Share

Bab 8

Penulis: Tania Aurelia
Konferensi pers pun diadakan mendadak. Tasya dipaksa tampil di hadapan para wartawan dan media, dikelilingi kilatan kamera dan siaran langsung. Para wartawan mengangkat foto-foto di tangan mereka dan mulai menginterogasinya, “Bu Tasya, Pak Gio baru saja mengumumkan berita terbaru, katanya wanita yang memakai penutup mata dalam foto ini kamu?”

“Hanya karena Keluarga Setio dan Keluarga Nando adalah musuh bebuyutan, jadi kamu menjebak Nyonya Ruben dengan menyewa model pria?”

“Bu Tasya, tolong jawab! Benarkah orang dalam foto itu kamu?!”

Tasya menggigit bibirnya kuat-kuat. Dia benar-benar tak sanggup menerima penghinaan seperti ini. Kenapa dirinya harus menanggung semua aib ini demi membalikkan reputasi Mega?

Kenapa dirinya harus menjadi sasaran caci maki semua orang?

Hanya karena Gio tidak mencintainya, apakah dirinya berhak diinjak-injak harga dirinya seperti ini?

Tasya tidak terima dan berteriak lantang, “Bukan aku!”

Para wartawan berpandangan dengan kaget.

Saat Tasya hendak menjelaskan lebih lanjut, Gio dan Mega masuk ke ruang konferensi.

Seketika, semua kamera langsung diarahkan ke mereka berdua. Wartawan ramai-ramai bertanya, “Pak Gio, Nyonya Ruben, tolong jelaskan! SIapa sebenarnya wanita dalam foto itu?”

Gio diam dengan kening berkerut, sementara Mega meneteskan air mata seolah sangat tertekan. Dengan suara pelan, dia berkata, “Itu Bu Tasya. Keluarga Setio memang membenci Keluarga Nando. Mereka ingin memanfaatkan masa berkabungku untuk menghancurkan reputasiku….”

Tasya sudah tidak bisa menahan diri lagi, dia berteriak, “Kamu bohong! Kamu yang menjebakku!”

Namun, Mega langsung melirik ke arah model pria yang juga ada di dalam foto-foto tersebut.

“Aku bisa menjadi saksi bahwa malam itu memang Bu Tasya,” ujar model pria itu pada wartawan.

“Dia sengaja berdandan menyerupai Nyonya Ruben dan memesan kami, total delapan orang. Sepanjang malam, kami berpesta pora. Dia sendiri yang bilang tujuannya adalah mempermalukan Nyonya Ruben saat masa berkabung.”

Seketika, suasana konferensi langsung heboh. Semua kamera mengarah ke Tasya dan semua pertanyaan wartawan menyerangnya,

“Bu Tasya, masih ada yang mau kamu jelaskan?”

“Sudah ada saksi dan bukti, kamu masih mau terus menjebak Nyonya Ruben?”

“Kamu nggak takut perbuatan ini akan merusak nama baik Keluarga Setio?”

Pertanyaan-pertanyaan itu seperti gelombang besar yang menghantam Tasya. Dia panik, gelisah dan kesakitan, menggeleng-geleng kepala sambil terus berkata, “Bukan aku, itu bukan aku!”

Namun, tak ada seorang pun yang memercayainya.

Mega berpura-pura tulus, berjalan mendekatinya dan membujuk, “Tasya, akuilah kesalahanmu. Asal kamu minta maaf, semua orang pasti akan memaafkanmu.”

Kesalahan apa? Kenapa dirinya harus minta maaf?

Tiba-tiba, sosok bayangan hitam menerobos ke arah Tasya dan Mega. Orang itu membuka botol di tangannya dan menyiramkan isinya ke wajah mereka, sambil memaki marah, “Jenazah Pak Ruben bahkan belum membusuk, kalian sudah bersenang-senang! Biar kuhancurkan wajah kalian demi membalas dendamnya!”

Isi botol itu adalah asam sulfat!

Mata Tasya langsung terbelalak ketakutan. Di saat genting itu, dia melihat Gio berlari ke arah mereka secepat kilat.

Namun, tepat di saat cairan itu disiram, Gio malah langsung memeluk Mega dan membantingkan tubuhnya ke samping untuk melindunginya.

Asam sulfat itu pun mengenai punggung tangan Tasya, menyebabkan seluruh tangan kirinya terbakar parah, hampir melepuh seluruhnya!

Saat itu juga, para pengawal berhasil menangkap pelaku. Ternyata dia adalah teman lama Pak Ruben yang tidak tahan melihat berita-berita di internet, lalu datang untuk membalaskan dendam teman lamanya.

Tasya berlutut di lantai. Rasa sakit yang luar biasa membuat air matanya mengalir deras. Saat dia mendongak, terlihat Gio sedang memapah Mega bangun dengan penuh perhatian.

Gio bertanya dengan cemas, “Kamu nggak apa-apa? Ada terluka?”

Mega menggeleng pelan, “Aku nggak apa-apa. Tadi itu asam sulfat, bisa-bisanya kamu begitu gegabah. Bisa fatal kalau sampai tersiram. Kenapa kamu nekat mempertaruhkan nyawa demi aku….”

Padahal, orang yang terluka hanyalah Tasya.

Dengan mata berlinang dan hati yang hancur, Tasya memandangi Gio yang berdiri di samping Mega. Seketika, perasaannya pada pria itu benar-benar padam.

Gio tidak peduli reputasinya dan tidak peduli hidup matinya. Tasya bersumpah, mulai sekarang, dia tidak akan mau lagi menderita karena pria ini!

Tasya menggigit bibirnya kuat-kuat. Air mata tak terbendung mengalir, pandangannya mulai kabur dan akhirnya menjadi gelap. Dia pun jatuh pingsan.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 23

    Berita tentang kebakaran gedung kantor Grup Nando langsung viral malam itu juga, mengejutkan seluruh negeri.Sementara itu, Keluarga Setio yang sedang berada di luar negeri, baru mengetahui kejadiannya lima hari kemudian.Orang tua Tasya hanya bisa menghela napas prihatin, tapi Tania dan Tonio merasa semua itu memang pantas didapatkan Keluarga Nando.“Dari dulu, Keluarga Nando memang selalu memusuhi keluarga kita. Sekarang hancur karena ulah mereka sendiri, bisa dibilang itu karma mereka,” ujar Tania dengan kesal.Tonio juga setuju, tapi ibunya mengingatkan, “Jangan bilang ini ke Tasya. Dia akan menikah bulan depan, jangan biarkan hal ini merusak suasana hatinya.”Semua anggota keluarga pun mengangguk setuju. Ayahnya juga menyelipkan koran yang berisi berita itu ke bawah meja ruang tamu, menyembunyikan judul berita yang tertulis ‘Pertikaian Internal Grup Nando Sebabkan Kebakaran Hebat, Para Petinggi Tewas Di Tempat’.Dari semua korban, satu-satunya yang selamat dari kebakaran itu hanya

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 22

    Gio pulang ke negara asalnya di tengah malam. Dari sekretarisnya, dia mengetahui bahwa sebelum berangkat ke Negara F, dirinya sempat menyebut di sebuah pesta bahwa Tasya adalah istrinya. Seseorang yang hadir saat itu diam-diam merekam pernyataan itu, lalu memanfaatkannya untuk mengancam dewan direksi Grup Nando dan menuntut uang tutup mulut dalam jumlah besar.Hal itu membuat para anggota dewan kesal dan menduga Keluarga Setio yang membuat ulang di balik semua ini. Selama beberapa hari, mereka menyewa banyak peretas untuk membobol sistem Grup Setio dan mencuri sejumlah besar rahasia dagang.Begitu informasi itu tersebar, saham Grup Setio pasti akan anjlok, menyebabkan kebangkrutan besar-besaran, bahkan bisa menanggung utang dalam jumlah sangat besar.Saat tiba di ruang rapat dewan, Gio mendengar para petinggi senior sedang tertawa-tertawa dan berkata, “Kali ini, Keluarga Setio pasti tamat. Dalam dokumen-dokumen itu bukan hanya ada hasil kerja keras Pak Harris, tapi juga bukti suap ana

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 21

    Dalam beberapa waktu setelah itu, Gio masih bertahan di Negara F, berusaha mendapatkan pengampunan dari Tasya.Namun, Tonio mulai mengerahkan anak buahnya untuk memaksa Gio menandatangani surat cerai. Tapi, Gio tetap bersikeras tidak mau menyetujuinya, hingga akhirnya Tonio terpaksa menggunakan cara kotor yang tidak layak diumbar ke publik.Ancaman, intimidasi, kekerasan… semua cara sudah dicoba. Meski begitu, pengawal yang selalu bersama Gio cukup kuat untuk mengimbangi anak buah Tonio, hingga tak satu pun dari mereka bisa mendekat, apalagi mendapatkan tanda tangan asli darinya.Perseteruan antara dua pihak pun memanas dan hampir tak terkendali.Sampai akhirnya, pada suatu malam, keterlibatan Rey membuat Gio merasakan rasa sakit yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.Malam itu, Rey menelepon Gio, mengundangnya datang ke rumah Keluarga Soraya untuk membicarakan hal mengenai Tasya.Begitu melangkah masuk ke vila Keluarga Soraya, Gio mendengar suara berisik samar dari taman.Suarany

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 20

    Gio hanya bisa tertawa pahit. Dia tak percaya dengan ucapan Tasya. Perlahan, dia melangkah mendekatinya. Air hujan yang membasahi tubuhnya menetes ke atas karpet, membuat noda lembap yang gelap, persis seperti suasana hatinya saat ini.“Kamu nggak mungkin nggak mencintaiku,” kata Gio sambil menatap wajah Tasya, berusaha menangkap tanda-tanda bahwa Tasya sedang berbohong, “Kamu sudah mengorbankan begitu banyak untukku. Kamu mengejarku selama enam tahun penuh, mana mungkin bisa tiba-tiba berhenti mencintaiku?”Tasya tersenyum getir. Dia mendongak dan menatapnya, lalu berkata dengan lantang dan jelas, “Gio, jadi kamu juga tahu aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu?”Nada bicaranya penuh sindiran, membuat dada Gio serasa diremas kuat, sesak dan menyakitkan.“Justru karena aku tahu kamu sudah berkorban banyak, makanya aku ke sini untuk menjemputmu pulang. Tasya, aku sudah tahu salah. Aku sudah melakukan banyak kesalahan sebelumnya, tapi aku mau berubah. Tolong kasih aku kesempatan lagi

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 19

    Malam setelah acara pertunangan berakhir, hujan deras mengguyur di luar.Di dalam ruang kerja vila Keluarga Setio, akhirnya Tasya menceritakan semua kebenaran tentang pernikahan rahasianya dengan Gio.Dia mengungkapkan segalanya, dari hubungan rahasia mereka, pernikahan tanpa sepengetahuan keluarga, hingga taruhan dengan Mega yang membuatnya kalah, serta berbagai penderitaan yang dia alami. Tasya menceritakan semuanya dengan jujur.Wajah seluruh anggota Keluarga Setio terlihat sangat muram setelah mendengar semua itu.Awalnya, Tasya mengira mereka akan memarahinya karena pernah menjalin hubungan dengan Keluarga Nando, tapi yang mengejutkan, kedua orang tuanya justru hanya merasa sedih, “Putri Keluarga Setio yang begitu pintar, begitu cantik dan begitu berkuasa, bisa-bisanya disakiti oleh Gio sampai sebegitunya?”Tania memandangi luka bakar di tangan kiri adiknya, air matanya pun jatuh, “Jadi waktu itu kamu bohong bilang kena cipratan minyak panas, ternyata itu bekas disiram air keras?

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 18

    Para tamu di dalam ruangan juga mulai berbisik-bisik penuh keterkejutan.“Bukannya itu Pak Gio dari Keluarga Nando? Kok dia bisa ada di sini?”“Bukannya Keluarga Setio dan Keluarga Nando itu musuh bebuyutan? Mustahil Keluarga Setio mengundangnya.”“Lihat saja, wajah Pak Harris langsung memuram.”Gio tak menghiraukan tatapan para tamu. Dia naik ke atas panggung, matanya hanya tertuju pada Tasya. Lalu dengan suara tercekat, dia berkata, “Tasya, aku datang untuk menjemputmu pulang. Ayo, pulanglah denganku.”Seketika, Tasya tercengang dan tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Di kepalanya hanya ada satu pertanyaan, kenapa Gio bisa ada di sini?Bagaimana Gio tahu kalau dirinya datang ke Negara F?Dan barusan dia bilang pulang… jadi maksudnya dia mengejarku sampai ke sini?Tidak! Tidak mungkin! Bukankah seharusnya dia sedang bermesraan dengan Mega sekarang? Dia tak punya alasan untuk datang mencariku.Kepergianku seharusnya adalah berita gembira baginya.Tasya mundur selangkah, secara ref

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status