamnya, ia diberi nama Akik Teratai Merah!Di antara empat batu aneh besar di Isernia, Akik Teratai Merah menempati urutan pertama dan dikoleksi oleh seorang konglomerat misterius di Halgerd.Sekarang, potongan batu akik merah yang dibuka Nathan juga memiliki jangkrik kecil di dalamnya.Bisa dikatakan, muncul satu lagi batu akik darah empedu lainnya di dunia ini.Hanya saja, batu akik milik Nathan ini lebih tepat disebut sebagai Akik Jangkrik Darah Empedu!Kegemparan di lokasi batu judi berhasil diredakan juga.Bahkan Roland, CEO Grup Valentino, merasa khawatir dan mendatangi lokasi kejadian.Para pakar dan juga para petinggi Asosiasi Barang Antik Beluno, tidak bisa duduk diam lagi. Semuanya berebut untuk menilai harta karun l

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 352

    "Tuan Nathan sendiri bisa menemukan akik berharga dari tumpukan batu bobrok itu. Dia sudah memperlihatkan pada semua orang apa itu judi batu yang sesungguhnya."Begitu Monika melontarkan kata-kata itu, suasana menjadi gempar dan tidak terkendali."Tuan Nathan!""Tuan Nathan!""Tuan Nathan!"Nathan langsung dipuji oleh ribuan orang dan reputasinya diakui semua orang.Dalam sekejap, Nathan dibanjiri dengan tatapan kagum dan antusiasme yang tidak terhitung jumlahnya.Yang membuat banyak orang sulit untuk menerima kenyataan itu adalah Tuan Nathan terlihat seperti seorang pemuda biasa.Di usianya yang begitu muda itu, dia sudah menciptakan reputasi besar bagi dirinya sendiri dalam bidang barang antik dan judi batu.Apa sungguh ada keberuntungan dari Langit seperti ini?"Aku kalah. Aku kalah lagi. Haha. Aku nggak terima. Aku nggak rela ...."Wajah Alice berubah pucat. Dia mulai mentertawakan dirinya sendiri.Padahal, dia barusan begitu percaya diri dan yakin kemenangan akan berpihak pada dir

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 353

    Alice tersenyum. "Kalau begitu, terima kasih. Aku akan mentraktirmu makan setelah kamu berhasil menegakkan keadilan untukku."Setelah menutup telepon, Alice mendengus dingin dan berkata dengan nada main-main, "Sudah kubilang, hidup bukan sekadar judi batu, barang antik, ataupun barang-barang kelas rendah lainnya.""Kekuasaan dan latar belakang adalah caraku untuk menghancurkanmu sepenuhnya, Nathan!"Emilia bertanya dengan ragu, "Kak Alice, kamu minta bantuan sama siapa?""Tapi dilihat dari judi batu barusan, Nathan dan Monika nggak melakukan transaksi atau tipu daya apa pun."Alice melambaikan tangannya dan berkata, "Emilia, jangan khawatirkan masalah ini.""Kalau bukan karena Nathan menggunakan tipu daya untuk menjebakku, bagaimana mungkin aku bisa kalah telak seperti ini?""Kamu sendiri juga lihat, 'kan? Sebelum judi batu dimulai, dia menambah nominal taruhan.""Sejak saat itu, dia sudah punya niat buruk, tapi sayangnya aku nggak menyadarinya.""Bukannya aku nggak mengakui kekalahank

Latest chapter

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 376

    Wajah Tuan Edgar berubah pucat. Dia mencibir. "Nak, aku hampir termakan omonganmu!""Haha. Kata-katamu barusan terdengar nyata sekali. Apa kamu kira aku begitu mudah ditipu?"Nathan merentangkan tangannya dan berkata, "Tuan Edgar, percaya nggak, kamu akan tahu jawabannya dalam tiga hari."Jantung Tuan Edgar berdebar kencang. Dia sudah hampir gila dibuat Nathan.Penyakit datang tak pandang bulu. Meski dia sangat berkuasa, dia juga tidak bisa menghindari yang namanya penyakit.Kalau benar seperti yang dikatakan bocah ini, dirinya menderita penyakit serius dan tidak berusia panjang, maka itu akan menyusahkan!Lebih baik memercayai bahwa sesuatu itu ada daripada memercayai bahwa sesuatu itu tidak ada. Berpegang pada prinsip itu, Tuan Edgar buru-buru berpamitan pada Nayana dan meninggalkan Analin bersama anak buahnya.Nayana menutup mulutnya dan tertawa, "Dasar bodoh! Bisa-bisanya dia percaya semua ini.""Dilihat dari kondisinya barusan, dia mungkin akan pergi ke rumah sakit untuk melakukan

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 375

    Nathan berkata dengan nada dingin, "Edgar, sepertinya kamu belum sadar kalau kamu sudah sakit parah!""Kalau kamu nggak mendapatkan pengobatan yang tepat dalam tiga hari, nyawamu pasti akan terancam!"Tuan Edgar mencibir, "Lantaran kamu nggak bisa melawanku, jadi sekarang kamu mencoba menipuku, 'kan?""Kamu mungkin nggak tahu, tapi keluargaku punya sejarah panjang dalam seni bela diri sejak aku masih kecil. Tubuhku ini bahkan lebih keras dari besi. Kamu bilang aku sakit parah? Apa kamu kira aku mudah dibodohi?"Nathan berkata dengan nada tenang, "Terserah kamu percaya atau nggak. Pokoknya dalam tiga hari, kamu pasti akan tersiksa dan penuh penderitaan, kemudian berakhir mati."Nayana terkejut. Dia pun berkata, "Tuan Edgar, Anda mungkin masih belum tahu. Tuan Nathan ini seorang dokter. Dia bilang ada yang salah dengan tubuh Anda, itu berarti benar.""Menurutku, sebaiknya kamu bicarakan baik-baik dengan Tuan Nathan. Lagi pula, kamu nggak akan rugi."Wajah Tuan Edgar tampak ragu dan bingu

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 374

    Edgar benar-benar salut dengan keberanian Nathan. Dari mana asal bocah ini? Beraninya berulang kali menentangnya?Ada kilatan dingin yang melintas di mata Nathan. Dia pun berkata dengan nada datar, "Bagaimana kalau aku bilang aku nggak percaya?"Saking kesalnya, emosi Tuan Edgar sudah hampir meledak. Dia langsung berkata pada Nayana. "Nayana, apa kamu nggak bisa menangani berengsek kecil ini?""Kalau kamu nggak bisa menanganinya, aku akan panggil orang untuk membunuhnya di jalan."Nayana memutar bola matanya ke arah Nathan. Bocah ini cukup keras kepala.Beraninya Nathan bersikap lancang pada Tuan Edgar. Bahkan, menyebutnya sebagai lelaki tua yang nggak tahu malu. Bukankah kelakuannya ini sudah kelewat batas? Apa dia tidak takut membuat Tuan Edgar tersinggung?Lantaran Nathan begitu menginginkan ramuan milik Edgar, bukankah seharusnya dia lebih bersabar?"Jangan marah, Tuan Edgar. Tuan Nathan masih muda dan gampang terbawa emosi. Aku mewakilinya minta maaf padamu."Nayana buru-buru mint

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 373

    Nayana dipenuhi dengan rasa malu dan marah, tetapi dia masih bisa menyembunyikannya dengan baik. Wanita itu pun berkata sambil tersenyum, "Tuan Edgar bisa tertarik dengan janda tua seperti saya merupakan suatu kehormatan bagi saya.""Tapi masalah kita nggak boleh dicampuradukkan dengan masalah Tuan Nathan. Sebaiknya kita bicarakan dulu tentang ramuan legendaris yang ada di tanganmu."Tuan Edgar tidak tertarik sama sekali. Dia menyipitkan matanya dan memandang Nathan. "Sudah kubilang, bocah ini bukanlah apa-apa. Berbisnis dengan orang kelas bawah sepertinya hanya akan membuat statusku ikut menjadi rendah.""Lantaran kalian begitu menginginkan ramuan di tanganku, jadi kalian kini hanya punya pilihan kedua. Nayana, asalkan kamu setuju untuk mengikutiku, aku bisa memberimu ramuan itu kapan saja dan nggak meminta bayaran sepeser pun."Wajah cantik Nayana berubah merah padam.Namun, bukan karena malu, melainkan marah.Mengingat kepribadiannya, jika mendengar perkataan seperti itu, Nayana pas

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 372

    Melihat Nathan tidak senang, Nayana segera berkata, "Sayangku, jangan marah. Aku sudah berusaha semampuku.""Tapi orang yang memiliki ramuan itu adalah Tuan Edgar Santoso dari ibu kota provinsi.""Lelaki tua ini ngotot mengatakan dia nggak akan menyerahkan barang sebelum dia tahu siapa yang membutuhkan ramuan itu.""Sebenarnya, aku juga tahu makna di baliknya. Dia adalah komoditas langka dan berpikir bahwa orang yang membutuhkan ramuan itu pastilah orang penting di Beluno, jadi dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk menjalin hubungan!"Raut wajah Nathan perlahan kembali normal. Dia pun bertanya, "Dari mana asal Tuan Edgar Santoso ini?"Arjun berkata dengan nada tegas, "Tuan Nathan, aku tahu si lelaki tua ini. Dia adalah putra ketiga dari Keluarga Santoso di ibu kota provinsi.""Mengandalkan reputasi Keluarga Santoso, Edgar sukses besar di wilayah Bimala. Dia juga berhubungan baik dengan orang-orang dari dunia bela diri dan komunitas bisnis.""Lantaran orang ini punya banyak kenalan

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 371

    Nayana bertanya dengan ragu-ragu, "Sayang, apa ini pil ... ajaib?""Benar! Obat ini bisa merangsang semangat dalam waktu singkat dan membuat kekuatan meledak melampaui level," jawab Nathan dengan nada datar.Arjun berkata dengan gembira, "Tuan Nathan, bukankah barang bagus seperti itu hanya bisa diperoleh sekte seni bela diri dan keluarga bangsawan kuno?""Nggak juga. Meskipun pil ajaib sulit dimurnikan, metode rahasia pembuatannya masih berada dikuasai oleh orang-orang yang punya kekuatan besar," ujar Nathan dengan santai."Tapi di Isernia yang luas ini, bukan hanya sekte, tapi juga keluarga bangsawan kuno, serta orang-orang dari semua lapisan masyarakat yang berkuasa."Nayana meraih botol kecil itu dan enggan melepaskannya. Dia pun berkata, "Pil ini merupakan obat yang nggak bisa dijangkau oleh orang biasa. Aku pernah melihatnya di sebuah pelelangan.""Pil biasa saja harganya sudah hampir beberapa miliar, apalagi nggak ada pasar sama sekali. Sekalipun orang biasa punya uang, juga ngg

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 370

    "Aku dengar Penguasa Analin ini, karena sudah lama menjadi janda, dia suka mengincar pria muda yang tampan."Nathan tersenyum dan berkata, "Baiklah, aku sudah mengerti.""Dia suka pria muda yang tampan, tapi aku bukan."Tiara menghentakkan kakinya dan berkata, "Percayalah, yang aku katakan itu nyata.""Reputasi Nayana nggak pernah bagus selama ini. Aku hanya takut kamu akan terpikat olehnya.""Tiara, kamu cantik dan punya tubuh yang bagus. Bukankah yang seharusnya bisa memikat pria itu kamu dan bukannya Nayana?" kata Nathan dengan nada bercanda.Wajah Tiara memerah. Dia berkata dengan nada canggung, "Nathan, kamu sekarang pintar ya. Kamu sudah bisa menggoda gadis dan menggombal.""Aku nggak peduli sama kamu lagi. Aku pergi!"Dia memegangi dadanya yang berdebar kencang dan berlari menjauh.Dia diam-diam mengumpat dalam hatinya, 'Tiara, apa kamu sudah gila? Meski Nathan baik, dia itu lelaki-nya sahabatmu. Kamu nggak boleh menyentuhnya. Kalau nggak, kamu akan dicap jalang!'Arjun dan Naya

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 369

    Rafel mengangguk berulang kali. "Benar. Kalau bukan karena Alice memfitnah Tuan Nathan, saya nggak mungkin berani menangkap Anda."Nathan melambaikan tangannya. "Ya sudahlah. Aku harap Pak Rafael tahu apa yang harus dia lakukan terhadap Alice."Wajah Rafel berubah muram. "Jangan khawatir, Tuan Nathan. Perempuan jalang ini hampir membuatku melakukan kesalahan besar. Aku pasti nggak akan melepaskannya dengan mudah."Nathan berkata sambil tersenyum, "Tapi aku dengar dari Pak Samuel, kamu masih ingin tidur dengan Alice."Rafel langsung berseru, "Tuan Nathan, itu hanya karena aku khilaf sesaat.""Sekarang aku sudah buang jauh-jauh pemikiran itu. Aku hanya ingin menampar perempuan jalang itu dan menarik batas dengannya."Nathan mengangguk. "Jangan sampai dikendalikan oleh nafsu. Pak Rafel, kamu harus waspada."Rafel pun pergi dengan takut-takut. Setelah itu, Regina tersenyum dan berkata, "Dokter Nathan, aku lega melihatmu baik-baik saja.""Kalau begitu, pulanglah bersama Tiara dan lainnya. A

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 368

    Rafel tertawa datar dan berkata, "Saya nggak berbudi luhur dan mulia seperti Anda, Pak Samuel.""Seperti kata pepatah, bunga liar lebih harum daripada bunga dalam rumah. Bunga di rumah nggak seindah bunga di luar.""Alice adalah wanita cantik dan berbakat dari Keluarga Sebastian di Naroa. Wajar saja aku tertarik dengannya.""Lagi pula ...."Melihat Rafel tampak ragu untuk berbicara, Samuel pun bertanya, "Lagi pula apa? Ceritakan secara rinci agar aku bisa membantumu berbicara."Rafel berkata dengan canggung, "Lagi pula, bisa meniduri wanita berstatus tinggi seperti Alice bukan hanya membuatku gembira, tetapi juga memberiku kepuasan tersendiri.""Selain itu, aku juga akan merekam video tanpa sepengetahuannya. Jadi, kelak aku bisa menontonnya lagi.""Pak Rafel, pikirkanlah, wanita seperti Alice bukanlah wanita yang bisa sembarangan diajak kencan. Asalkan berhasil sekali dan meninggalkan rekaman, aku bisa menggunakan rekaman ini untuk meminta Alice melayaniku lagi ...."Samuel menarik nap

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status