“Tuan, apakah kita perlu menghabisi semua pasukan yang kita lewati?” tanya Durrandal sambil melesat tinggi menghindari setiap serangan pasukan Grimer dari bawah.“Tidak. Meskipun mereka kita habisi di sini yang akan rugi tetaplah pihak kita. Sejak awal semua ini rencana raja iblis untuk mengurangi kekuatan lawan. Sebisa mungkin orang kuat seperti ktia tidak boleh membantai banyak pasukan, kita hanya perlu menumbangkan kekuatan utama lawan untuk membuat mereka menyerah dengan sendirinya,” jawab Satria.“Jika sudah menyerah maka kita dapat memanfaatkan kekuatan mereka untuk menyerang pasukan raja iblis. Dengan begitu kekuatan tempur kita akan jauh lebih banyak,” sambung Satria yang masih berdiri tegak di atas punggung naga hitam Durrandal.“Aku mengerti, jadi tuan bermaksud menaklukan Kerajaan Grimer dan memimpin kerajaan mereka agar bisa bergabung dengan pasukan Alf dan Lunar,” tukas Durrandal.“Ya. Selain itu jika kita berhasil menumbangkan kekuatan utama Grimer maka konflik di Luxuri
“Cih. Menghadapi satu Kraken saja rasanya sudah sangat menyusahkan,” gumam Durrandal yang terus beradu serangan dengan Kraken. Padahal saat ini dia sudah menggunakan skill ultimatenya yang bisa mengurangi damage dari serangan jarak jauh dan dekat selama lima menit, tapi dia masih kesusahan melawan satu Kraken dan satu Skorpius yang menyerang dari kejauhan.“Bagaimana bisa dia tetap bisa mengimbangi serangan mereka sekaligus?” sambung Durrandal sambil mengalihkan pandangannya kepada Satria yang kini diserang oleh Glace, satu Skorpius, dua Kraken, tiga Carmilla dan tiga Kijin. Bahkan kini lima belas undead yang Carmilla panggil juga bergerak mengarah kepada Satria.‘Trang’‘Bhoommrrr’Suara dentingan senjata yang beradu beserta ledakan-ledakan hebat terus terdengar bersamaan dengan tanah yang terus bergetar tanpa henti. Satria dengan lincah berhasil meredam serangan sepuluh bos dungeon yang menyerangnya dari berbagai arah. Semua serangan mereka tidak berhasil mendarat di tubuh Satria se
“Tidak ada pilihan lain,” ucap Satria sambil mengakses slot tas miliknya untuk mengeluarkan beberapa senjata.‘Sretz’Hanya dalam sekejap mata saja Glace berhasil menebas leher Satria hingga cukup dalam, tapi berkat phoenix healing milik Satria lukanya dengan cepat bisa sembuh. Satria berhasil mengeluarkan dua pisau dan satu pedang yang sudah di enchant dengan elemen cahaya. Glace kembali melesat menggunakan skill assassin miliknya. kali ini Satria menahan serangan Glace dengan skill swordman miliknya.Suara dentuman keras kembali terdengar saat skill swordman Satria menghantam skill assassin Glace. Tanah kembali berguncang kuat hingga angin mulai bertiup kencang kembali. Tubuh Glace terhempas karena dampak serangan swordman yang jelas lebih kuat dibandingkan serangan tipe critical yang digunakan assassin.“Eastern wall!” ucap Satria di saat yang sama setelah menggunakan skill swordman miliknya.Tanah lagi-lagi berguncang kuat ketika Satria menggunakan skill guardian level 90 miliknya
‘Dhoomrrr’Suara dentuman keras terdengar jelas ketika serangan Glace dengan telak menghantam tubuh Satria. semua armor yang dipakai oleh Satria langsung hancur berkeping-keping. Luka-luka yang ditimbulkan serangan Glace langsung sembuh berkat efek skill phoenix healing yang Satria gunakan.Tidak ada pilihan lain baginya selain membiarkan serangan Glace mengenai tubuhnya sebab efek skill unlimited mana miliknya sudah lama habis. dia tidak bebas lagi menggunakan skill terutama skill tingkat tinggi sesuka hatinya untuk menghemat mananya. Tubuh Satria yang diselimuti api biru terus melesat dengan pedang yang membara di tangannya.Hanya sekejap saja Satria sudah berada di dekat tiga Carmilla dan langsung menebaskan skill swordman miliknya mengenai mereka bertiga. Suara dentuman keras kembali terdengar tatkala serangan Satria dengan telak berhasil mengenai tiga Carmilla. Satu Carmilla yang paling dekat dengan Satria langsung melebur menjadi abu karena terkena skill swordman dari pedang yan
Satria dan Durrandal terus berjalan menuju ke tempat Vina, Grey, Nekora dan Heptagram berada bersama pasukan penyerang barisan belakang. Tampak di sana Raja Grimer dan beberapa petinggi Kerajaan Grimer lainnya sudah diikat dan terbaring di permukaan tanah. Sedangkan prajurit Grimer lainnya yang berada di sekitar sana tidak ada yang berani melawan, mereka seakan pasrah dan menatap rajanya yang sudah tidak berdaya.“Bagaimana kabarmu? Raja Grimer?” tanya Satria sambil berdiri tepat di depan Raja Grimer yang terikat terbaring di tanah.“Keparat! Ternyata kau menggunakan cara yang kotor Loner King!” gerutu Raja Grimer.“Kelihatannya kau sadar dengan posisimu. Bersikap baik kepadaku juga tidak akan membuatmu selamat,” tukas Satria.“Cih. Kau benar-benar orang yang licik!” gerutu Raja Grimer.“Licik? Sayang sekali, kelihatannya kau salah paham. Ini adalah strategi perang. Jika kau masih berpikiran ini kelicikan maka sebaiknya kau tidak pernah memulai perang ini,” tukas Satria.“Kau masih bi
Beberapa hari berlalu sejak perang di perbatasan Kerajaan Lunar terjadi. Kini Kerajaan Grimer telah resmi menjadi kerajaan bawahan dari Kerajaan Lunar. Raja Grimer bersama para petinggi kerajaan lainnya yang terlibat dalam perang sudah dieksekusi di tanah kelahirannya sendiri di Kerajaan Grimer dengan disaksikan oleh para penduduknya.Foxi juga telah menyampaikan pidato resminya di Kerajaan Grimer yang menjelaskan tentang status kerajaan tersebut. Semua penduduk Kerajaan Grimer sama sekali tidak protes karena mereka memang lebih suka dengan aturan-aturan dan kebijakan Kerajaan Lunar yang lebih mementingkan rakyatnya.Hanya para pejabat kota dan bangsawan Kerajaan Grimer saja yang melakukan protes. Namun semua itu berhasil diredam setelah Foxi menunjuk pejabat pemerintahan Kerajaan Grimer yang baru. Tugas pertama mereka adalah menangkap seluruh pejabat kota dan bangsawan yang selama ini telah berbuat jahat dan licik serta merugikan penduduknya.Hanya ada sedikit saja pejabat kota yang
Mendengar ucapan Satria barusan membuat semua orang yang ada di sana diam. Perhatian mereka semua tertuju kepada Satria. Hal yang akan disampaikan oleh Satria sangatlah penting, selama ini mereka hanya bisa menduga-duga seperti apa sebenarnya kekuatan para petualang legendaris, namun kini mereka akan mendengarnya secara langsung dari salah satunya. Tentunya mereka tidak ingin melewatkan momen itu sedikitpun.“Pertama adalah Forestius. Dia merupakan petualang dengan job class druid, selama ini dia belum pernah kalah berduel satu lawan satu dalam 817 pertandingan hingga saat ini. Dia berada di urutan ketujuh petualang terkuat. Skill khususnya mampu membatalkan skill khusus yang musuh gunakan, sedangkan skill ultimatenya mampu membatalkan skill ultimate milik lawannya,” tutur Satria.“Mustahil,” gumam Durrandal. Dia tidak menyangka jika ada kekuatan semacam itu di dunia ini, rasanya percuma saja mempelajari skill ultimate dari Satria jika lawannya adalah Forestius.“Bukankah hal itu akan
Semua orang yang ada di sana terlihat diam tanpa mengucapkan sepatah katapun. Mereka hanya bisa menatap Satria seakan menunggu Satria menyampaikan kelemahan enam petualang legendaris yang sejak tadi dia jelaskan kemampuannya.“Aku yakin tuan juga sudah menyiapkan rencana untuk mengalahkan mereka berenam bukan?” tanya pemimpin Luxurie.“Tidak. Jika mereka berenam bekerjasama dan bertarung bersama maka sangat mustahil untuk dikalahkan. Kekuatan mereka akan saling melindungi satu sama lain hingga menutupi kelemahan yang mereka miliki,” jawab Satria.“Lalu kenapa tuan menyiapkan pasukan khusus untuk menghadapi mereka?” tanya ketua asosiasi petualang Luxurie.“Aku menyiapkan mereka adalah untuk menghambat mereka berenam. Aku juga sudah punya rencana untuk menahan mereka, tapi aku tidak menjamin rencana ini bisa digunakan untuk mengalahkan mereka,” jelas Satria.“Menahan mereka? Lalu apa yang harus kita lakukan setelahnya? Bukankah jika mereka memang cerdas pasti akan sadar dengan rencana y