“Max, memangnya kau mau ke mana?”Paul terlihat memperhatikan Max dari layar ponsel. “Dengan wajah babak belur begitu?”Karena liburan semester genap cukup panjang, ketiga temannya pulang ke rumah. Tak banyak mahasiswa yang tetap berada di asrama selama libur. Mungkin, hanya ada 3-4 orang, termasuk Max.Tara lanjut mengomentari luka lebam di wajahnya. “Kau sudah gila sih! Ngapain juga kau urusi si Darren!”Paul menambahkan, “Aku sudah benar, melarangmu pergi kemarin, Max.”Max hanya diam sambil memasang dasi hitam, berpadanan dengan kemeja polos putih yang sudah mulai kekuningan. Kemarin, Max sudah menyatakan tekadnya untuk datang memenuhi undangan yang diberikan Landy. Dan saat ini, ia tengah mencari pakaian, sesuai dengan dress code yang tertera dalam undangan.Ia masih mengira bahwa acara itu adalah rekayasa Darren dan teman-temannya. ‘Kurasa benar, Darren itu anggota keluarga Lou. Mungkin hari ini keluarganya minta pertanggungjawaban karena sudah meninjunya. Aku nggak mau meliba
Terakhir Diperbarui : 2025-05-08 Baca selengkapnya