Share

28

BAGIAN 28

              “Sisi!” Terdengar suara teriakan Lintang dari arah belakang, bersusulan dengan bunyi derap langkahnya yang mengejar.

              Aku yang menangis dan sudah hendak pulang tersebut, terpaksa menoleh. Lintang semakin cepat mengejar dan akhirnya tiba tepat di depan tubuhku.

              Pluk! Tubuhnya tiba-tiba saja memelukku. Erat. Aku termangu. Kenapa Lintang sampai begini kepadaku?

              “Si, jangan menangis lagi. Aku tidak mau melihatmu sedih,” ujarnya sambil mengusap-usap rambutku.

              Aku yang semula tergugu akibat perilaku Mama, kini berusaha untuk menghenti

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status