Share

Negosiasi Dua Pria Dewasa

“Sudah menemukan kebenaran di balik baju berserakan di lantai?” Daffin enggan berbasa-basi karena tak ada alasan lain bagi Jimmy untuk menemui dirinya dengan cara tidak terduga. suami Evilda tidak sebodoh itu.

Mana mungkin percaya begitu saja. Ia langsung mengatakan apa pun yang ada di balik batok kepala sesaat setelah tiba di ruang VVIP hotel, tempat khusus petinggi perusahaan biasa menempati sebagai area rapat rahasia. Sang pengusaha benar-benar membawa dirinya untuk berbicara empat mata secara serius.

Jimmy hanya menarik bibir, membentuk sudut miring. Duduk berhadapan dengan Daffin, sang pengusaha mengambil sebatang rokok di atas meja. Kemudian, menyelipkan di antara bibir sebelum menyulutkan api, kepulan asap melayang bebas di udara.

“Hanya akan terus membiarkanku berpikir sendiri?” tambahnya masih tak mau diam meski jelas raut muka Jimmy tidak sedang main-main, Daffin hanya malas jika harus berada di situasi canggung.

Sepertinya apa yang sedang ia pikirkan mengenai Jimmy benar, kemungkinan hubungan dirinya dengan Evilda sudah ketahuan. Apa ini tentang ancaman dari keluarga kaya saat mengetahui status gelap pasangan tercinta? Daffin hanya menunggu langkah yang akan diambil oleh pria tampan tersebut, sejauh apa dia berani mengambil risiko demi perasaanterbaik untuk sang istri?

“Tetap jadi piaraan Evilda sampai waktunya habis, aku tak peduli. Lakukan saja perbuatan menjijikkan kalian, tapi jangan kembali menginjakkan kaki di rumahku. Tidak usah takut ketahuan, nikmati saja dosa-dosa terkutuk itu.” Narasi yang sangat panjang, mengejutkan sekali ketika pria yang terkenal misterius justru mengoceh cukup lancar di hadapan orang lain.

Daffin masih memainkan lidah, mencoba memahami setiap ucapan Jimmy. Dia datang tanpa amarah dan memberikan izin untuk menjalin hubungan terlarang dengan Evilda. Sepertinya memang ada yang keliru dari otak sang pengusaha.

“Jadi, Anda bersikap tak masuk akal bukan demi istri tercinta?" tanya Daffin tak percaya pada ucapan Jimmy, “seorang Presiden Direktur dari perusahaan raksasa datang jauh-jauh dan mengganggu pekerjaan orang lain hanya karena perawat kucing?”

Jimmy hanya tersenyum sumir, meniup asap rokok lebih kuat. Melempar puntung yang masih panjang sembarang, jelas sekali ekspresi tidak suka ditampakkan. Kembali sorot menikam diberikan pada sang gigolo.

“Tidak perlu tahu alasanku datang, aku hanya ingin memberikan penawaran serius.” Jimmy menanggapi dengan nada datar, tetapi tetap serius memandang pria yang kemungkinan berusia lebih muda darinya.

“Tentang gadis kecil itu?” tebak Daffin to the point, ia paling malas jika harus berbasa-basi saat membahas hal serius.

“Nikahi dia seperti yang kalian siarkan secara spontanitas.” Jimmy memberikan pernyataan yang membuat lawan bicara cukup sulit menyimpulkannya, entah perintah atau sebuah permintaan.

Daffin mengerutkan kening, penawaran aneh. Jika memang Jimmy menganggap Flo sebagai gadis istimewa dibanding istrinya sendiri, kenapa memberikan satu pilihan berbahaya? Apa yang sebenarnya ingin dia katakan?

“Perjelas saja penawarannya, karena aku bukan pebisnis andal.” Daffin mengatakan dengan cukup berani karena mereka sedang melakukan sebuah kompromi sekarang.

“Nikahi Flo, tapi jangan menyentuhnya. Sebagai ganti, kamu boleh memakai istriku kapan pun dibutuhkan. Aku yang akan membayar setiap detik pertemuan kalian, sepuluh kali lipat dari bayaran Evilda selama ini.” Jimmy memberikan tanggapan yang kian mengejutkan bagi Daffin, lebih gila dari apa yang bisa dia pikirkan tentang suami klien utamanya.

“Siapa yang sebenarnya ingin Anda jual?” protes Daffin dengan mata terbelalak, “bagaimana bisa …?”

“Semua aset atas namaku,” potong Jimmy membungkam mulut Daffin yang berusaha mengatakan sesuatu, “kamu bisa memiliki semua itu jika menerima tawaranku untuk menikahi Flo tanpa menyentuhnya.

“Batasnya?” Daffin menimpali sambil memerhatikan detail ekspresi Jimmy, setidaknya dia harus menemukan keuntungan dari penawaran gila tersebut.

Sang Lelaki Pemuas enggan tergiur, bisa saja semua yang dikatakan oleh Jimmy hanya pancingan. Daffin tak mau terjebak, dia harus menimbang dengan penuh perhitungan. Sebab, lawan bicara saat ini dikenal ahli dalam bernegosiasi.

‘Berikan jawabanmu, apa ini tentang gadis itu?’ Daffin masih membatin tanpa melepas tatap tajam dari wajah lelaki berpenampilan rapi tersebut, ia menunggu langkah penuh kejutan lainnya yang bisa Jimmy ambil demi seorang gadis.

“Kalian akan menikah sampai perusahaan dialihkan atas namaku.” Jimmy mengatakannya setelah cukup lama terdiam, pria itu melontarkan penawaran yang sangat tidak biasa.

Evilda sering menceritakan keburukan sang suami, baik di atas ranjang atau perlakuan kasarnya. Namun, saat ini, Daffin justru benar-benar melihat kebusukan seorang Jimmy Alvaro. Pria itu jelas hanya peduli pada nasib gadis bernana Florist.

“Bagaimana jika dia menolak?” Daffin menimpali dengan sikap santai disertai senyum manis di wajah, dia hanya ingiian tahu tanggapan suami Evilda.

“Haruskah adikmu tahu pekerjaan kakaknya?” Jimmy balas memberikan pertanyaan yang langsung membuat Daffin tergelak, seharusnya dia sudah memperhitugkan kelicikan yang bisa dilakukan pria kaya.

“Setidaknya berikan aku waktu untuk berpikir,” ujar Daffin meminta keringanan karena apa yang ditawarkan oleh Jimmy bukan sedang mencoba mencari pelanggan, tetapi mengenai pernikahan.

Risiko saat dirinya beristri adalah pensiun dini dari profesi yang kini digeluti serius, bagaimana nasib para pelanggan yang masih memiliki kontrak dengan dirinya? Memang tak semua terikat keseriusan, tetapi beberapa orang sudah memberikan uang sebagai jaminan untuk beberapa waktu ke depan. Termasuk Evilda, istri Jimmy tersebut justru telah memperpanjang pelayanan hingga akhir tahun dan hal tersebut juga berlaku pada dua nama yang lain.

Ada tiga nama pelanggan kelas VVIP, rata-rata mereka memang para istri kesepian yang sering ditinggal bermain serong oleh pasangannya. Mencari pelampiasan pada laki-laki lain, Daffin selalu menjadi pilihan terbaik. Tentunya dengan harga fantastis.

“Kamu bukan pihak yang bisa memilih,” timpal Jimmy sembari berdeham sehingga seorang pria bertubuh kekar masuk, menunjukkan sebuah gambar bergerak pada layar tablet yang dibawa.

Rupanya Jimmy sudah menyiapkan semuanya, dia memiliki rekaman Daffin bersama Evilda. Bahkan, beberapa video bersama pelanggan pun terlihat berjajar sebagai bukti akurat. Sang adik bisa benar-benar jantungan melihat semua itu.

“Jadi, aku sedang berada di bawah ancamanmu sekarang?” Daffin bertanya meski sudah sangat paham dengan apa yang menimpa diri, ironis sekali jika melawan tanpa persiapan.

Setidaknya, dia memang tidak menolak jika masih ingin melihat Laura berkembang sebagai gadis normal yang memiliki masa depan. Sang adik masih SMA saat ini, bagaimana jika Jimmy benar-benar melakukan tindakan serius terkait video-video tersebut? Daffin hanya bisa pasrha sekarang.

“Tugasmu hanya membuat Flo mau menikah dengan cara apa pun, tapi jangan pernah menyentuh wanitaku.” Jimmy memberikan jawaban atas apa yang dipertanyakan oleh lawan bicaranya, mempertegas posisi Daffin dalam kesepakatan di antara mereka.

“Jika aku menyentuhnya?” Daffin masih berani melontarkan sebuah pertanyaan bermakna rancu tersebut, entah dia sedang menantang atau benar-benar tidak mengerti.

“Kau akan mati di tanganku dan semua jejak busukmu akan terendus polisi, bahkan adik manismu akan menanggung dosa kakak tercinta.” Kalimat yang sanggup menciutkan nyali Daffin, dia tak berkutik sekarang.

Bukan hal sulit melacak latar belakang keluarga orang lain bagi para pemilik uang, Jimmy sudah mengantongi kelemahan dirinya. Tak ada alasan lain untuk menolak.

Daffin menimbang sesaat sebelum menyetujui, mereka sepakat. Melakukan satu transaksi ilegal, tender langka yang menarik. Siapa sebenarnya Florist Scarletta hingga sosok sekelas Jimmy mampu menyerahkan seluruh kekayaannya dan menumbalkan istrinya?

Deal!” Daffin menyetujui dengan tatap lurus mengarah pada Jimmy yang sudah melebarkan senyuman, suami Evilda kembali memberi kode pada pria bertubuh kekar yang berdiri tegap di sampingnya.

Sang asisten langsung membungkuk sopan, lalu menyerahkan tas yang sejak semula dipegang. Sesuatu dikeluarkan, map berisi kontrak untuk ditandatangani kedua belah pihak. Negosiasi dua pria dewasa sudah menemukan titik akhir.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status