Share

Bab 11

Penulis: Russel
Selanjutnya, Barra mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi pagi ini. Barra adalah seorang ahli bela diri, sehingga dia cukup memahami titik meridian di tubuh manusia. Jadi, dia bisa memberitahukan dengan jelas titik meridian mana saja yang ditekan oleh Afkar saat itu.

Setelah mendengarnya, wajah Dokter Bian sontak terperangah. "Hebat! Luar biasa .... Entah dari keluarga kedokteran mana orang ini berasal. Tapi, luar biasa sekali dia bisa memicu detak jantung Pak Bayu dengan cara seperti ini."

"Pantas saja kondisi Pak Bayu malah membaik setelah penyakitnya kambuh. Kalau bisa dipijat beberapa kali lagi, mungkin Pak Bayu masih bisa hidup 10-20 tahun lagi!" puji Dokter Bian.

Mendengar hal ini, semua orang di tempat itu langsung terkejut.

"Dokter Bian, tadi Barra sudah beri tahu kamu bagaimana anak muda itu melakukannya. Kalau begitu, bukankah sama saja kalau kamu lakukan sesuai caranya?" tanya istri Bayu, Tara.

"Ya, benar! Dokter Bian, lakukan sesuai cara anak muda itu saja," timpal Farel dengan mata berbinar.

Namun, Dokter Bian malah menggelengkan kepalanya. "Aku nggak sanggup! Nggak semudah itu. Bukan hanya urutan pijatnya yang harus diperhatikan. Setiap titik meridian yang ditekan akan memicu rangsangan dari titik meridian selanjutnya dan berhubungan satu sama lain."

"Kalau sampai terjadi kesalahan di salah satu bagian, akibatnya nggak bisa dibayangkan! Selain itu, aku juga nggak bisa menguasai kekuatan pijatannya. Kecuali anak muda itu turun tangan sendiri. Kalau nggak, nggak akan ada yang bisa menirunya!"

"Mengagumkan! Ini benar-benar mengagumkan sekali!" Bahkan Dokter Bian juga terus-menerus memujinya.

Melihat hal ini, Bayu, Tara, dan Farel saling memandang sekilas. Bian adalah tokoh terpandang dalam dunia pengobatan tradisional. Dia diundang langsung oleh Keluarga Subroto dari ibu kota untuk mengobati penyakit Bayu.

Pakar medis seperti ini malah melontarkan pujian bertubi-tubi pada pemuda yang mereka temui tadi pagi. Apakah metode pengobatan yang dilakukan pemuda itu benar-benar semenakjubkan itu?

"Oh ya, apa kalian ada minta nomor kontak pemuda itu tadi? Siapa namanya?" tanya Bian dengan penuh harap setelah mengoceh seharian.

"Ini ... tadi aku memberinya kartu namaku dan menyuruhnya menghubungiku kalau ada masalah. Tapi, pemuda itu malah nggak tahu diri dan menolaknya," jawab Farel.

"Nggak tahu diri?" Mendengar ucapannya, Bian memandang Farel dengan tatapan rumit dan menggeleng dengan tak berdaya.

Ekspresi Farel tampak canggung. Dia merasa tatapan Bian seperti menganggapnya sebuah lelucon. Benar saja, Bian memang merasa seperti itu! Pada saat ini, Bian beranggapan bahwa Farel benar-benar menggelikan.

Memangnya orang yang punya kemampuan medis sehebat ini akan mencarinya? Memangnya dia kira dia siapa?

Keluarga Subroto memang cukup berkuasa di Kota Nubes. Hanya saja, jika dibandingkan dengan skala nasional, sebenarnya mereka juga tidak termasuk luar biasa. Namun, dengan kemampuan medis dokter ajaib tadi, bahkan keluarga besar sekalipun pasti akan menganggapnya sebagai tamu kehormatan!

Jika bisa mengenal dokter sehebat itu, apa bedanya dengan memperpanjang nyawa mereka? Namun, Farel malah bisa-bisanya menyebut pemuda itu tidak tahu diri? Ini benar-benar konyol!

"Farel, lain kali jangan terlalu sombong. Ada banyak orang hebat di dunia ini. Kamu harus belajar lebih rendah diri memperlakukan orang!" ceramah Bayu sambil memelototi cucunya.

Saat ini, dia merasa agak menyesal. Meskipun tadi dia memang memperlakukan pemuda itu dengan cukup segan, ternyata sekarang dia baru menyadari bahwa semua itu ternyata masih belum cukup!

Seandainya saja tadi dia bersikap lebih tulus dan hormat, mungkin dia masih bisa hidup beberapa tahun lebih lama lagi. Tidak ada orang yang tidak menyayangi nyawanya sendiri. Asalkan bisa memperpanjang hidup, Keluarga Subroto pasti akan terus sukses dengan mengandalkan koneksinya saat ini.

Jika Bayu sampai meninggal, Keluarga Subroto juga pasti akan ikut jatuh!

"Ya, Kakek. Aku akan ingat. Kakek tenang saja. Selama dokter ajaib ini masih berada di Kota Nubes, aku pasti bisa menemukannya."

Farel mengangguk dengan serius dan menepuk dadanya memberi jaminan. Meski dia bahkan tidak tahu nama pemuda itu, Farel yakin dirinya bisa menemukan orang itu dengan kekuasaannya. Paling tidak, dia hanya butuh lebih banyak waktu.

....

Klub Golden, kasino rahasia di lantai paling atas.

"Bu Felicia!"

"Bu Felicia!" teriak para bawahan Fadly dengan serempak di luar ruang istirahat pribadi Fadly. Mereka semua mengenal Felicia dan tahu bahwa Fadly sangat menyayangi dan takut terhadap kakaknya ini.

Rasa takut itu bukanlah hal yang buruk, melainkan tanda dari hubungan yang sangat erat antara kakak-beradik. Oleh karena itu, bahkan membuat bos mereka marah sekalipun, anak buah Fadly tidak akan pernah berani menyinggung Felicia.

"Kak, kenapa kamu datang ke sini? Kalian berdua keluar dulu!"

Saat melihat Felicia masuk dengan menggandeng Afkar, Fadly yang tadinya sedang merangkul dua wanita cantik langsung refleks berdiri dan mengusir kedua wanita itu. Detik berikutnya, dia sontak tercengang melihat kakaknya menggandeng seorang pria dengan mesra.

"Kak, orang ini ...."

"Kakak iparmu! Afkar!" ucap Felicia memperkenalkan.

Mendengar hal itu, ekspresi Fadly menjadi muram dan melirik Afkar dengan tatapan meremehkan. Lagi-lagi kakaknya memperalat orang? Selama ini, Fadly tidak pernah menganggap "kakak ipar" palsu yang dicari Felicia sebagai manusia.

"Cepat sapa kakak iparmu!" bentak Felicia dengan ekspresi serius.

"Hah?" Fadly menunjuk Afkar sambil berkata, "Kak, cuma kakak ipar palsu, nggak perlu sampai begitu, 'kan?"

Mana mungkin dia rela mengakui kakak ipar boneka seperti ini? Pada saat bersamaan, Fadly merasa frustasi! Felicia tidak pernah menyuruhnya menyapa kedua tunangan palsu sebelumnya, kenapa kali ini berbeda?

"Apanya yang kakak ipar palsu? Sore ini aku akan ambil akta nikah sama kakak iparmu ini! Dia adalah pria yang benar-benar kucintai!" Sambil berkata demikian, Felicia menoleh pada Afkar dan menatapnya dengan mesra, "Kak Afkar, jangan marah ya. Fadly masih muda."

"Nggak apa-apa, kok. Dia adikmu, berarti adikku juga. Mana mungkin aku marah sama adikku sendiri?" pungkas Afkar dengan penuh kasih sembari memeluk pinggang Felicia.

Melihat adegan ini, Fadly tersenyum sinis. Setelah mengerjapkan matanya beberapa kali, dia berdeham keras.

"Kak, jangan bercanda! Aku nggak percaya kamu benar-benar cinta sama orang ini. Dia pasti pria simpanan yang kamu gunakan untuk membuat Noah kesal, 'kan?"

"Dua mantan sebelumnya, yang satu meninggal dan yang satu lagi cacat. Kamu nggak ingin orang ini terluka, makanya ingin membuatku menganggap serius hubungan kalian dan melindunginya, 'kan?"

Harus diakui, Fadly memang sangat memahami jalan pikiran kakaknya. Justru karena dia sangat memahami kakaknya, Fadly jadi tidak percaya dengan semua ini. Mana mungkin kakaknya ini bisa semudah ini jatuh cinta pada seorang pria?

Sembari berbicara, Fadly menunjuk Afkar dan menghardiknya dengan tanpa sungkan-sungkan, "Siapa yang adikmu? Memangnya kamu siapa? Singkirkan tanganmu dari tubuh kakakku atau kupotong tanganmu!"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (12)
goodnovel comment avatar
agus bwi
mantap lanjutkan
goodnovel comment avatar
Hendra Prawira
belum tahu naga sejati muncul
goodnovel comment avatar
Rahma Amalia
bagus lanjutkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1212

    Tiba-tiba, muncul aura dingin yang sangat tajam dari arah belakang. Tak lama kemudian, terdengar suara yang luar biasa dingin. "Beraninya kamu menyakiti Shafa? Cari mati!"Suara itu seperti datang dari neraka, begitu menusuk dan dingin hingga membuat tubuh Gandi gemetar hebat. Secara refleks, tangannya bergetar dan sikapnya yang semula sombong langsung lenyap dan tergantikan dengan raut wajah penuh ketakutan."Siapa? Siapa itu?" tanya Gandi sambil menoleh dengan panik. Tatapannya dipenuhi rasa takut saat melihat ke belakang.Pintu gerbang yang tadinya tertutup rapat entah sejak kapan sudah terbuka. Di ambang pintu, kini berdiri seorang pemuda. Tubuhnya tegap dan penuh aura dingin. Tatapannya dipenuhi dengan niat membunuh yang amat kuat.Dari seluruh tubuhnya, terpancar gelombang tekanan yang begitu mengerikan. Inilah aura khas dari seorang pesilat tingkat inti emas.Tingkat inti emas! Ekspresi Gandi langsung dipenuhi keterkejutan. Di saat itu pula, suara bentakan dingin kembali meledak

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1211

    Mumpung hari ini sedang ada ujian masuk dan para tetua tidak terlalu memperhatikan tempat ini, Gandi berniat memaksa Vita untuk memuaskan nafsunya. Kalau sudah terjadi, dengan kebiasaan Puncak Orlon yang terkenal suka melindungi murid-muridnya, Vita pasti akan jadi miliknya.Memikirkan hal itu, Gandi menyeringai jahat. Dia merogoh ke pinggangnya dan mengeluarkan sebuah botol giok putih, lalu menuangkan satu butir pil berwarna merah muda dari dalamnya. Kemudian, dia pun mulai mencari kesempatan untuk menyuapkan pil itu ke mulut Vita."Pil Perangsang?" ucap Vita. Begitu melihat pil di tangan Gandi, tubuhnya langsung gemetar. Sorot panik muncul di matanya.Pil Perangsang adalah barang terlarang di dalam sekte. Begitu ditelan, seluruh tubuh akan kehilangan kendali dan terjerumus dalam gejolak nafsu yang menggila. Vita sama sekali tidak ingin mengalami nasib seperti itu.Vita segera memarahi, "Gandi, kamu sudah gila? Dari mana kamu mendapatkan Pil Perangsang ini? Apa kamu nggak takut akan h

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1210

    Begitu Gandi selesai berbicara, para pengikutnya pun langsung tertawa keras sambil menatap penuh ejekan. Melihat betapa lancarnya mereka mengucapkan kata-kata itu, sudah jelas ini bukan pertama kalinya mereka menghina dan menggertak Shafa.Setelah mendengar ucapan Gandi, wajah cantik Vita langsung berubah menjadi sangat dingin. Dia segera berdiri lebih tegak dan melindungi Shafa di belakangnya.Entah kenapa, di benaknya tiba-tiba terlintas sosok pemuda yang dia temui tadi di Puncak Helsan. Walaupun penampilannya sangat muda, dari caranya memperhatikan Shafa, jelas hubungan mereka tidak biasa.Apa pun hubungan mereka, satu hal yang pasti adalah pria itu telah menolong dirinya sekali. Saat ini, Vita bersumpah dalam hati bahwa dia tidak akan membiarkan orang-orang dari Puncak Orlon menindas Shafa lagi.Vita mendengus dingin, lalu menatap tajam ke arah Gandi sambil mengancam, "Gandi! Lebih baik kamu jaga mulutmu. Kamu belum pernah dengar, bencana bisa datang dari ucapan sembarangan? Kalau

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1209

    Setelah Afkar memperlihatkan kekuatan aslinya, Gerlin terlihat jadi agak canggung. Afkar sekarang bahkan lebih kuat dari ayahnya sendiri.Dari semua orang yang pernah Gerlin kenal, Afkar adalah yang paling kuat. Itulah sebabnya, dia mendadak merasa gugup ketika berdiri di hadapan Afkar sekarang.Namun, Afkar hanya membalas sambil tersenyum lembut, "Nggak perlu canggung begitu. Aku tetap Afkar yang sama kok."Mendengar nada suara Afkar yang hangat itu, Gerlin langsung tertawa manis. Tak peduli sekuat apa pun Afkar sebenarnya, di hatinya dia tetaplah kakak yang sangat dihormatinya.Dengan berakhirnya pertarungan Afkar, ujian masuk pun secara resmi selesai. Langkah selanjutnya adalah membagi para murid baru ke puncak-puncak masing-masing. Namun, Afkar dan Gerlin tidak perlu mengikuti proses ini lagi.Tugas Afkar sekarang hanyalah fokus berlatih, meningkatkan kekuatan, dan sesekali membagikan sedikit ilmu warisannya kepada Sekte Pemutus Nadi. Soal bagian terakhir ini, Afkar sangat menyadar

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1208

    Afkar hanya bisa menghela napas dalam hati. Dia tahu jelas maksud Adnan. Orang itu ingin tahu sejauh mana batas kekuatan dirinya. Namun, langsung menyuruh semua anggota Balai Penegak Hukum yang ada untuk menyerang bersama-sama, bukankah itu sama saja dengan membuatnya dimusuhi?"Ya sudah. Ayo." Afkar akhirnya menarik napas dan mulai bergerak, meski terlihat agak enggan.Bam, bam, bam!Menghadapi serangan gabungan dari 12 orang sekaligus, Afkar tetap terlihat santai dan tenang. Bahkan tanpa menggunakan senjata, dia hanya mengandalkan tangan kosong untuk melawan. Seiring dengan beberapa gerakan cepat dan dalam hitungan detik saja, tiga orang sudah terlempar keluar arena.Pemandangan itu langsung membuat para peserta ujian terpaku. Saking kuatnya Afkar, mereka bahkan tidak merasa iri karena jaraknya terlalu jauh untuk dikejar. Bahkan, membayangkan bisa mendekati kemampuannya pun terasa mustahil.Wajah Leo yang berdiri di kerumunan pun makin muram dan penuh rasa putus asa. Tidak peduli see

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1207

    Tinju itu meluncur deras dan keras saat menghantam ke arah punggung Afkar dari belakang. Namun saat merasakan kekuatan besar yang datang bersamaan dengan aliran energi spiritual itu, Afkar justru tersenyum santai.Afkar sama sekali tidak berniat menghindari serangan dari Kapten Balai Penegak Hukum. Sebaliknya, dia malah berbalik dan melayangkan pukulan balasan yang langsung menyambut serangan Owen.Percaya diri dan sombong. Itulah kesan pertama yang muncul di benak semua orang saat melihat aksi Afkar. Dia bisa-bisanya ingin beradu pukulan secara langsung dengan Kapten Balai Penegak Hukum? Mereka merasa Afkar ini terlalu percaya diri, bahkan cenderung nekat.Yang tidak diketahui siapa pun adalah meski Afkar sengaja menahan kekuatannya agar tetap di tingkat pembentukan inti, kekuatan fisiknya tidak bisa ditekan. Setelah tubuhnya ditempa dengan kekuatan tanah murni dan petir, fisik Afkar sudah jauh melampaui batas manusia biasa. Bisa dibilang, tubuhnya kini sekeras baja.Di tengah kerumun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status