LOGINTahun ketika pacarku mengalami kecelakaan dan kehilangan penglihatannya, aku tiba-tiba hilang. Setelah penglihatannya pulih, dia menggunakan berbagai cara untuk menemukanku dan akhirnya menahanku di sisinya. Semua orang bilang aku adalah cinta sejatinya. Meskipun aku mencampakkannya, dia tetap tidak menyerah. Hingga suatu saat, dia membawa calon istrinya ke hadapanku. "Elena, gimana rasanya dikhianati?" Aku menggeleng dan tersenyum tipis. Bagiku, kesedihan ini akan berlalu dengan cepat. Lagi pula, aku akan segera melupakannya.
View MoreKetika aku siuman, Arhan dan Nikita telah pergi. Sebelum Arhan pergi, dia sempat menjanjikanku sesuatu. "Nana, tunggu aku kembali. Aku akan memberimu penjelasan. Jangan lupakan aku. Masalah ini nggak seperti yang dia katakan."Ingat atau tidak, aku tidak peduli. Selama tiga hari berikutnya, Arhan tidak datang mencariku. Aku keguguran, tetapi aku tidak sedih. Aku menerima kenyataan ini dengan cepat.Erick beberapa kali ingin membahas tentang Arhan denganku, tetapi aku selalu melarang. Mentalku akhirnya pulih. Aku tidak ingin mendengar tentang pembuat onar.Jadi, Erick membahas tentang sanatorium di Negara Darsha, "Lingkungan di sana sangat bagus. Ada chinese food dan western food. Setiap hari ada dokter yang berkunjung, bahkan mereka mengatur tamasya setiap tiga bulan sekali. Nanti kubawa kamu jalan-jalan. Kita bakal main sampai puas."Aku mencebik dan tidak peduli. "Terserah. Lagian, ujung-ujungnya aku bakal lupa."Aku menyadari diriku salah bicara. Aku meneruskan, "Tapi, aku senang ka
Aku hamil. Setelah mengetahui kabar ini, aku hampir jatuh pingsan. Aku tidak punya pacar. Kok malah hamil?Erick membawaku melakukan pemeriksaan dengan cemas. Arhan juga tampak tidak senang. Dia menatapku dengan tatapan tidak karuan, seolah-olah bisa menangis kapan saja."Kok aku bisa hamil? Kamu tahu ini anak siapa?" tanyaku. Aku cuma percaya pada Erick, tetapi Erick tidak mau memberitahuku apa-apa.Erick hanya bilang kesehatanku kurang baik, jadi anak ini tidak bisa dipertahankan. Aku tidak peduli. Lagi pula, aku tidak bisa menjaga anak ini setelah melahirkannya nanti.Setiap hari, kerjaanku hanya makan dan tidur. Meskipun selalu lupa, kehidupanku sangat bahagia. Sampai suatu hari, seorang wanita muncul di hadapanku."Elena, kamu sengaja menggunakan anak untuk mengikat pria, 'kan? Dasar tercela," ejek wanita itu.Paras wanita ini sangat cantik, tetapi sikapnya padaku tidak baik. Aku tidak ingin menghiraukannya, tetapi dia terus menggangguku."Hei, bicara! Nggak ada gunanya pura-pura
Menyebalkan sekali, aku lagi-lagi mendengar keributan.Aku membuka mata dengan susah payah, lalu melihat dua pria tampan berdebat di depanku. Wajah keduanya terluka. Satpam berusaha melerai dan membujuk, "Tenangkan diri kalian. Bicara baik-baik kalau ada masalah."Aku bangkit dan duduk di ranjang. Aku menatap pria berjas putih, lalu melambaikan tangan untuk memanggilnya. Namun, pria bersetelan di sampingnya malah terlihat lebih tergesa-gesa.Pria itu sontak berlutut di depan ranjangku, lalu bertanya dengan wajah berlinang air mata, "Nana, kamu masih ingat aku?"Nana? Kenapa ada orang yang memanggilku dengan panggilan seperti itu? Aku mengernyit sambil menarik tanganku dari genggamannya."Siapa kamu? Aku mengenalmu? Kak Erick, dia temanmu?" tanyaku dengan kebingungan.Erick bergegas menghampiri, lalu bertanya dengan wajah agak pucat, "Elena, kamu bilang apa tadi? Kamu sudah lupa siapa dia?"Aku mengejapkan mataku sambil berpikir dengan cermat. Namun, aku yakin tidak mengenalnya.Arhan s
Erick membantuku memesan tiket ke Negara Darsha untuk minggu depan. Sebelum pergi, aku membeli leci favorit ibu Arhan untuk memberi penghormatan terakhir di makamnya. Ini tidak ada hubungannya dengan Arhan. Ibu Arhan memang berjasa padaku.Ibu Arhan dimakamkan di pemakaman termewah di pinggir kota. Di potretnya, terlihat senyumannya yang lembut dan damai, persis dengan yang ada di ingatanku.Aku membungkuk untuk membersihkan makam ibu Arhan. Tiba-tiba, terdengar suara familier dari belakangku. "Bu Elena, kenapa kamu ada di sini?"Itu Nikita. Nikita berkata dengan lembut, "Kamu mau bersihkan makam calon mertuaku ya? Baik hati sekali. Lain kali nggak usah repot-repot. Aku bakal suruh orang bersihkan nanti."Di hadapanku, Nikita melempar bunga yang kubawa. Aku tidak sengaja melirik gelang di pergelangan tangan Nikita. Itu adalah gelang yang sangat familier!Aku mengepalkan tanganku, lalu bertanya, "Kenapa kamu bisa pakai gelang itu?"Gerak-gerik Nikita terlihat sangat angkuh. Dia menyahut
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviews