David berbicara dengan gugup setelah mendengar perkataan Noah. Sekarang dia takut Noah menyuruhnya untuk melawan Afkar lagi. Pria itu terlalu hebat, bahkan anaknya juga sama hebatnya.Noah bisa menebak pemikiran David. Dia mendengus, lalu menimpali, "Tenang saja, aku bukan menyuruhmu melawan Afkar. Aku mau tanya apa kamu masih bisa menghubungi mantan istri Afkar?"David tertegun sejenak, lalu menyahut, "Freya? Aku masih bisa menghubunginya, kenapa?""Baguslah kalau kamu masih bisa menghubunginya. Hehehe ...," balas Noah. Didengar dari suaranya, sudah jelas dia berniat jahat.....Sore harinya, Afkar membawa Shafa kembali ke Kota Nubes setelah gagal menghubungi Freya dan kedua mantan mertuanya. Setelah pulang dengan menaiki mobil dari ibu kota provinsi, hari sudah malam.Afkar membawa Shafa pulang, lalu makan dengan Felicia. Sesudah itu, dia keluar. Pada pukul 7 malam, Afkar mendatangi sebuah gedung. Dia mengetuk pintu rumah yang pernah ditinggali kedua orang tua Freya.Namun, begitu pi
Ekspresi Noah berubah drastis setelah mendengar perkataan Abikara. Dia mengangguk dan menyahut, "Ucapan Guru benar. Terima kasih atas perhatian Guru!"Abikara membalas sembari mengangguk, "Oke. Kamu fokus berkultivasi saja. Aku akan menyiapkan semuanya untukmu."Tiba-tiba, bawahan yang selalu mengikuti Abikara mengetuk pintu. Abikara memerintah, "Masuk!"Setelah menerima perintah, bawahan itu menyeret seseorang masuk. Dia adalah seorang wanita yang berusia sekitar 30 tahun. Parasnya cantik dan postur tubuhnya bagus. Dia memancarkan pesona wanita dewasa.Kala ini, wanita tersebut masih tidak sadarkan diri. Namun, dia baru perlahan tersadar ketika bawahan melemparnya ke depan Abikara. Bawahan berbisik dengan ekspresi licik, "Pak, apa kamu puas?"Abikara mengamati wanita itu dan menjilat bibirnya. Dia tersenyum cabul dan memuji, "Bagus!"Noah mengerjap, lalu berkata kepada Abikara, "Guru, ini ...."Abikara tertawa dan menyela, "Noah, kita memang cacat, tapi kita perlu bersenang-senang. Li
Fauzi menjawab, "Darah murni dari ujung lidah orang tua kandung anak itu. Sebenarnya kamu cukup membawa ibunya kemari saja. Sisanya serahkan padaku."Afkar mengernyit sesudah mendengar ucapan Fauzi. Darah murni dari ujung lidah orang tua kandung Shafa? Bukannya Afkar harus mencari Freya?Begitu mengingat wanita itu, hati Afkar diliputi kebencian. Bahkan, niat membunuhnya seketika terbangkitkan. Jika Freya bukan ibu kandung Shafa, Afkar pasti sudah membunuhnya. Namun, sekarang dia harus mencari Freya?....Di dalam vila besar yang terletak di Kota Vayez tempat Keluarga Antares dari Provinsi Narata berada, Abikara dari Sekte Disabel melihat Noah yang duduk bersila sambil menjalankan siklus Teknik Maut Disabel. Abikara terlihat senang dan puas.Setelah memotong kemaluannya terakhir kali, Noah beristirahat untuk beberapa waktu. Sekarang akhirnya dia bisa mulai berkultivasi Teknik Maut Disabel dengan arahan dari Abikara.Waktu terus berlalu, akhirnya Noah berhenti. Dia memandang gurunya dan
Mendengar Fauzi menyebut Keluarga Rajendra Kuno, wajah Afkar menegang. Dia mengakui Keluarga Rajendra Kuno mengingatkannya pada dendam dan mimpi buruk.Setidaknya bagi Afkar sekarang, begitu orang lain mengetahui hubungannya dengan Keluarga Rajendra Kuno dan kabar ini tersebar, dia pasti akan tertimpa masalah besar.Melihat ekspresi Afkar, Fauzi tersenyum dan berujar, "Afkar, aku paham. Aku nggak akan bertanya tentang hubunganmu dengan Keluarga Rajendra Kuno lagi."Kemudian, Fauzi meneruskan dengan ekspresi serius, "Kamu nggak usah gugup. Aku nggak akan beri tahu siapa pun tentang masalah ini. Selain itu, aku nggak akan mengkhianati adik angkatku demi menyanjung Keluarga Rajendra Kuno atau karena takut kepada mereka."Fauzi menambahkan, "Aku bisa beri tahu kamu sebenarnya aku juga disokong kelompok berkuasa yang nggak kalah hebat dari Keluarga Rajendra Kuno. Jadi, kamu tenang saja."Afkar menarik napas dalam-dalam. Dia terdiam sejenak sebelum mengangguk dan menimpali, "Kak, aku percaya
Pati bertanya dengan hati-hati, "Guru, kamu mau pergi bareng Paman Afkar?"Fauzi menjawab, "Ya! Putri pamanmu terkena kutukan. Aku mau coba periksa dia. Sudahlah, kamu kembali saja!"Usai berbicara demikian, Fauzi menambahkan dengan nada kesal, "Selain itu, lain kali gunakan matamu baik-baik. Jangan asal terima orang jadi murid!""Oke! Begitu kembali, aku akan usir Jauhar dan putuskan hubungan di antara kami sepenuhnya!" balas Pati dengan hormat. Sambil berbicara, dia juga membungkukkan badan ke arah Afkar dengan ekspresi penuh rasa hormat dan rendah hati.Pati benar-benar tidak menyangka bahwa gurunya akan turun tangan langsung untuk bantu menyembuhkan kutukan pada anak Afkar. Tampaknya, hubungan di antara mereka bukan sekadar formalitas semata.Hal ini membuat Pati merasa sedikit ngeri. Untungnya, tadi dia tidak gegabah dan asal menyerang Afkar tanpa mengetahui inti masalahnya. Kalau sampai itu terjadi, akibatnya pasti akan sangat fatal.Mengingat hal itu, Pati tak bisa menahan rasa
Begitu kata-kata itu diucapkan, Fauzi mendadak membentak tajam ke arah Keyla, "Lihatlah ke arahku!"Seolah-olah terkena sihir, Keyla yang ketakutan dan panik langsung menoleh untuk menatap Fauzi. Saat berikutnya, mata Fauzi tiba-tiba memancarkan sinar tajam yang menyilaukan.Wuussh!Dalam sekejap itu, Keyla merasa seolah-olah kepalanya meledak dari dalam. Seluruh kesadaran dan ingatannya hancur berantakan menjadi potongan-potongan kacau, lalu tercampur seperti adonan kental yang diaduk-aduk. Tubuhnya yang berdiri di sana pun terlihat bergetar hebat."Hehehe ....""Hihihi ....""Hahaha ...."Segera setelah itu, Keyla mulai tertawa dengan suara yang aneh dan menyeramkan. Wajahnya juga berubah menjadi linglung dan bodoh. Bahkan, sudut bibirnya miring dan air liur terus menetes keluar dari mulutnya.Keyla benar-benar berubah menjadi orang bodoh. Otaknya sudah hancur total akibat ulah Fauzi. Jauhar mengatakan bahwa cucunya memang agak kurang waras, makanya sampai berani menyinggung Fauzi. A