Share

Bab 12

Author: Russel
Begitu Fadly mengucapkan perkataan itu, ekspresi Felicia sontak berubah. Sebab, adiknya bisa menebak rencananya dengan jelas.

Namun, Afkar malah terkekeh-kekeh dan berkata, "Katanya anak orang kaya biasanya sangat beretika. Dilihat dari kondisinya sekarang, sepertinya nggak semuanya begitu. Feli, begini cara adikmu bicara sama kakak iparnya?"

Bukan hanya tidak melepaskan pelukannya dari tubuh Felicia, Afkar bahkan semakin mempererat pelukannya. Seketika, wangi Felicia yang semerbak membuat hatinya bergetar.

Felicia merintih pelan dan tangannya mencubit pinggang Afkar di belakang. Namun, ekspresinya malah tampak tersipu. Dia tidak menyangka bahwa Afkar bahkan tidak gentar menghadapi Fadly yang telah berhasil membongkar kedok mereka.

Orang ini benar-benar berbeda dengan dua orang sebelumnya. Keberanian ini saja sudah jauh melebihi dua orang pengecut itu. Tidak ada wanita yang akan tertarik pada pria yang selalu tunduk dan patuh. Meskipun Felicia tidak akan tersentuh hanya karena tindakan ini, diam-diam penilaiannya terhadap Afkar telah semakin membaik.

Mendengar hal ini, ekspresi Fadly menjadi muram. Pria simpanan ini malah mengatakannya tidak beretika dan bahkan memprovokasinya dengan memeluk kakaknya lebih erat?

"Kamu kakak ipar siapa? Kutembak kamu sampai mati!" Sambil berkata demikian, Fadly mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya pada Afkar.

Siapa Fadly ini? Dia adalah generasi ketiga dari anggota inti Keluarga Safira dan bos besar dunia mafia di Kota Nubes!

Plak!

"Fadly! Kamu ngapain? Kutegaskan sekali lagi, dia ini kakak iparmu, suamiku! Kamu mau bunuh suamiku?" Felicia melayangkan sebuah tamparan kepada Fadly. Fadly yang ditampar kakaknya langsung terdiam dan memelototi kakaknya.

Kakaknya menamparnya demi seorang pria simpanan?

"Cepat simpan pistolmu! Minta maaf sama kakak iparmu!" bentak Felicia sambil melambaikan tangannya.

Fadly meringkuk sedikit, lalu menyimpan kembali pistolnya dengan patuh. Kata orang, mendisiplinkan adik harus dimulai sejak dini. Felicia melakukan hal ini dengan sangat baik.

Sejak kecil sampai dewasa, Fadly selalu diberi pelajaran oleh kakaknya. Hingga saat ini, dia masih sangat takut terhadap kakaknya, bahkan melebihi orang tuanya sendiri. Oleh karena itu, saat kakaknya mulai marah, Fadly juga tidak berani bersikap keterlaluan.

Namun, menyuruh Fadly minta maaf adalah hal yang mustahil. Pada saat ini, Afkar menyeringai saat menyadari betapa dominannya Felicia. Dia jadi semakin mengenal Felicia lebih dalam lagi.

Melihat Fadly yang menutupi pipinya, Afkar tiba-tiba merasa dirinya tidak terlalu buruk saat diusir Felicia kemarin. Wanita ini benar-benar kejam!

"Kak, kamu menamparku demi orang luar?" kata Fadly dengan sedih. Sambil berkata demikian, dia memelototi Afkar dengan tatapan mematikan. Sekarang dia mulai curiga apakah kakaknya telah terpikat oleh pria ini?

"Nggak usah pelototin aku. Jangan bilang aku nggak mengingatkanmu, kamu mungkin akan kehilangan banyak uang hari ini. Klubmu ini akan bermasalah, berhati-hatilah!" ujar Afkar memperingatkan.

Fadly tertawa sinis mendengar hal ini. "Aku kehilangan banyak uang? Anak muda, jangan menakut-nakutiku dengan omong kosongmu itu!"

Setelah berkata demikian, dia menoleh pada Felicia. "Kak, dari mana kamu dapat penipu seperti ini? Sejak kapan kasinoku ini nggak untung besar? Kehilangan banyak uang? Konyol sekali!"

"Semua koneksi di klub ini sudah diatur dan keamanan di tempat ini dijaga oleh ahli. Tempat ini akan bermasalah? Hah ...."

Bam! Bam! Bam!

Sebelum Fadly menyelesaikan ucapannya, pintu ruang istirahatnya digedor oleh seseorang.

"Masuk!" teriak Fadly sambil mengusap wajahnya.

"Kak Fadly, gawat! Aldo membawa ahli judi untuk mengacau! Kita ... sudah rugi 400 miliar!" lapor bawahannya dengan ekspresi serius.

Fadly langsung tertegun mendengar laporan tersebut dan ekspresinya menjadi muram. Bukan hanya karena kerugian yang dialami kasinonya, tetapi juga karena peringatan Afkar tadi. Ternyata benar-benar terjadi masalah!

"Biar kulihat dulu!" Fadly melirik "kakak iparnya" sekilas, lalu bergegas keluar dari ruangan. Sementara itu, Felicia menatap Afka dengan intens, seakan-akan hendak menebak isi pikiran pria ini.

Kenapa pria ini bisa tahu kasino adiknya akan dalam masalah? Padahal, sejak makan siang sampai sekarang, Afkar selalu bersamanya! Seketika, Felicia tiba-tiba merasa penasaran pada Afkar.

"Kenapa menatapku seperti itu? Ayo, kita lihat sama-sama," ujar Afkar sambil tersenyum. Dia merinding karena dipelototi Felicia.

....

Di dalam kasino yang megah.

Ahli judi yang bertugas menjaga tempat itu menyeka keringat dingin yang membasahi dahinya. Ekspresinya terlihat sangat buruk. Lagi-lagi dia kalah! Kali ini, dia kalah 100 miliar sekaligus. Dia adalah ahli judi paling tangguh di Klub Golden, tetapi dia malah terus-menerus kalah di tangan lawannya.

Lawannya memiliki sepasang mata yang sayu. Sejak duduk di meja judi, sekujur tubuhnya memancarkan aura yang dingin dan tenang. Dia adalah ahli judi yang diundang oleh Aldo dari Austronesia. Dia memiliki julukan yang membuat semua orang ketakutan mendengarnya, si Ular Tua!

Di samping Ular Tua, seorang pria dengan bekas luka di wajahnya berdiri dengan tangan terlipat di dada. Dia menonton semua ini dengan ekspresi penuh kemenangan! Pria ini adalah tangan kanan Aldo, si Codet!

"Hahaha, Pak Fadly sudah datang ya?"

Melihat Fadly masuk ke kasino dengan membawa para bawahannya, Codet langsung tertawa terbahak-bahak.

"Kukira siapa yang datang, ternyata Codet ya? Tumben kamu datang ke kasinoku ini untuk main?" tanya Fadly dengan senyuman tipis.

"Kata Pak Aldo, kasino Pak Fadly ini bagus sekali. Wanita di sini juga cantik-cantik, makanya aku datang untuk melihat-lihat!" Codet menyeringai sambil berdecak. "Hanya saja, kenapa nggak ada ahli di kasino ini ya? Temanku nggak puas main di sini. Hanya main asal-asalan saja sudah menang 600 miliar. Hahaha ...."

Sindiran dari lawannya membuat Fadly menggertakkan gigi. Ingin sekali rasanya dia mencabik-cabik pria ini. Hanya saja, meski berasal dari dunia mafia, pebisnis tetap tidak boleh bertindak gegabah menghadapi tamu.

Lawannya ini bukan datang untuk beradu senjata, melainkan hanya mencari masalah dengan cara berjudi. Jadi, Fadly hanya bisa membalasnya di meja judi.

Dengan ekspresi muram, Fadly mendengus dingin dan bertanya pada penjaga kasino, "Sudah kalah berapa?"

"Bos, 560 miliar," jawab penjaga itu sambil menelan ludah dengan gugup.

Mendengar nominal ini, sudut mata Fadly langsung berkedut. Ternyata kasinonya sudah kalah hampir 600 miliar? Ternyata dia benar-benar ... rugi besar!

Di meja judi, tumpukan cip di depan Ular Tua telah menggunung, sedangkan ahli judi dari pihak Fadly telah kehabisan cip. Keringat dingin terus mengucur dari dahinya. Jelas sekali, dia merasa sangat tertekan saat ini!

"Pak Fadly, temanku masih belum puas. Nggak mungkin kamu menghentikannya sekarang, 'kan? Gimana kalau tambahkan cip untuk bawahanmu?" ejek Codet.

Terlihat jelas bahwa Codet tidak berniat untuk berhenti meski telah memenangkan hampir 600 miliar. Seketika, ekspresi Fadly semakin masam. Namun, karena dia telah membuka kasino ini untuk berbisnis, Fadly tidak bisa melarang tamu bermain hanya karena mereka menang.

Kalau tidak, bisnis kasinonya akan segera berakhir. Masa tamu hanya boleh kalah dan tidak boleh menang? Jika rumor itu menyebar, siapa lagi yang berani datang untuk bermain?

"Minggir, biar aku saja!" Pada saat itu, ahli judi Fadly didorong ke samping.

Fadly tertegun sejenak dan melihat bahwa Afkar telah duduk di seberang Ular Tua.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (35)
goodnovel comment avatar
Riko Effendi
saya sebelum nya udah sampai ke bab 2ratus lebih skrg kok kembali ke bab awal lagi,kok harus byr lagi utk kembali kelanjutan nya
goodnovel comment avatar
Syahrul Parsan
next, cukup asyiiik
goodnovel comment avatar
John Tolla
makin seru ceriteranya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 901

    Saat ini, Harwi menghadapi tebasan pedang Afkar dengan ekspresi meremehkan. Tampak dia menghadapi serangan itu dengan tangan kosong, bahkan hanya dengan satu tangan!Di antara telapak tangannya, mengalir energi sejati berwarna biru muda, mengandung elemen air yang dingin dan tajam.Trang! Dalam sekejap, Pisau Naga Es milik Afkar bertabrakan dengan telapak tangan Harwi dan menghasilkan suara benturan logam yang keras."Hm?" gumam Harwi sebelum buru-buru mundur. Matanya menyipit, terlihat jelas muncul luka berdarah di telapak tangannya.'Senjata yang sangat tajam!' batin Harwi. Meskipun sudah mencapai tingkat inti emas, dia tidak berani lagi melawan dengan tangan kosong.Dalam sekejap, muncul tongkat panjang di tangannya, lalu dia kembali menyerang Afkar. Di sisi lain, Afkar mendengus pelan, lalu tubuhnya dipaksa mundur beberapa langkah. Wajahnya pun menjadi merah.Lantai di bawah kakinya sampai retak parah. Benturan kali ini membuatnya merasakan nyeri hebat di telapak tangan sampai kedu

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 900

    Kalau Afkar tidak mampu menghadapinya, meskipun Fadly datang membawa orang-orangnya, mereka hanya akan menjadi korban sia-sia.Saat ini, Afkar hanya berharap Murad bisa segera tiba. Afkar pun tidak yakin apakah dia sanggup bertarung melawan seorang ahli tingkat inti emas sendirian.Karena begitu memasuki tingkat inti emas, setiap serangan dan pertahanan musuh mengandung penguatan elemen yang memberikan keunggulan mutlak."Pandanganmu tajam juga!" Harwi berkata dengan suara dingin, lalu mengubah nadanya menjadi penuh tekanan saat bertanya, "Bocah, kakakku mati karena kamu. Bukankah kamu seharusnya memberiku penjelasan?""Yang kamu maksud pasti Tetua Safwan, 'kan? Aku nggak pernah mengusiknya, justru dia yang mengadangku dan ingin membunuhku di jalan. Itu bukan salahku," jawab Afkar tanpa ekspresi.Mendengar itu, wajah Harwi langsung menjadi suram. "Oh? Jadi maksudmu, kakakku pantas mati?""Hehe ...." Afkar terkekeh-kekeh, lalu mengubah nada suaranya. "Aku nggak bilang begitu! Lagian, ak

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 899

    Saat ini, Harwi sudah dipenuhi niat membunuh terhadap Afkar. Jika Afkar memang hanya mendapatkan semacam keberuntungan besar hingga menjadi seorang kultivator, apa yang perlu dikhawatirkan?Tentu saja dia akan mencincang bocah itu sampai mati, demi membalaskan dendam kakaknya! Jika bisa membunuh Afkar, mungkin dia bisa merebut keberuntungan yang diperoleh bocah itu!"Maksudmu apa? Menurutku kita tetap harus hati-hati! Yang kamu katakan mungkin benar, tapi nggak menutup kemungkinan kalau bocah itu punya latar belakang kuat dan sedang menjalani latihan di luar dengan aturan ketat dari keluarganya.""Jangan lupa bagaimana Tetua Safwan mati." Heru memperingatkan dengan nada serius."Menurutku, kemunculan orang tua gila itu murni kebetulan! Tenang saja, aku tahu apa yang harus kulakukan. Aku akan pastikan orang tua gila itu nggak ada di sekitar Afkar, baru kuputuskan akan bergerak atau nggak," sahut Harwi dengan tenang."Baiklah! Kalau begitu, lakukan sesuai pertimbanganmu." Heru pun tidak

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 898

    Wajah Afkar tampak kelelahan, tubuhnya saat ini terasa lemas tak bertenaga.Saat ini, meridian dan pusat energi dalam tubuhnya benar-benar kosong tanpa sisa. Semuanya telah dia salurkan ke dalam liontin naga itu.Tatapan Afkar saat memandang liontin itu seperti seseorang yang sedang menatap wanita liar yang tak pernah puas.'Sialan, nggak ada kenyangnya! Ini benaran kayak lubang tanpa dasar!' Otot wajahnya sedikit berkedut, dia diam-diam menggerutu dalam hati.Saat Afkar melihat liontin itu bisa menyerap energi sejatinya, dia ingin mengujinya, ingin tahu apa yang akan terjadi jika dia menyalurkan energi dalam jumlah besar ke dalamnya.Siapa sangka, setelah seluruh energinya terkuras, liontin itu masih belum menunjukkan tanda-tanda kenyang. Meskipun begitu, Afkar tetap memperoleh kejutan tak terduga.Dia menyadari, energi yang dia salurkan ke dalam liontin naga itu ternyata tidak hilang. Dengan satu kehendak pikiran, dia bisa menarik kembali energi tersebut dari dalam liontin, seolah-ol

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 897

    Setelah kembali ke Vila Emperor, Afkar langsung menyerap kristal tanah langka yang terdapat dalam kumpulan Giok Naga Kuning!Dari tingkat pembentukan inti ke tingkat inti emas, kesulitan terbesarnya adalah membangkitkan elemen dari seorang kultivator.Tingkat inti emas bukan hanya memiliki energi sejati yang sangat terkonsentrasi, tetapi juga memiliki elemen dari kultivator itu sendiri.Inilah sebabnya mengapa seorang ahli tingkat inti emas dapat benar-benar berada di atas mereka yang masih di tingkat pembentukan inti.Karena elemen mereka telah terbangkitkan, energi sejati yang mereka gunakan untuk menyerang atau bertahan pun akan mengandung kekuatan elemen tersebut.Contohnya seperti Afkar yang berelemen tanah. Begitu dia menembus ke tingkat inti emas, energi sejati dan pusat energi akan dipenuhi dengan elemen tanah.Serangan yang dia lancarkan akan turut mengandung elemen tanah serta meningkatkan kekuatan serangan secara drastis.Bagi mereka yang masih di bawah tingkat inti emas, se

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 896

    Afkar tahu bahwa fisiknya termasuk dalam elemen tanah. Mungkin inilah alasan mengapa dia bisa membangkitkan kekuatan supranatural "Teknik Resonansi Bumi".Di dalam kristal tanah ini, terkandung elemen tanah yang sangat pekat. Bagi Afkar, ini adalah harta langka yang tidak bisa dilewatkan.Kalau bukan karena liontin naga tiba-tiba memancarkan gelombang energi, Afkar mungkin tak akan menyadarinya dan hampir saja melewatkan harta karun ini."Pak Afkar, kalau kamu suka Giok Naga Kuning, aku masih punya yang lain kok! Kualitasnya pun jauh lebih baik dari yang ini! Yang ini terus terang saja, kualitasnya jelek, aku beli pun cuma buat dijual murah."Lukman melihat Afkar tertarik dengan batu-batu itu, jadi segera mengingatkan dari samping. Dia khawatir Afkar menyadari ada yang aneh, lalu malah menyalahkannya.Namun, Afkar malah menggeleng. "Nggak perlu, aku cuma mau batu-batu ini! Pak Lukman, berapa harganya waktu kamu beli? Aku bayar dua kali lipat, gimana?"Mendengar itu, Lukman terkejut dan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 895

    Merasakan getaran seperti itu, Afkar benar-benar terkejut dalam hati. Dia sempat mengira bahwa setelah jiwa naga dalam Giok Roh Naga itu memasuki tubuhnya dan mewariskan kekuatannya, liontin itu sudah menjadi batu mati yang tak berguna.Bagaimana tidak? Warnanya sudah berubah menjadi abu-abu pucat, bahkan jejak energi spiritual yang biasanya masih tersisa di batu giok biasa pun lenyap total.Alasan kenapa dia masih menyimpan liontin itu dan bahkan membawanya setiap saat dalam kantong penyimpanan hanyalah demi kenangan belaka. Namun sekarang, liontin itu malah menunjukkan reaksi khusus?Afkar segera memusatkan kesadarannya dan menelusuri ke dalam kantong dimensinya. Detik berikutnya, sorot matanya berubah tajam dan dia menatap ke arah tertentu di gudang. Mengikuti arah getaran dari Giok Roh Naga itu, pandangannya terarah ke tumpukan batu yang lain. Tanpa berkata apa-apa, dia langsung melangkah ke sana.Lukman sempat bingung melihatnya, tapi segera mengikuti di belakang.Di sisi lain gud

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 894

    "Bos, Pak Mateo, kukasih tahu ya, kalau ke depannya ada perlu, langsung saja cari Perusahaan Keamanan Inferno ini!""Perusahaan ini ada banyak ahli. Berkat Pak Mateo dan Pak Raijin, kali ini aku bisa bawa pulang batu mentah itu dari luar negeri dengan selamat! Kalian nggak tahu betapa gilanya di sana. Sialan, pasukan bersenjata di sana sempat mau merampas barangku, tapi langsung dipukul sama Pak Mateo dan yang lainnya! Hahaha ...."Lukman menceritakan dengan gaya meyakinkan pada beberapa pengusaha besar di sekelilingnya.Mateo dan Raijin yang melihat Lukman membawa begitu banyak klien baru pun tampak antusias. Mereka benar-benar tidak menyangka Lukman akan datang bersama teman-temannya dan bahkan membantu mencari proyek baru untuk Perusahaan Keamanan Inferno.Afkar yang melihat semuanya dari samping, hanya tersenyum penuh makna. Ternyata misi yang sebelumnya dikerjakan oleh Mateo dan Raijin itu, kliennya tak lain adalah si bos besar dari Grup Giok Dikara."Pak Lukman, kebetulan sekali

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 893

    Melihat kedua wanita itu keluar dari toilet, Afkar menunjukkan ekspresi penuh curiga. "Kalian berdua ngapain sembunyi di kamar mandi?"Felicia dan Rose saling memandang, lalu kompak menggeleng pelan. Sesaat kemudian, Rose tersenyum kecil dan menatap Afkar dengan tatapan rumit sebelum berbalik dan pergi.Afkar mengernyit menatap kepergian Rose dengan bingung, lalu menoleh ke Felicia dan bertanya, "Sayang, dia ngomong apa ke kamu?"Felicia tersenyum samar, "Menurutmu, dia bisa ngomong apa ke aku? Atau jangan-jangan, kamu takut dia ngomong sesuatu ke aku? Hmm?"Afkar terbatuk dua kali dan berkata gugup, "Nggak ... nggak ada apa-apa. Memangnya aku takut apa?"Felicia melirik sinis ke arah Afkar. "Nggak ada ya?"Sambil berbicara, mata indahnya menatap Afkar lekat-lekat, lalu bertanya dengan nada agak serius, "Afkar, kamu pernah merasa aku ini nggak berguna? Cuma jadi beban buat kamu?"Mendengar hal itu, Afkar terdiam sesaat, lalu mengernyit dan berkata, "Kenapa kamu bisa berpikir begitu?"T

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status