Sekarang dia mulai menyesali perbuatannya.Tak disangka, Tuan Nathan ini begitu hebat. Dia bahkan bisa mengalahkan Alice.Kalau aku tahu hasilnya begini, dia pasti tidak berani bertindak seperti barusan itu.Melihat si pengrajin ragu, Alice makin marah dan langsung berteriak, "Kenapa kamu diam saja? Apa kamu nggak percaya padaku?"Pengrajin langsung gemetar. Dia kemudian buru-buru berkata, "Aku akan segera memotong batu ini untuk Nona Alice. Kali ini, Nona Alice pasti akan menang."Nathan tersenyum dan berkata, "Alice, hatimu sudah kacau.""Keluarga Sebastian di Naroa juga nggak punya kekayaan sebanyak itu, 'kan? Kalau terus dihambur-hamburkan seperti ini, bukankah namanya pemborosan?"Sembari berbicara, Nathan menunjuk ke bagian tengah, potongan batu mentah paling besar.Melihat itu, Alice mencibir dan berkata, "Nathan, apa kamu nggak tahu ukuran batu mentah nggak ada hubungannya dengan barang yang ada di dalamnya?""Apa kamu kira asalkan memilih batu mentah yang ukurannya besar, maka
Nathan mengerutkan bibirnya dan berkata, "Bodoh. Aku hanya suruh kamu tunggu sebentar, bukannya mau mengaku kalah. Kamu sudah nggak sabar ingin perhitungan sekarang? Kenapa? Sudah kehabisan uang?"Wajah Alice memerah. Dia pun berkata dengan marah, "Baiklah. Aku mau lihat trik macam apa yang ingin kamu mainkan."Dia memang tidak punya uang lagi. Terlebih, batu yang dipotong Nathan juga tidak punya barang berharga sama sekali.Meskipun dia menang, batu sampah yang dipotong Nathan akan menjadi miliknya, yang mana dia hanya mendapatkan setumpuk sampah sebagai balasannya."Tuan Nathan, apa kamu punya instruksi lain?" tanya si pengrajin.Yang lainnya juga penasaran. Sekarang situasi sudah menjadi seperti ini, apa masih ada yang bisa dilakukan Nathan?Nathan tersenyum, lalu menunjuk batu berbintik-bintik itu sambil berkata, "Batu mentah milikku ini masih bisa dipotong, bagaimana menurutmu, Pak?"Pengrajin tampak tercengang. "Tuan Nathan, kita sudah potong sampai lapisan material. Percuma saja
Sekarang, dia juga tidak berdaya lagi."Sayang sekali, Tuan Nathan sudah menyia-nyiakan ronde ini.""Benar. Mengapa dia memilih batu besar dan mencolok seperti itu? Padahal, masih ada banyak batu mentah lain yang lebih bagus!""Yang dia dapatkan juga bukanlah sampah. Setidaknya, dia masih memperoleh sepotong batu nefrit berkualitas tinggi. Kalah juga nggak apa-apa. Lagian, bukan kerugian besar."Beberapa senior tua dari Asosiasi Barang Antik menggelengkan kepala dan turut simpati terhadap Nathan.Mereka tentunya berharap Nathan bisa meraih kemenangan besar dan memberi pukulan telak pada Alice, gadis berbakat dari Naroa itu.Namun, Alice sekarang telah memperlihatkan bakatnya dalam judi batu. Jadi, mustahil mereka tidak menerima kenyataan itu.Nathan sendiri bahkan tidak melihat sedikit pun batu giok ungu yang didapatkan Alice.Pria itu tampak sangat berhati-hati dalam memberi petunjuk pada pengrajin untuk memotong batu miliknya.Ketika lapisan batu-batu itu terkikis, samar-samar terlih
Akik Teratai Merah!Batu ini pernah menjadi harta karun tertinggi yang menyebabkan sensasi di seluruh dunia barang antik dan batu giok.Ditemukan di Gurun Siwa di Isernia utara. Karena warnanya yang cerah dan fakta berisi ikan merah kecil dengan empedu darah di dalamnya, ia diberi nama Akik Teratai Merah!Di antara empat batu aneh besar di Isernia, Akik Teratai Merah menempati urutan pertama dan dikoleksi oleh seorang konglomerat misterius di Halgerd.Sekarang, potongan batu akik merah yang dibuka Nathan juga memiliki jangkrik kecil di dalamnya.Bisa dikatakan, muncul satu lagi batu akik darah empedu lainnya di dunia ini.Hanya saja, batu akik milik Nathan ini lebih tepat disebut sebagai Akik Jangkrik Darah Empedu!Kegemparan di lokasi batu judi berhasil diredakan juga.Bahkan Roland, CEO Grup Valentino, merasa khawatir dan mendatangi lokasi kejadian.Para pakar dan juga para petinggi Asosiasi Barang Antik Beluno, tidak bisa duduk diam lagi. Semuanya berebut untuk menilai harta karun l
"Tuan Nathan sendiri bisa menemukan akik berharga dari tumpukan batu bobrok itu. Dia sudah memperlihatkan pada semua orang apa itu judi batu yang sesungguhnya."Begitu Monika melontarkan kata-kata itu, suasana menjadi gempar dan tidak terkendali."Tuan Nathan!""Tuan Nathan!""Tuan Nathan!"Nathan langsung dipuji oleh ribuan orang dan reputasinya diakui semua orang.Dalam sekejap, Nathan dibanjiri dengan tatapan kagum dan antusiasme yang tidak terhitung jumlahnya.Yang membuat banyak orang sulit untuk menerima kenyataan itu adalah Tuan Nathan terlihat seperti seorang pemuda biasa.Di usianya yang begitu muda itu, dia sudah menciptakan reputasi besar bagi dirinya sendiri dalam bidang barang antik dan judi batu.Apa sungguh ada keberuntungan dari Langit seperti ini?"Aku kalah. Aku kalah lagi. Haha. Aku nggak terima. Aku nggak rela ...."Wajah Alice berubah pucat. Dia mulai mentertawakan dirinya sendiri.Padahal, dia barusan begitu percaya diri dan yakin kemenangan akan berpihak pada dir
Alice tersenyum. "Kalau begitu, terima kasih. Aku akan mentraktirmu makan setelah kamu berhasil menegakkan keadilan untukku."Setelah menutup telepon, Alice mendengus dingin dan berkata dengan nada main-main, "Sudah kubilang, hidup bukan sekadar judi batu, barang antik, ataupun barang-barang kelas rendah lainnya.""Kekuasaan dan latar belakang adalah caraku untuk menghancurkanmu sepenuhnya, Nathan!"Emilia bertanya dengan ragu, "Kak Alice, kamu minta bantuan sama siapa?""Tapi dilihat dari judi batu barusan, Nathan dan Monika nggak melakukan transaksi atau tipu daya apa pun."Alice melambaikan tangannya dan berkata, "Emilia, jangan khawatirkan masalah ini.""Kalau bukan karena Nathan menggunakan tipu daya untuk menjebakku, bagaimana mungkin aku bisa kalah telak seperti ini?""Kamu sendiri juga lihat, 'kan? Sebelum judi batu dimulai, dia menambah nominal taruhan.""Sejak saat itu, dia sudah punya niat buruk, tapi sayangnya aku nggak menyadarinya.""Bukannya aku nggak mengakui kekalahank
"Apa mereka nggak sadar kalau di dunia ini penuh dengan orang biasa? Apa mereka mengira semua orang bisa menjadi genius seperti Dokter Nathan?"Tiara melengkungkan bibirnya dan berkata, "Kakek, kalau nggak memahami situasinya, jangan bicara lagi.""Kalau bukan karena Nathan, kamu juga nggak akan mendapatkan keuntungan besar di konferensi penilaian barang antik ini."Dokter Bayu langsung tersenyum dan berkata, "Haha. Dokter Nathan, kamu sudah membuatku mendapatkan keuntungan besar hari ini."Dibandingkan mereka yang kegirangan, Nathan lebih tampak acuh tak acuh."Merepotkan Nona Monika untuk mengurus barang yang kudapatkan hari ini."Monika bertanya dengan heran, "Tuan Nathan, kamu nggak mengambil barang yang kamu menangkan hari ini?""Aku akan mengambil Akik Jangkrik Darah Empedu dan batu giok ungu.""Sisanya aku serahkan pada Nona Monika untuk memprosesnya."Monika sedikit menyesal, tetapi segera merasa semangat kembali.Meski Nathan mengambil dua barang terbaik.Sisanya juga merupaka
Tiara merasa sangat malu. "Kakek, kamu ..."Nathan tersenyum dan berkata, "Ayo, konferensi juga sudah berakhir. Saatnya kita pulang."Monika yang menyaksikan dari samping merasa sangat iri.Tuan Nathan begitu murah hati. Bisa-bisanya dia memberikan lavender jade berharga pada Tiara begitu saja.Pria yang seperti itu mana mungkin tidak memikat hati wanita?Saat ini, Nathan pun tersenyum padanya. "Nona Monika juga banyak membantuku hari ini.""Setelah selesai memproses potongan-potongan batu giok itu, Nona Monika boleh mengambil komisi sebesar 20 miliar."Monika terkejut sekaligus gembira. "Tuan Nathan, apa aku juga kebagian?""Tentu saja. Kalau Nona Monika nggak mengundangku ke konferensi penilaian barang antik ini, aku juga nggak punya kesempatan untuk menghasilkan banyak uang," kata Nathan.Sebagai komisi, dia memberi komisi sebesar 20 miliar pada Monika ....Monika termasuk wanita yang telah melihat dunia dan juga tidak kekurangan uang.Namun, kemurahan hati Nathan tetap mengejutkann
Wajah Tuan Edgar berubah pucat. Dia mencibir. "Nak, aku hampir termakan omonganmu!""Haha. Kata-katamu barusan terdengar nyata sekali. Apa kamu kira aku begitu mudah ditipu?"Nathan merentangkan tangannya dan berkata, "Tuan Edgar, percaya nggak, kamu akan tahu jawabannya dalam tiga hari."Jantung Tuan Edgar berdebar kencang. Dia sudah hampir gila dibuat Nathan.Penyakit datang tak pandang bulu. Meski dia sangat berkuasa, dia juga tidak bisa menghindari yang namanya penyakit.Kalau benar seperti yang dikatakan bocah ini, dirinya menderita penyakit serius dan tidak berusia panjang, maka itu akan menyusahkan!Lebih baik memercayai bahwa sesuatu itu ada daripada memercayai bahwa sesuatu itu tidak ada. Berpegang pada prinsip itu, Tuan Edgar buru-buru berpamitan pada Nayana dan meninggalkan Analin bersama anak buahnya.Nayana menutup mulutnya dan tertawa, "Dasar bodoh! Bisa-bisanya dia percaya semua ini.""Dilihat dari kondisinya barusan, dia mungkin akan pergi ke rumah sakit untuk melakukan
Nathan berkata dengan nada dingin, "Edgar, sepertinya kamu belum sadar kalau kamu sudah sakit parah!""Kalau kamu nggak mendapatkan pengobatan yang tepat dalam tiga hari, nyawamu pasti akan terancam!"Tuan Edgar mencibir, "Lantaran kamu nggak bisa melawanku, jadi sekarang kamu mencoba menipuku, 'kan?""Kamu mungkin nggak tahu, tapi keluargaku punya sejarah panjang dalam seni bela diri sejak aku masih kecil. Tubuhku ini bahkan lebih keras dari besi. Kamu bilang aku sakit parah? Apa kamu kira aku mudah dibodohi?"Nathan berkata dengan nada tenang, "Terserah kamu percaya atau nggak. Pokoknya dalam tiga hari, kamu pasti akan tersiksa dan penuh penderitaan, kemudian berakhir mati."Nayana terkejut. Dia pun berkata, "Tuan Edgar, Anda mungkin masih belum tahu. Tuan Nathan ini seorang dokter. Dia bilang ada yang salah dengan tubuh Anda, itu berarti benar.""Menurutku, sebaiknya kamu bicarakan baik-baik dengan Tuan Nathan. Lagi pula, kamu nggak akan rugi."Wajah Tuan Edgar tampak ragu dan bingu
Edgar benar-benar salut dengan keberanian Nathan. Dari mana asal bocah ini? Beraninya berulang kali menentangnya?Ada kilatan dingin yang melintas di mata Nathan. Dia pun berkata dengan nada datar, "Bagaimana kalau aku bilang aku nggak percaya?"Saking kesalnya, emosi Tuan Edgar sudah hampir meledak. Dia langsung berkata pada Nayana. "Nayana, apa kamu nggak bisa menangani berengsek kecil ini?""Kalau kamu nggak bisa menanganinya, aku akan panggil orang untuk membunuhnya di jalan."Nayana memutar bola matanya ke arah Nathan. Bocah ini cukup keras kepala.Beraninya Nathan bersikap lancang pada Tuan Edgar. Bahkan, menyebutnya sebagai lelaki tua yang nggak tahu malu. Bukankah kelakuannya ini sudah kelewat batas? Apa dia tidak takut membuat Tuan Edgar tersinggung?Lantaran Nathan begitu menginginkan ramuan milik Edgar, bukankah seharusnya dia lebih bersabar?"Jangan marah, Tuan Edgar. Tuan Nathan masih muda dan gampang terbawa emosi. Aku mewakilinya minta maaf padamu."Nayana buru-buru mint
Nayana dipenuhi dengan rasa malu dan marah, tetapi dia masih bisa menyembunyikannya dengan baik. Wanita itu pun berkata sambil tersenyum, "Tuan Edgar bisa tertarik dengan janda tua seperti saya merupakan suatu kehormatan bagi saya.""Tapi masalah kita nggak boleh dicampuradukkan dengan masalah Tuan Nathan. Sebaiknya kita bicarakan dulu tentang ramuan legendaris yang ada di tanganmu."Tuan Edgar tidak tertarik sama sekali. Dia menyipitkan matanya dan memandang Nathan. "Sudah kubilang, bocah ini bukanlah apa-apa. Berbisnis dengan orang kelas bawah sepertinya hanya akan membuat statusku ikut menjadi rendah.""Lantaran kalian begitu menginginkan ramuan di tanganku, jadi kalian kini hanya punya pilihan kedua. Nayana, asalkan kamu setuju untuk mengikutiku, aku bisa memberimu ramuan itu kapan saja dan nggak meminta bayaran sepeser pun."Wajah cantik Nayana berubah merah padam.Namun, bukan karena malu, melainkan marah.Mengingat kepribadiannya, jika mendengar perkataan seperti itu, Nayana pas
Melihat Nathan tidak senang, Nayana segera berkata, "Sayangku, jangan marah. Aku sudah berusaha semampuku.""Tapi orang yang memiliki ramuan itu adalah Tuan Edgar Santoso dari ibu kota provinsi.""Lelaki tua ini ngotot mengatakan dia nggak akan menyerahkan barang sebelum dia tahu siapa yang membutuhkan ramuan itu.""Sebenarnya, aku juga tahu makna di baliknya. Dia adalah komoditas langka dan berpikir bahwa orang yang membutuhkan ramuan itu pastilah orang penting di Beluno, jadi dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk menjalin hubungan!"Raut wajah Nathan perlahan kembali normal. Dia pun bertanya, "Dari mana asal Tuan Edgar Santoso ini?"Arjun berkata dengan nada tegas, "Tuan Nathan, aku tahu si lelaki tua ini. Dia adalah putra ketiga dari Keluarga Santoso di ibu kota provinsi.""Mengandalkan reputasi Keluarga Santoso, Edgar sukses besar di wilayah Bimala. Dia juga berhubungan baik dengan orang-orang dari dunia bela diri dan komunitas bisnis.""Lantaran orang ini punya banyak kenalan
Nayana bertanya dengan ragu-ragu, "Sayang, apa ini pil ... ajaib?""Benar! Obat ini bisa merangsang semangat dalam waktu singkat dan membuat kekuatan meledak melampaui level," jawab Nathan dengan nada datar.Arjun berkata dengan gembira, "Tuan Nathan, bukankah barang bagus seperti itu hanya bisa diperoleh sekte seni bela diri dan keluarga bangsawan kuno?""Nggak juga. Meskipun pil ajaib sulit dimurnikan, metode rahasia pembuatannya masih berada dikuasai oleh orang-orang yang punya kekuatan besar," ujar Nathan dengan santai."Tapi di Isernia yang luas ini, bukan hanya sekte, tapi juga keluarga bangsawan kuno, serta orang-orang dari semua lapisan masyarakat yang berkuasa."Nayana meraih botol kecil itu dan enggan melepaskannya. Dia pun berkata, "Pil ini merupakan obat yang nggak bisa dijangkau oleh orang biasa. Aku pernah melihatnya di sebuah pelelangan.""Pil biasa saja harganya sudah hampir beberapa miliar, apalagi nggak ada pasar sama sekali. Sekalipun orang biasa punya uang, juga ngg
"Aku dengar Penguasa Analin ini, karena sudah lama menjadi janda, dia suka mengincar pria muda yang tampan."Nathan tersenyum dan berkata, "Baiklah, aku sudah mengerti.""Dia suka pria muda yang tampan, tapi aku bukan."Tiara menghentakkan kakinya dan berkata, "Percayalah, yang aku katakan itu nyata.""Reputasi Nayana nggak pernah bagus selama ini. Aku hanya takut kamu akan terpikat olehnya.""Tiara, kamu cantik dan punya tubuh yang bagus. Bukankah yang seharusnya bisa memikat pria itu kamu dan bukannya Nayana?" kata Nathan dengan nada bercanda.Wajah Tiara memerah. Dia berkata dengan nada canggung, "Nathan, kamu sekarang pintar ya. Kamu sudah bisa menggoda gadis dan menggombal.""Aku nggak peduli sama kamu lagi. Aku pergi!"Dia memegangi dadanya yang berdebar kencang dan berlari menjauh.Dia diam-diam mengumpat dalam hatinya, 'Tiara, apa kamu sudah gila? Meski Nathan baik, dia itu lelaki-nya sahabatmu. Kamu nggak boleh menyentuhnya. Kalau nggak, kamu akan dicap jalang!'Arjun dan Naya
Rafel mengangguk berulang kali. "Benar. Kalau bukan karena Alice memfitnah Tuan Nathan, saya nggak mungkin berani menangkap Anda."Nathan melambaikan tangannya. "Ya sudahlah. Aku harap Pak Rafael tahu apa yang harus dia lakukan terhadap Alice."Wajah Rafel berubah muram. "Jangan khawatir, Tuan Nathan. Perempuan jalang ini hampir membuatku melakukan kesalahan besar. Aku pasti nggak akan melepaskannya dengan mudah."Nathan berkata sambil tersenyum, "Tapi aku dengar dari Pak Samuel, kamu masih ingin tidur dengan Alice."Rafel langsung berseru, "Tuan Nathan, itu hanya karena aku khilaf sesaat.""Sekarang aku sudah buang jauh-jauh pemikiran itu. Aku hanya ingin menampar perempuan jalang itu dan menarik batas dengannya."Nathan mengangguk. "Jangan sampai dikendalikan oleh nafsu. Pak Rafel, kamu harus waspada."Rafel pun pergi dengan takut-takut. Setelah itu, Regina tersenyum dan berkata, "Dokter Nathan, aku lega melihatmu baik-baik saja.""Kalau begitu, pulanglah bersama Tiara dan lainnya. A
Rafel tertawa datar dan berkata, "Saya nggak berbudi luhur dan mulia seperti Anda, Pak Samuel.""Seperti kata pepatah, bunga liar lebih harum daripada bunga dalam rumah. Bunga di rumah nggak seindah bunga di luar.""Alice adalah wanita cantik dan berbakat dari Keluarga Sebastian di Naroa. Wajar saja aku tertarik dengannya.""Lagi pula ...."Melihat Rafel tampak ragu untuk berbicara, Samuel pun bertanya, "Lagi pula apa? Ceritakan secara rinci agar aku bisa membantumu berbicara."Rafel berkata dengan canggung, "Lagi pula, bisa meniduri wanita berstatus tinggi seperti Alice bukan hanya membuatku gembira, tetapi juga memberiku kepuasan tersendiri.""Selain itu, aku juga akan merekam video tanpa sepengetahuannya. Jadi, kelak aku bisa menontonnya lagi.""Pak Rafel, pikirkanlah, wanita seperti Alice bukanlah wanita yang bisa sembarangan diajak kencan. Asalkan berhasil sekali dan meninggalkan rekaman, aku bisa menggunakan rekaman ini untuk meminta Alice melayaniku lagi ...."Samuel menarik nap