Home / Urban / Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya / Bab 23. Gerilya Sang Tuan Muda

Share

Bab 23. Gerilya Sang Tuan Muda

Author: Romero Un
last update Last Updated: 2025-05-22 17:38:27

“Bullshit!”

Teriakan itu tiba-tiba terdengar dari meja kasir.

“Coba kartu yang ini!”

Max dan keenam temannya berhenti berdebat dan memperhatikan dari jauh. Si mulut besar yang tadi mau membayari tagihan mereka kini sedang sibuk mengeluarkan semua kartu dari dompetnya.

Hampir setengah jam berlalu, tidak ada satupun kartu yang bisa mereka gunakan untuk membayar. Bahkan kelima teman si pem-bully lainnya.

“Mohon maaf, Kak. Bisa kembali ke tempat duduk dan coba ditanyakan ke bank terkait dulu?” usul sang kasir yang melihat pengunjung lain mulai mengantri di depan kasir.

Dengan kepala tertunduk malu, mereka kembali ke tempat duduk.

Max dan teman lainnya berjuang keras untuk tidak tertawa. Mereka akhirnya malah mulai menambah menu, karena menahan tawa menghabiskan banyak tenaga.

“Ini gila!” bisik Paul sambil menggelengkan kepala.

Giana, Bebby dan Alicia pun mengangguk bersamaan. Setuju dengan kejadian gila yang muncul di depan mata mereka.

“Apa mereka sebenernya nggak punya uang?” Yerhan mul
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 103. Mengambil Sikap

    “Tuan Lann!” seru Melky dengan suara terseok. “Tolong saya, Tuan.”Lann mengangkat dua alisnya. “Aku ingat wajah itu.”Pengakuan sang tetua membuat Max terperangah. Ia tak menyangka pria yang usianya 12 tahun lebih tua dari Henry itu masih terlihat santai. “Lann!” Bahkan Henry berteriak dengan netranya yang membulat sempurna. Sepertinya sang pemimpin keluarga besar Lou itu kehilangan ketenangannya.Lann terkekeh pelan sementara ia mengangkat satu tangan. “Kalian ramai sekali. Kakek-cucu ada saja kelakuannya.”Namun, Henry tak termakan gurauan Lann. Ia langsung menunjuk Melky dengan ujung tongkatnya sambil mengkonfirmasi, “Lann! Kau benar bertemu dengan orang itu?!” Lann mengangguk. Sikapnya masih tenang, seolah itu bukan masalah besar yang perlu diributkan. “Pagi itu memang aku ada di hotel. Orang ini datang dan memintaku membantunya naik jabatan. Aku hanya mengatakan padanya kalau CEO-nya adalah Killian dan bukan Max, mungkin aku bisa membantu hal sepele seperti itu.”Killian ada

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 102. Pertemuan Dengan Tetua Lann

    “Paman, tempatkan dia di ruangan lain dulu.” Max memutuskan di tengah jalan. “Aku sendiri saja ketemu Grandpa.”Landy mengangguk. Mematuhi keinginan sang majikan. Sementara Landy berbelok menuju lorong yang merupakan area kamar tamu, Max kembali mengekor di belakang Albert. “Apa ada tanggapan dari Grandpa, Albert?” Max perlu mencari tahu, agar ia bisa memutuskan dari mana laporannya akan dimulai. “Setelah tahu masalah ini, sepertinya Tuan besar tidak terlalu kaget.” Jawaban Albert membuat Max bertanya-tanya. Ia jadi curiga kalau kejadian ini adalah ujian dari sang kakek. Namun, pikiran itu segera sirna ketika Albert menambahkan, “Antara tetua Lann dan Tuan besar, memang ada kondisi perebutan kekuasaan tak kasat mata, Tuan muda.”Max semakin bingung dibuatnya. “Apa maksudmu, tetua Lann menginginkan posisi Grandpa?”Albert tersenyum tipis. Sang kepala pelayan itu tidak menjawab. Ia mendorong pintu ruang kerja Henry dan berkata pelan, “Silakan pastikan dengan Tuan besar, jawaban a

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 101. Pengakuan Tidak Terduga

    Hal pertama yang Max lakukan keesokan paginya adalah melakukan inspeksi di ruangan manajer Melky. Sejak pukul 7 Max datang. Keenan bahkan ikut membantunya mencari dokumen yang dimaksud, setelah Max memberitahu semalam.“Ini, Max!” seru Keenan geram. Ia bahkan lupa menyebut Max dengan panggilan sopan yang seharusnya. Namun, Max tak terlalu peduli dengan itu. Segera, Max menggunakan senter khususnya dan mencari cap transparan yang menjadi bukti bahwa dokumen itu adalah dokumen asli yang disembunyikan oleh Melky. “Ada!” seru Keenan ketika sinar senter Max menunjukkan cap tersebut. Bersamaan dengan itu, Melky masuk ke ruangannya dan terkejut melihat Max dan Keenan di sana. Sadar kalau kejahatannya terungkap, Melky segera berbalik. Untungnya, Lucas ada di luar dan menahan pria berkumis tebal itu di sana. “Mau kabur ke mana, Mel?” ledek Lucas sambil berkacak pinggang. Karena masih sangat pagi, belum ada karyawan yang datang, Max dan Keenan pun keluar dan mengadili Melky di tempat.

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 100. Menangkap Ujung Ekor Si Pengkhianat

    Tok! Tok!Max sedikit terkejut mendengar pintu ruang kerjanya diketuk. Ia tengah larut dalam pemikiran bagaimana mencari tahu kejanggalan yang tersembunyi pada kasus Microhard Gaming.“Masuk, Al.” Max sudah hapal. Hanya sekretarisnya yang mengetuk pintu 2x setiap izin untuk masuk ke ruangannya. Bahkan ketika di ruangan itu tidak ada siapapun, ia akan mengetuk sebelum masuk. Kalau Lucas langsung saja masuk tanpa aba-aba.“Pak Max, saya sudah tahan OB marketing yang biasa ambil dokumen.” Aletha berkata dengan suara pelan. Ia tak menyampaikan hal itu lewat interkom atau telepon meja Max, karena takut akan didengar yang bersangkutan.Max langsung berdiri, mengikuti Aletha keluar untuk ‘pura-pura berpapasan’ dengan OB yang dimaksud. “Siapa namanya, Al?” tanya Max berbisik.Aletha menjawab–juga dengan berbisik, “Pak Janur, Pak.”Max mengangguk, menerima informasi itu. Ia melihat sang OB tengah menunggu dokumen di depan meja Aletha.Dengan natural Aletha kembali duduk dan mengembalikan d

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 99. Usaha Menjegal Max

    “Bos, perintah dari Tuan besar sudah turun.”Setelah acara wisuda dan kelulusan, hari-hari Max semakin padat dengan pekerjaan. Kini ia sudah sepenuhnya fokus pada perusahaan Louvz Tech. Lucas melanjutkan ucapannya, “Rapat pemegang saham luar biasa harus segera digelar. Tuan Henry minta minimal satu bulan dari sekarang.”Max cukup frustasi dibuat Henry. Ia bahkan tidak punya hari libur untuk menikmati waktu menyeberang dari mahasiswa menjadi pekerja kantoran.“Ya, ya. Lakukan saja seperti yang dia mau, Cas. Aku tidak tahu lagi.”Lucas tergelak. Ia tahu ketakutan Max yang terbesar adalah setelah resmi menjadi CEO di sana. Karena saat itulah semua tanggung jawab berada di pundaknya penuh.“Tenang, Bos. Saya masih akan mendampingi sampai Bos bisa jalan sendiri.”Max tersenyum lega. Lucas benar. Setidaknya ia masih punya Lucas. “Thanks, Lucas!”Setelah perintah itu turun, persiapan rapat pun dimulai. Max memang tidak terlalu terlibat dengan persiapannya, karena ia masih harus membiasakan

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 98. Di Balik Semua Yang Terjadi

    “Hahaha! Kau lihat muka mereka pas tahu Max mau jadi CEO?!” pekik Paul penuh semangat.Mereka tengah makan di restoran langganan, setelah berhasil memalak Max tadi. Sedangkan para orang tua memutuskan untuk membiarkan Max menikmati masa mudanya.Tara ikut menambahkan, “Kalau ada si Darren pasti sudah keki banget dia!” Mereka tengah tertawa-tawa seperti orang gila ketika Bebby dan dua temannya bergabung. “Happy graduation!” seru Giana dan Alicia berbarengan.“Hey! Girls! Happy graduation!” seru Paul dengan penuh semangat. “Sini, sini! Kalian harus lihat ini!”Paul menyerahkan ponselnya pada Giana sehingga Alicia dan Bebby bisa ikut melihat apa yang ingin ditunjukkan Paul. Bahkan Tara dan Yerhan pun terlihat mengantisipasi reaksi mereka.“Ha?! Max kau akan naik jadi CEO?!” seru Alicia dan Giana. Bebby sendiri tidak terlalu kaget, karena ia bekerja di Louvz Tech. Mungkin, karena sudah tahu Max adalah cucu keluarga Lou, Bebby lebih sensitif melihat Lucas memperlakukan Max di kantor.“

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status