Share

Bab 9

Penulis: Tania Aurelia
Dalam dua hari berikutnya, Tasya menjalani perawatan di rumah sakit.

Tangan kirinya yang mengalami luka bakar cukup parah dibalut perban tebal. Rasa sakitnya membuat dia tak berani banyak bergerak.

Selama itu, Gio sibuk mengurus kelanjutan konferensi pers dan tak sempat menjenguk ke rumah sakit. Dia hanya menyuruh orang mengirimkan seikat bunga mawar dan seikat baby breath. Dua jenis bunga yang dulu disukai Tasya semasa kuliah.

Namun kenyataannya, dia menyukai bunga itu karena tahu Gio menyukainya. Ternyata, alasan Gio menyukai bunga itu pun karena Mega sering memakai parfum beraroma mawar.

Menatap mawar-mawar merah yang tampak segar dan indah itu, Tasya merasa percuma, seindah apapun bunga itu, kalau bukan miliknya, lebih baik tidak perlu ada.

Hari ketiga pun tiba, hari ini adalah hari ulang tahunnya, sekaligus hari di mana seluruh dokumen imigrasinya resmi selesai diproses.

Tasya keluar dari rumah sakit dan kembali ke rumah untuk mengambil koper.

Gio tidak ada di rumah. Kata pembantu, dia memang tidak pulang selama beberapa hari terakhir.

Tasya sudah tidak peduli lagi. Dia melepas cincin pernikahannya dan meletakkannya di atas nakas, lalu menarik koper keluar dari vila.

Baru saja keluar, dia melihat Mega turun dari mobil. Mega tersenyum padanya dan berkata, “Aku tahu bakal pergi hari ini, jadi datang untuk mengucapkan selamat jalan.”

Tatapan Tasya menajam, menyimpan amarah yang dalam. Dia melangkah mendekat dan berkata dengan dingin, “Mega, kamu sudah menang. Kemenangan yang sangat indah. Surat cerai sudah kutandatangani akan sampai di tangan Gio hari ini. Begitu dia tanda tangan, pernikahan kami resmi berakhir.”

“Mulai sekarang, nggak ada lagi yang menghalangi kalian bersama. Dia nggak perlu lagi menjaga diri dariku. Kalian bisa bebas melakukan apa pun.”

“Aku juga berharap kalian nggak menggangguku lagi. Pernikahanku dengannya akan menjadi rahasia selamanya, masa lalu ini juga akan terkubur. Keluarga Setio dan Keluarga Nando akan tetap menjadi musuh bebuyutan.”

Usai mengatakan itu, Tasya tersenyum mengejek, lalu berjalan melewati Mega, tak ingin berlama dengannya.

Dari belakang, Mega berkata dengan nada penuh kemenangan, “Terima kasih sudah tahu diri dan mengembalikannya padaku.”

Langkah Tasya terhenti sejenak. Dia menggigit bibir kuat-kuat, menahan sesak di dada, lalu naik taksi dan pergi.

Tepat saat taksi melaju, mobil Bentley milik Gio pun baru saja kembali.

Kedua mobil itu melaju ke arah yang berlawanan. Tasya memandang ke arah mobil Gio, tapi pria itu sama sekali tidak menyadari tatapannya, langsung melajukan mobil ke dalam vila.

Pelan-pelan, Tasya memalingkan wajah. Yang terlintas di benaknya bukanlah kenangan manis antara mereka, melainkan semua adegan di mana Gio sibuk mengejar Mega.

Saat ayah Gio mencurigai Mega berselingkuh, Gio membela wanita itu, sampai-sampai dihukum cambuk dan disuruh berlutut semalaman di tengah hujan….

Saat Mega kena radang usus mendadak, Gio bahkan meninggalkan Tasya yang sedang di rumah sakit menjalani operasi dan buru-buru pergi menemuinya….

Bahkan ulang tahun Tasya pun selama tujuh tahun berturut-turut selalu dilewatkan. Setiap kali hari itu tiba, satu panggilan dari Mega saja sudah membuatnya pergi.

Tasya tersenyum miris.

Dan perlahan, air matanya tiba-tiba mengalir tanpa bisa dikendalikan.

Dia bersumpah, ini adalah air mata terakhir yang akan dia teteskan untuk pria itu. Tahun ini, dia tidak lagi berharap Gio akan datang di hari ulang tahunnya. Dia memilih pergi, memilih melepaskan, karena dia tak butuh lagi kebersamaan yang hanya seperti pemberian belas kasihan itu.

Tepat saat itu, ponselnya berdering. Sebuah pesan dari Gio masuk.

[Hari ini ulang tahunmu. Sudah coba buka lemari di ruang ganti pakai kunci yang kuberikan? Ada kejutan untukmu.]

Tasya tak membalas.

Dia menyeka air matanya, memblokir nomor Gio, menghapus semua kontaknya, lalu mencabut kartu SIM dari ponsel dan mematahkannya.

Begitu taksi tiba di bandara, Tasya berjalan menuju gerbang keberangkatan. Dia mendongak, menatap langit biru dan merasa sinar matahari hari ini bersinar lebih cerah dari biasanya.

Dia menarik napas dalam-dalam, menikmati kebebasan yang sudah lama tak dirasakan ini.

Selamat tinggal, Gio.

Mulai hari ini, kita tidak akan pernah bertemu lagi!
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 23

    Berita tentang kebakaran gedung kantor Grup Nando langsung viral malam itu juga, mengejutkan seluruh negeri.Sementara itu, Keluarga Setio yang sedang berada di luar negeri, baru mengetahui kejadiannya lima hari kemudian.Orang tua Tasya hanya bisa menghela napas prihatin, tapi Tania dan Tonio merasa semua itu memang pantas didapatkan Keluarga Nando.“Dari dulu, Keluarga Nando memang selalu memusuhi keluarga kita. Sekarang hancur karena ulah mereka sendiri, bisa dibilang itu karma mereka,” ujar Tania dengan kesal.Tonio juga setuju, tapi ibunya mengingatkan, “Jangan bilang ini ke Tasya. Dia akan menikah bulan depan, jangan biarkan hal ini merusak suasana hatinya.”Semua anggota keluarga pun mengangguk setuju. Ayahnya juga menyelipkan koran yang berisi berita itu ke bawah meja ruang tamu, menyembunyikan judul berita yang tertulis ‘Pertikaian Internal Grup Nando Sebabkan Kebakaran Hebat, Para Petinggi Tewas Di Tempat’.Dari semua korban, satu-satunya yang selamat dari kebakaran itu hanya

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 22

    Gio pulang ke negara asalnya di tengah malam. Dari sekretarisnya, dia mengetahui bahwa sebelum berangkat ke Negara F, dirinya sempat menyebut di sebuah pesta bahwa Tasya adalah istrinya. Seseorang yang hadir saat itu diam-diam merekam pernyataan itu, lalu memanfaatkannya untuk mengancam dewan direksi Grup Nando dan menuntut uang tutup mulut dalam jumlah besar.Hal itu membuat para anggota dewan kesal dan menduga Keluarga Setio yang membuat ulang di balik semua ini. Selama beberapa hari, mereka menyewa banyak peretas untuk membobol sistem Grup Setio dan mencuri sejumlah besar rahasia dagang.Begitu informasi itu tersebar, saham Grup Setio pasti akan anjlok, menyebabkan kebangkrutan besar-besaran, bahkan bisa menanggung utang dalam jumlah sangat besar.Saat tiba di ruang rapat dewan, Gio mendengar para petinggi senior sedang tertawa-tertawa dan berkata, “Kali ini, Keluarga Setio pasti tamat. Dalam dokumen-dokumen itu bukan hanya ada hasil kerja keras Pak Harris, tapi juga bukti suap ana

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 21

    Dalam beberapa waktu setelah itu, Gio masih bertahan di Negara F, berusaha mendapatkan pengampunan dari Tasya.Namun, Tonio mulai mengerahkan anak buahnya untuk memaksa Gio menandatangani surat cerai. Tapi, Gio tetap bersikeras tidak mau menyetujuinya, hingga akhirnya Tonio terpaksa menggunakan cara kotor yang tidak layak diumbar ke publik.Ancaman, intimidasi, kekerasan… semua cara sudah dicoba. Meski begitu, pengawal yang selalu bersama Gio cukup kuat untuk mengimbangi anak buah Tonio, hingga tak satu pun dari mereka bisa mendekat, apalagi mendapatkan tanda tangan asli darinya.Perseteruan antara dua pihak pun memanas dan hampir tak terkendali.Sampai akhirnya, pada suatu malam, keterlibatan Rey membuat Gio merasakan rasa sakit yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.Malam itu, Rey menelepon Gio, mengundangnya datang ke rumah Keluarga Soraya untuk membicarakan hal mengenai Tasya.Begitu melangkah masuk ke vila Keluarga Soraya, Gio mendengar suara berisik samar dari taman.Suarany

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 20

    Gio hanya bisa tertawa pahit. Dia tak percaya dengan ucapan Tasya. Perlahan, dia melangkah mendekatinya. Air hujan yang membasahi tubuhnya menetes ke atas karpet, membuat noda lembap yang gelap, persis seperti suasana hatinya saat ini.“Kamu nggak mungkin nggak mencintaiku,” kata Gio sambil menatap wajah Tasya, berusaha menangkap tanda-tanda bahwa Tasya sedang berbohong, “Kamu sudah mengorbankan begitu banyak untukku. Kamu mengejarku selama enam tahun penuh, mana mungkin bisa tiba-tiba berhenti mencintaiku?”Tasya tersenyum getir. Dia mendongak dan menatapnya, lalu berkata dengan lantang dan jelas, “Gio, jadi kamu juga tahu aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu?”Nada bicaranya penuh sindiran, membuat dada Gio serasa diremas kuat, sesak dan menyakitkan.“Justru karena aku tahu kamu sudah berkorban banyak, makanya aku ke sini untuk menjemputmu pulang. Tasya, aku sudah tahu salah. Aku sudah melakukan banyak kesalahan sebelumnya, tapi aku mau berubah. Tolong kasih aku kesempatan lagi

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 19

    Malam setelah acara pertunangan berakhir, hujan deras mengguyur di luar.Di dalam ruang kerja vila Keluarga Setio, akhirnya Tasya menceritakan semua kebenaran tentang pernikahan rahasianya dengan Gio.Dia mengungkapkan segalanya, dari hubungan rahasia mereka, pernikahan tanpa sepengetahuan keluarga, hingga taruhan dengan Mega yang membuatnya kalah, serta berbagai penderitaan yang dia alami. Tasya menceritakan semuanya dengan jujur.Wajah seluruh anggota Keluarga Setio terlihat sangat muram setelah mendengar semua itu.Awalnya, Tasya mengira mereka akan memarahinya karena pernah menjalin hubungan dengan Keluarga Nando, tapi yang mengejutkan, kedua orang tuanya justru hanya merasa sedih, “Putri Keluarga Setio yang begitu pintar, begitu cantik dan begitu berkuasa, bisa-bisanya disakiti oleh Gio sampai sebegitunya?”Tania memandangi luka bakar di tangan kiri adiknya, air matanya pun jatuh, “Jadi waktu itu kamu bohong bilang kena cipratan minyak panas, ternyata itu bekas disiram air keras?

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 18

    Para tamu di dalam ruangan juga mulai berbisik-bisik penuh keterkejutan.“Bukannya itu Pak Gio dari Keluarga Nando? Kok dia bisa ada di sini?”“Bukannya Keluarga Setio dan Keluarga Nando itu musuh bebuyutan? Mustahil Keluarga Setio mengundangnya.”“Lihat saja, wajah Pak Harris langsung memuram.”Gio tak menghiraukan tatapan para tamu. Dia naik ke atas panggung, matanya hanya tertuju pada Tasya. Lalu dengan suara tercekat, dia berkata, “Tasya, aku datang untuk menjemputmu pulang. Ayo, pulanglah denganku.”Seketika, Tasya tercengang dan tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Di kepalanya hanya ada satu pertanyaan, kenapa Gio bisa ada di sini?Bagaimana Gio tahu kalau dirinya datang ke Negara F?Dan barusan dia bilang pulang… jadi maksudnya dia mengejarku sampai ke sini?Tidak! Tidak mungkin! Bukankah seharusnya dia sedang bermesraan dengan Mega sekarang? Dia tak punya alasan untuk datang mencariku.Kepergianku seharusnya adalah berita gembira baginya.Tasya mundur selangkah, secara ref

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status