Share

Battle ofJack
Battle ofJack
Penulis: Riyan sell

Rock dan Jack

Sebuah pulau makmur terletak di samudra tengah dan dikelilingi puluhan pulau kecil menjadi tempat berkumpulnya para kriminal dari seluruh dunia. Tujuan para pelayar dan perompak yang berlayar untuk membeli perbekalan. Kekacauan dan pertumpahan darah merupakan hal yang umum di pulau yang dinamai Skull itu.

Siang itu, di depan rumah Herman seorang budak yang merupakan ayah dari Jack keadaan riuh ramai. "Orang tua sialan, kalian gagal membayar tagihan minggu ini." Bill marah mengetahui tagihan hutang yang sudah dua minggu diminta belum dibayar. Suami istri itu berlutut di depan pimpinan rentenir untuk meminta keringanan.

Namun Bill  yang sudah teramat marah mengambil pistol, yang berada dipinggang. Pelatuk ditarik, seketika suara senapan membuat suasana hening. Herman ditembak tepat menembus kepala. Sang istri menjerit histeris karena suaminya tewas di sampingnya. 

Saat tengah melakukan perjalanan pulang  Jack mendengar suara senapan dari arah rumah. Dia berlari kencang menerobos kerumunan. Sesampai di sumber suara banyak orang sudah berkerumun. Terlihat juga sosok yang tidak asing memegang senapan yang masih mengeluarkan asap pada moncong pistolnya, dialah pimpinan rentenir. Mata kepalanya melihat ayah yang tergeletak berlumuran darah, serta ibunya yang menangis histeris. Dia begitu bingung dan marah, setengah tak percaya makanan yang dibelinya saat perjalanan dijatuhkan. Matanya tertuju pada Bill. Sorot matanya mengisyaratkan kemarahan yang luar biasa atas kondisi yang terjadi.

"Hei bocah, saat ini ayahmu mati, jika kau tak melunasi pembayaran minggu depan, wanita itu juga akan menyusul ayahmu yang bodoh itu," dengan angkuh Bill berlalu meninggalkan jasad Herman. Tanpa pikir panjang Jack mengambil pipa besi disekitarnya. Segera dia berlari menuju arah Bill.

"Bill kubunuh kau!" Jack melompat sekuat tenaga sambil mengayunkan besi layaknya pemain bisbol. Panggilan itu membuat Bill secara reflek menengok kebelakang, tanpa disadari dalam sekejap pipa besi itu mengenai mukanya dengan cukup keras.

Gubrak! Bill tersungkur ke tanah berguling kesakitan memegang mukanya yang mengeluarkan banyak darah. "Keparat, hidungku," darah menetes, luka yang diterima lumayan parah. Semua anak buahnya kaget dan membantunya berdiri serta bersiap menunggu perintah. 

"Bunuh!!, bocah itu dan Ibunya," perintah Bill pada para pengawalnya. Sigap, satu persatu pengawal mengeluarkan belati. Mereka langsung mendekati Jack untuk menangkapnya. Perlawanan diberikan, diayunkan pipa besi dan mengenai beberapa pengawal hingga sebagian tersungkur ke tanah.

Pertarungan berjalan tidak adil, sepuluh orang dewasa melawan seorang anak berumur empat belas tahun yang terbakar amarah. Serangan membabi buta dilancarkan Jack mengarah pada pengawal yang datang mendekat. Jangkauan serangan pipa besi yang panjang lebih diunggulkan, namun musuh yang lebih berpengalaman dengan mudah mengatasi hal itu. Keuntungan itu tidak berguna dihadapan musuh. Serangan serampangan ditangkis dan dibalas dengan tusukan belati ke arah perut. 

Senjata lepas dari genggaman, dia jatuh akibat luka tusukan. Para pengawal akhirnya menyeret Jack untuk dihadapkan pada bos mereka. Lily sebagai ibu menjerit melihat anaknya berlumuran darah. "Hei bocah, lihatlah ibumu untuk terakhir kali," Bill menembak Lily dengan diiringi tawa bengis. 

Anak itu berteriak histeris, mencoba lepas dari pegangan pengawal saat melihat ibunya tertembak tepat di depan matanya sendiri. Tubuh sang ibu jatuh menghantam tanah. Besarnya kemarahan membuat dia bisa melepaskan diri dan hendak melakukan serangan balasan. Namun, sayang dengan cekatan Bill melepaskan tembakan tepat mengenai dada. Timah panas bersarang pada tubuh kecil itu dan membuatnya jatuh seketika. Luka tusukan dan tembakan membuatnya sekarat. Kehilangan banyak darah membuat sedikit demi sedikit kehilangan kesadaran. 

"Kepar*t kau apa salah orang tuaku?" Jack setengah berteriak menggunakan tenaga yang tersisa untuk memaki Bill.

Sebuah suara mendekat melewati kerumunan dan menunjukkan jati diri. "Sekarang giliranku usahamu bagus nak."

Sontak para pengawal dan Bill terkaget. "Kau kenapa bisa disini?" 

...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status