Share

Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku
Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku
Auteur: Russel

Bab 1

Auteur: Russel
"Papa, Shafa sakit sekali! Rasanya sudah mau mati .... Shafa sudah nggak bisa sembuh lagi ya? Shafa nggak mau sesakit ini lagi, nggak mau Papa habisin uang demi Shafa lagi."

"Papa bawa Shafa pulang saja ya? Shafa ingin pulang .... Shafa rindu rumah ...."

Di dalam ruangan ICU, terbaring seorang anak kecil. Wajah yang awalnya imut itu kini tampak pucat pasi. Hidung dan mulutnya terus meneteskan darah, dengan bercak-bercak yang memenuhi seluruh tubuhnya!

Dengan sisa kekuatannya, tangan kecil anak itu meraih tangan Afkar Rajendra. Sepasang matanya yang bundar sarat akan kerinduan yang mendalam terhadap ayahnya.

Afkar menatap anak itu dengan mata yang memerah. Hatinya terasa begitu sakit bagaikan ditusuk ribuan jarum. Rasa sakit itu bahkan puluhan ribu kali lipat melebih rasa sakit pada bekas luka di bagian ginjal kirinya.

"Shafa anak baik, Papa pasti akan cari cara untuk nyembuhin kamu. Setelah kamu sembuh nanti, Papa akan bawa Shafa pulang dan masakkin ayam goreng untuk Shafa ya?" ucap Afkar sembari memegang tangan kecil itu dengan suara menahan tangisan.

"Papa bohong, Shafa tahu Shafa nggak akan bisa sembuh lagi. Simpan saja uangnya. Setelah Shafa meninggal nanti, Papa masih harus melanjutkan hidup. Papa jangan habisin uang demi Shafa lagi ...."

Sambil berkata demikian, anak kecil itu mendongak dengan bersusah payah dan melepas sebuah giok berbentuk naga di lehernya. "Nggak ada gunanya lagi Shafa pakai giok ini. Papa yang pakai saja, biar giok ini lindungi Papa!"

Giok ini adalah peninggalan dari ayah Afkar. Konon, liontin ini merupakan benda yang diwariskan turun-temurun dari leluhur Keluarga Rajendra dan dikatakan memiliki kemampuan untuk mengusir penyakit dan menjauhkan malapetaka.

Setelah Shafa jatuh sakit, Afkar memberikan liontin itu kepada putrinya dengan harapan agar liontin ini bisa melindunginya. Namun sekarang, tampaknya semua cerita tentang mengusir penyakit dan menjauhkan malapetaka hanyalah angan-angan belaka!

Mendengar hal ini, Afkar merasa hatinya seperti ditusuk pisau. Tangannya menggenggam erat liontin giok yang masih hangat oleh suhu tubuh Shafa dan air matanya mengalir tiada hentinya. Shafa baru berusia 5 tahun, tetapi sifatnya begitu pengertian.

Hanya saja, semakin pengertian sifat si kecil, hati Afkar juga terasa semakin perih!

Dadanya terasa sesak, seolah-olah ada sesuatu yang mengganjal dan tidak bisa dilepaskan. Perasaan ini membuatnya hampir gila! Memiliki ayah yang tidak berguna seperti dirinya ... Apakah putrinya benar-benar harus pergi begitu saja dari dunia ini sebelum menikmati kebahagiaan apa pun?

Tidak! Afkar rela mengorbankan nyawanya, harga dirinya, dan apa pun asalkan putrinya bisa terus hidup!

"Pak Afkar, biaya pengobatan yang kamu bayarkan terakhir kali sudah habis terpakai. Apa masih mau dilanjutkan pengobatannya? Dengan kondisi putrimu seperti ini, mungkin masih bisa bertahan beberapa hari kalau menggunakan obat khusus. Mungkin saja beberapa hari lagi bisa menemukan pendonor yang cocok," tanya dokter yang mengobati Shafa dengan ekspresi datar.

"Mau! Tentu saja mau lanjutin pengobatannya! Dok, tolong lanjutkan obat khususnya pada anakku! Kumohon! Shafa nggak boleh meninggal. Nggak boleh!" teriak Afkar sambil menarik lengan dokter.

"Diurus dulu saja pembayarannya ya," jawab dokter itu dengan tenang.

"Oke, aku akan kumpulin uangnya sekarang! Dok, tolong beri obatnya ke putriku dulu! Kumohon!" Sambil berkata demikian, Afkar bergegas keluar dari kamar pasien. Di belakangnya, terdengar bisikan dari dokter dan perawat dengan nada prihatin.

"Beri obatnya dulu? Mana mungkin? Haeh ...."

"Katanya orang itu baru jual salah satu ginjalnya demi mengobati putrinya?"

"Ya, hati orang tua memang paling mulia di dunia ini! Tapi kalau nggak ada uang, semuanya sia-sia saja ...."

Pada saat ini, Afkar telah berlari keluar dari rumah sakit. Namun, langkahnya terhenti saat tiba di depan pintu. Uang .... Saat ini, uang adalah nyawa bagi Shafa. Akan tetapi, mau ke mana lagi dia mencari uang?

Tadi dia hanya terus memikirkan untuk mengumpulkan uang. Namun, sekarang dia baru menyadari bahwa semua tempat yang bisa dipinjami uang sudah didatanginya.

Dengan tak berdaya, Afkar akhirnya menelepon sebuah nomor. Sampai pada titik ini, dia hanya bisa mencoba meminta bantuan darinya. Meskipun ini sangat memalukan dan membuatnya merasa tidak punya harga diri, apa artinya semua itu jika dibandingkan dengan nyawa Shafa?

"Ini siapa ya?" Terdengar suara merdu seorang wanita dari ujung telepon.

"Ini aku, Afkar."

"Kamu? Untuk apa kamu telepon aku? Kita sudah cerai!" Suara yang terdengar manja tadi, kini berubah menjadi ketus setelah mendengar orang yang meneleponnya adalah Afkar.

Jelas sekali, wanita itu adalah mantan istri Afkar dan ibu kandung Shafa, Freya!

Dulu, Afkar tidak semiskin sekarang. Di usia awal 20-an, dia sudah sukses menjalankan pabrik kecil miliknya sendiri dengan penghasilan tahunan mencapai miliaran.

Freya adalah teman sekelas Afkar di universitas dan dulu dia merupakan primadona di kampus yang menarik perhatian banyak orang. Pada suatu kali saat reuni, Freya mendekati dan merayu Afkar dengan kecantikannya hingga akhirnya mereka menjalin hubungan dan menikah.

Awalnya, pernikahan mereka berjalan cukup baik, Freya bahkan melahirkan seorang putri untuk Afkar. Namun sejak Shafa didiagnosis menderita leukemia mielositik, segalanya berubah.

Demi mengobati putrinya, Afkar menghabiskan seluruh tabungannya, bahkan menggadaikan dan menjual pabriknya. Afkar yang dulunya merupakan seorang kelas menengah, kini berubah telah jatuh miskin.

Setelah itu, Freya mulai menunjukkan sifat aslinya yang tamak dan tidak manusiawi. Dia bahkan berkali-kali menghalangi upaya Afkar untuk mengeluarkan uang demi pengobatan putri mereka.

Tak hanya itu, Freya mulai berselingkuh dengan seorang anak konglomerat bahkan sebelum mereka bercerai. Semua ini demi mempersiapkan jalan bagi dirinya sendiri. Akhirnya sebulan yang lalu, dia mengajukan gugatan cerai dan mengusir Afkar dan putrinya tanpa belas kasihan.

Sebagai ibu kandung, Freya tidak pernah menjenguk anaknya sekali pun selama sebulan penuh. Seolah-olah, dia telah melepaskan diri dari beban yang berat! Jika bukan karena keadaan yang sangat mendesak, Afkar tidak akan pernah menghubungi Freya terlebih dahulu.

"Freya, bisa nggak ... pinjamin aku sedikit uang?" tanya Afkar dengan kesulitan.

"Hah ... kamu mau pinjam uang dariku? Afkar, hebat sekali kamu. Kenapa kamu sampai begini sekarang? Bisa-bisanya dulu aku menikahimu? Untung saja aku cepat sadar. Cepat pergi sekarang juga. Dari mana nyalimu minjam uang dariku?" sindir Freya sambil tertawa sinis.

"Shafa sudah sekarat! Kalau nggak bayar biaya pengobatan, dia akan meninggal! Freya, demi putri kita, pinjamin aku 400 juta dulu ya? Nggak, 200 juta juga boleh! Aku pasti akan kembalikan uangnya! Pasti!" desak Afkar karena takut Freya akan menutup telepon.

Begitu ucapan itu dilontarkan, terdengar keheningan selama beberapa detik di ujung telepon.

"Maaf, kehidupanku dengan Kak Rafai sangat baik sekarang. Jangan ganggu aku! Leukimia nggak bakal bisa sembuh, yang ada hanya menghabiskan uang terus-menerus. Kamu juga menyerah saja ...."

Tut ... tut ... tut ....

Nada sambung yang dingin itu membuat hati Afkar membeku.

'Freya, kamu benar-benar kejam! Bagaimanapun, Shafa itu putri kandungmu. Kenapa kamu bisa tega nggak memedulikannya? Kenapa kamu bisa tega?' teriak Afkar dalam hati.

Afkar benar-benar membenci ketidakadilan di dunia ini! Dia benci dengan kekejaman Freya dan dirinya yang tidak berguna!

Mengingat sosok putrinya yang terbaring menderita sambil memegang tangan Afkar dan memanggilnya ayah, sorot mata Afkar yang putus asa tiba-tiba berubah menjadi tegas dan agak liar.

'Nggak! Papa nggak akan membiarkanmu mati! Papa pasti akan dapatkan uangnya, bahkan kalau harus pertaruhkan nyawa sekalipun!' ujar Afkar bertekad.

Dua puluh menit kemudian ....

Di pinggir jalan, terlihat sebuah Bentley Mulsanne melaju dengan kecepatan tinggi. Dengan seluruh kekuatannya, Afkar tiba-tiba menerjang ke depan mobil tersebut.

'Maafkan aku! Siapa suruh kamu mengendarai Bentley? Kalau kamu menabrakku sampai mati, mungkin bisa mendapat ganti rugi yang cukup besar, 'kan?'

'Shafa, biarlah nyawa Papa yang memperpanjang hidupmu. Kalau pada akhirnya kamu tetap harus meninggalkan dunia ini, Papa akan menemanimu di akhirat. Papa memang nggak berguna, cuma ini yang bisa Papa lakukan! Sayang, Papa pergi duluan!'

Bam!

Seiring dengan suara benturan yang terdengar, tubuh Afkar langsung terlempar ke udara. Saat tubuhnya jatuh ke tanah, genangan darah yang mengerikan mulai menyebar di bawah tubuhnya.

Di tangannya, Afkar masih menggenggam erat liontin giok berbentuk naga. Seolah-olah benda yang sudah dikenakan putrinya selama beberapa tahun ini adalah harta yang paling berharga baginya.

Namun, ketika darah Afkar menyentuh liontin giok berbentuk naga di tangannya, sesuatu yang aneh terjadi ... darah itu justru diserap oleh liontin tersebut.

Cittt!

Tiba-tiba, mobil Bentley Mulsanne itu berhenti dan terlihat dua orang yang turun dengan tergesa-gesa. Seorang pria dan seorang wanita.

Pria itu tampak seperti pengawal atau sopir, sedangkan wanita cantik di sampingnya tampak seperti majikannya. Wanita itu terlihat sangat menawan, tubuhnya juga sangat ramping dan jenjang. Bahkan aktris sekalipun tidak bisa dibandingkan dengannya.

Wanita itu mengenakan setelan formal dengan aura yang dingin dan berwibawa.

"Mau sengaja nipu uang ya?" celetuk sopir saat melihat Afkar yang terbaring dalam genangan darah.

"Nipu uang dengan nyawa?" Wanita cantik itu mengerutkan alisnya, lalu berkata dengan nada dingin, "Pokoknya telepon ambulans saja dulu."

Pada saat ini, Afkar yang jatuh pingsan samar-samar mendengar suara dari dalam benaknya.

"Pecundang! Kenapa aku punya pewaris pecundang begini? Kalau nggak ada ginjal lagi, akan kuberi satu ginjal naga untukmu!"
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (9)
goodnovel comment avatar
Sarip Hidayat
next gaskan..
goodnovel comment avatar
Rexzee
begitu menarik sekali...️
goodnovel comment avatar
Indu Iban
Diharap menarik minatku untuk membaca
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1208

    Afkar hanya bisa menghela napas dalam hati. Dia tahu jelas maksud Adnan. Orang itu ingin tahu sejauh mana batas kekuatan dirinya. Namun, langsung menyuruh semua anggota Balai Penegak Hukum yang ada untuk menyerang bersama-sama, bukankah itu sama saja dengan membuatnya dimusuhi?"Ya sudah. Ayo." Afkar akhirnya menarik napas dan mulai bergerak, meski terlihat agak enggan.Bam, bam, bam!Menghadapi serangan gabungan dari 12 orang sekaligus, Afkar tetap terlihat santai dan tenang. Bahkan tanpa menggunakan senjata, dia hanya mengandalkan tangan kosong untuk melawan. Seiring dengan beberapa gerakan cepat dan dalam hitungan detik saja, tiga orang sudah terlempar keluar arena.Pemandangan itu langsung membuat para peserta ujian terpaku. Saking kuatnya Afkar, mereka bahkan tidak merasa iri karena jaraknya terlalu jauh untuk dikejar. Bahkan, membayangkan bisa mendekati kemampuannya pun terasa mustahil.Wajah Leo yang berdiri di kerumunan pun makin muram dan penuh rasa putus asa. Tidak peduli see

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1207

    Tinju itu meluncur deras dan keras saat menghantam ke arah punggung Afkar dari belakang. Namun saat merasakan kekuatan besar yang datang bersamaan dengan aliran energi spiritual itu, Afkar justru tersenyum santai.Afkar sama sekali tidak berniat menghindari serangan dari Kapten Balai Penegak Hukum. Sebaliknya, dia malah berbalik dan melayangkan pukulan balasan yang langsung menyambut serangan Owen.Percaya diri dan sombong. Itulah kesan pertama yang muncul di benak semua orang saat melihat aksi Afkar. Dia bisa-bisanya ingin beradu pukulan secara langsung dengan Kapten Balai Penegak Hukum? Mereka merasa Afkar ini terlalu percaya diri, bahkan cenderung nekat.Yang tidak diketahui siapa pun adalah meski Afkar sengaja menahan kekuatannya agar tetap di tingkat pembentukan inti, kekuatan fisiknya tidak bisa ditekan. Setelah tubuhnya ditempa dengan kekuatan tanah murni dan petir, fisik Afkar sudah jauh melampaui batas manusia biasa. Bisa dibilang, tubuhnya kini sekeras baja.Di tengah kerumun

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1206

    "Nak, ke puncakku saja. Di Puncak Dewi, ada lebih banyak murid perempuan dan aku bisa memberikan lebih banyak perhatian padamu," kata wanita tua itu dengan ramah.Wanita tua ini tak lain adalah Ketua Puncak Dewi, Yulia. Melihat sudah ada dua tetua yang secara terbuka bersaing untuk merekrut Gerlin, para tetua lainnya pun mundur dan tidak lagi mencoba merebutnya. Meskipun bakat Gerlin memang bagus, belum sampai membuat semua tetua tergila-gila ingin memilikinya sebagai murid.Namun bagi para peserta ujian lainnya, kejadian ini cukup mengejutkan. Perlu diketahui, bahkan Leo yang barusan tampil mengesankan pun tidak membuat satu pun tetua menunjukkan niat merekrutnya.Sebaliknya, Gerlin justru langsung membuat dua tetua berebut secara terbuka. Jelas terlihat bahwa di mata para tetua, potensi Gerlin jauh lebih tinggi dibanding Leo.Di tengah kerumunan, wajah Leo sudah terlihat sangat muram. Tatapannya penuh rasa tidak terima. Kenapa? Atas dasar apa Gerlin bisa mendapat perlakuan seperti it

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1205

    "Gerlin, kamu juga coba naik ke atas sana," ucap Afkar sambil tersenyum ringan ketika melihat Gerlin yang terlihat tak sabar ingin mencoba. Kelihatannya, setelah melihat Leo begitu mencolok barusan, hati Gerlin juga jadi agak kesal dan tidak mau kalah.Begitu mendengar perkataan Afkar, tanpa menunggu giliran, Gerlin langsung melangkah maju dan berdiri di tengah arena. Dia menyapa, "Aku, Gerlin, memberi hormat pada para tetua dan kakak sekalian!""Itu Gerlin. Aku penasaran siapa yang akan dia pilih sebagai lawannya kali ini.""Berdasarkan kekuatan Gerlin, mungkinkah dia juga akan memilih Kapten Balai Penegak Hukum? Bukannya dia punya dendam dengan Leo?""Belum tentu. Kamu pikir semua orang sekuat Leo?"Orang-orang di sekitar tidak benar-benar menganggap Gerlin setara dengan Leo. Sebagian besar dari mereka bahkan meragukan hasil akhirnya. Lolos ujian mungkin masih bisa, tetapi untuk menyamai level Leo? Sepertinya masih jauh dari kemungkinan.Sementara itu, Gerlin memandang para anggota B

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1204

    Ucapan Leo langsung membuat kerumunan menjadi gaduh. Dia bisa-bisanya memilih untuk menantang Kapten Balai Penegak Hukum?Dari 12 anggota Balai Penegak Hukum yang hadir, siapa pun bisa melihat dengan jelas bahwa kapten adalah yang paling kuat. Secara logika, kebanyakan peserta pasti akan memilih lawan yang kira-kira bisa mereka atasi. Kalau bisa tampil sedikit lebih baik, malah akan dapat nilai tambah di mata para tetua.Anehnya, Leo malah memilih melawan Kapten Balai Penegak Hukum? Bisa jadi, bahkan dia tidak sanggup bertahan dalam peraduan jurus. Bisa-bisa kesempatan lolos yang tadinya cukup besar malah jadi sia-sia.Kapten Balai Penegak Hukum, Owen, hanya tersenyum kecil, lalu berkata pada Leo, "Aku kagum dengan keberanianmu, tapi aku nggak akan menahan diri. Kalau kamu bisa bertahan tiga jurus dariku, kamu sudah layak diterima sebagai murid luar sekte."Ucapan Owen terdengar cukup angkuh, tetapi tidak ada orang-orang di sekitar yang merasa itu berlebihan. Bahkan, Leo sendiri pun me

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1203

    Begitu para anggota Balai Penegak Hukum muncul, suara keluhan dan desahan kecewa langsung terdengar dari kerumunan. Di mata mereka, hampir semua peserta merasa mustahil bisa mengalahkan murid-murid dari Balai Penegak Hukum.Melihat reaksi itu, Kapten Balai Penegak Hukum, Owen, melangkah maju dan berkata sambil tersenyum santai, "Adik-adik sekalian, kalian nggak perlu terlalu khawatir. Kami akan menahan kekuatan kami dan cuma menggunakan tingkat pembentukan inti tahap akhir. Lagian, syarat untuk lolos bukan mengalahkan kami. Kalian cuma perlu mendapat pengakuan dari para tetua."Ucapan itu sedikit meredakan ketegangan peserta. Bagaimanapun, siapa pun yang berhasil sampai ke tahap ini pasti punya kepercayaan diri yang cukup kuat. Bahkan dari rombongan Leo yang awalnya terdiri dari tujuh atau delapan orang, kini hanya tersisa tiga yang berhasil lolos. Itu menunjukkan betapa ketatnya seleksi di dua ujian sebelumnya.Di sisi lain, Gerlin menatap Afkar dengan penuh harap dan bertanya pelan,

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status