Share

22

BAGIAN 22

              “Jangan marah, Si. Aku hanya bercanda, lho,” kata Pak Candra lagi saat aku tak kunjung menjawab omongannya.

              “Hm, iya.” Aku juga bingung mau jawab apa. Ya, sudahlah. Mau bercanda atau tidak, yang pastinya aku sudah tak betah dan ingin segera sampai.

              “Kita mau makan dulu, nggak?” tanyanya kepadaku lagi.

              “Nggak usah, Pak. Aku mau lekas sampai saja. Biar si Lintang bisa ke tempat kerjanya.”

              “Aku temanin di rumah sakit kalau begitu.”

         &nb

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status